Hitstat

30 March 2018

Matius - Minggu 26 Jumat


Pembacaan Alkitab: Mat. 18:6, 15
Doa baca: “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.” (Mat. 18:15)


Dalam kehidupan kerajaan, perlu rendah hati (18:1-4). Dalam prinsipnya, seluruh umat kerajaan harus menjadi anak kecil. Rendah hati adalah berlaku seperti anak kecil. Jika kita tidak rendah hati, kita akan tersinggung oleh orang lain atau kita akan menyinggung hati orang lain, yaitu kita akan tersandung oleh orang lain atau menyandung orang lain. Semua ketersandungan disebabkan karena kesombongan. Andaikata kita tidak sombong, kita tidak akan tersandung. Fakta bahwa kita dapat tersandung membuktikan bahwa kita ini sombong. Jika seorang anak kecil tersinggung, sakit hati itu akan terlupakan hanya dalam beberapa menit. Tetapi begitu orang dewasa tersinggung, mereka tersandung oleh karena kesombongan mereka. Di samping itu, penyandungan kita kepada orang lain juga berasal dari kesombongan kita.

Menjadi batu sandungan bagi seseorang merupakan perkara yang serius. Ayat 6 mengatakan, “Tetapi siapa saja yang menyebabkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya kepada-Ku ini berbuat dosa (tersandung), lebih baik baginya jika sebuah batu giling diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.” Jika tangan, kaki, atau mata membuat kita tersandung, kita harus menanggulangi penyebab ketersandungan ini secara serius. Jika tidak, kita tidak akan menjadi orang yang tepat dalam kehidupan kerajaan. Agar kita menjadi orang yang tepat dalam kehidupan kerajaan, kita perlu rendah hati sehingga kita tidak tersandung atau menjadi penyebab orang lain tersandung. Semua batu sandungan harus dibuang.

Ayat 15 mengatakan, “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.” Dalam bagian ini kita juga nampak bagaimana menanggulangi saudara yang berbuat dosa (bersalah). Jika seorang saudara berdosa atau bersalah terhadap kita, pertama-tama kita harus menghadapinya dengan kasih dan menunjukkan kesalahannya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 51

No comments: