Pembacaan
Alkitab: Mat. 15:1-6
Doa
baca: “Tetapi jawab Yesus kepada mereka:
‘Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?’”
(Mat. 15:3)
Ayat 3 mengatakan, “Tetapi jawab Yesus kepada mereka, 'Mengapa
kamu pun melanggar perintah Allah demi adatbistiadat nenek moyangmu?'” Kaum
agama Yahudi menuduh murid-murid Tuhan melanggar tradisi mereka, tetapi Tuhan
menyalahkan mereka karena mereka melanggar perintah Allah demi tradisi mereka.
Mereka memperhatikan tradisi, tetapi mereka mengabaikan perintah Allah. Dalam
ayat 4 Tuhan melanjutkan, “Sebab Allah
berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya
atau ibunya pasti dihukum mati.” Di sini, penanggulangan Tuhan terhadap
orang Farisi dan ahli Taurat bukan hanya menyalahkan mereka karena menihilkan
firman Allah demi tradisi mereka, tetapi juga menyiratkan bahwa manusia harus menghormati
orang tuanya.
Dalam
pemerintahan-Nya atas manusia, Allah telah menetapkan bahwa manusia harus
menghormati orang tua. Dia telah menjadikan hal ini sebagai perintah pertama di
antara sepuluh perintah yang membahas hubungan antar manusia (Kel. 20:12).
Namun, sifat manusia yang jatuh selalu mendorong manusia mengabaikan orang tua,
untuk memberontak terhadap pemerintahan Allah. Untuk membawa manusia kembali
kepada pemerintahan Allah, Tuhan sebagai Raja surgawi menekankan bahwa manusia
harus menghormati orang tuanya. Kita, umat kerajaan, harus menghormati orang
tua kita dan tidak memaafkan diri sendiri seperti yang dilakukan oleh kaum
agamawan Yahudi.
Memaafkan diri
sendiri menunjukkan bahwa kita tidak berada di bawah pemerintahan surgawi,
melainkan mengikuti sifat kita yang telah jatuh dan arus pemberontakan dari
angkatan hari ini. Dalam pertentangan antara Tuhan Yesus dengan orang Farisi,
Tuhan tidak memperhatikan tradisi. Sebaliknya, Ia menunjukkan kepada mereka
firman Allah. Dalam prinsipnya, kita juga melakukan hal yang sama hari ini.
Orang masih menihilkan firman Allah dengan tradisi mereka, dan kita
dipersalahkan hari ini karena tidak menaati tradisi.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 45
No comments:
Post a Comment