Hitstat

27 March 2018

Matius - Minggu 26 Selasa


Pembacaan Alkitab: Mat. 17:24-26
Doa baca: “Jawab Petrus: 'Dari orang asing!' Maka kata Yesus kepadanya: 'Jadi bebaslah rakyatnya.'” (Mat. 17:26)


Ayat 25-26 berkata, “Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan, 'Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea atau pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?' Jawab Petrus, 'Dari orang asing.' Lalu kata Yesus kepadanya, 'Jadi, bebaslah rakyatnya.'” Pemungut pajak datang kepada Petrus, sebab ia orang yang sangat menonjol, seperti “hidung” pada wajah kita. Ketika gereja mengalami ujian, “si hidung” adalah bagian yang terkena luka lebih dulu sebab dialah yang pertama-tama terbentur.

Karena terlalu menonjol, maka Petrus terlibat dalam kesulitan. Setelah berkata kepada pemungut cukai bahwa Tuhan Yesus membayar dua dirham, Petrus masuk ke dalam rumah. Tetapi sebagaimana dikatakan dalam ayat 25, Yesus “mendahuluinya”. Petrus sangat cepat, tetapi Tuhan berdaulat atas segala sesuatu, Dia tidak memberinya kesempatan untuk berbicara. Di atas gunung Petrus diutus oleh suara dari surga, dan di rumah ia dihentikan oleh Tuhan. Petrus telah berbicara dengan sembrono. Karena itu, Tuhan menghentikan dia dan mengoreksinya sebelum dia mulai berbicara kepada-Nya. Tuhan bertanya kepada Petrus, apakah raja-raja di dunia ini memungut pajak dari anak-anak mereka atau dari orang asing.

Anak-anak raja selalu bebas dari membayar bea atau pajak. Dua dirham itu dibayar oleh umat Allah untuk bait-Nya. Karena Kristus adalah Anak Allah, Dia bebas dari membayar pajak itu. Ini berlawanan dengan jawaban Petrus mengenai perkara ini. Petrus telah menerima wahyu tentang diri Kristus sebagai Anak Allah (16:16-17) dan telah melihat visi tentang Anak Allah (17:5). Kini dalam penerapan apa yang telah dilihatnya, dia diuji oleh pertanyaan pemungut pajak. Dari jawabannya dia gagal karena dia melupakan wahyu yang telah diterimanya dan visi yang telah dilihatnya. Dia lupa bahwa Tuhan adalah Anak Allah, tidak perlu membayar pajak bagi rumah Bapa-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 50

No comments: