Pembacaan
Alkitab: Mat. 14:22-24
Doa
baca: “Dan setelah orang banyak itu
disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika
hari sudah malam, Ia sendirian di situ.” (Mat. 14:23)
Ketika kita
mengikuti Tuhan pada jalan menuju kemuliaan, pertama-tama kita mengalami
penolakan, kemudian kita menderita kekurangan akan keperluan kita sehari-hari.
Setelah ini kita mengalami angin sakal di tengah jalan (14:22-23). Angin sakal
dalam pasal 14 menunjukkan bahwa pada jalan kita mengikuti Raja
yang ditolak selalu ada kesulitan. Dari akhir pasal 13 sampai dengan akhir
pasal 16, terdapat banyak perkara negatif. Dikatakan secara insani, ketika kita
mengikuti Raja yang ditolak pada jalan yang menuju kemuliaan, tidak ada sesuatu
yang baik, seolah-olah segala sesuatu itu merupakan kesulitan.
Apakah Anda suka
penolakan? Apakah Anda mengalami kekurangan benda-benda yang Anda perlukan bagi
penghidupan harian Anda? Apakah Anda menghargai angin sakal di laut? Jika pada
jalan kita tidak ada penolakan, tidak ada kekurangan akan keperluan harian atau
angin sakal, itu menunjukkan bahwa kita tidak benar-benar berjalan pada jalan
ini. Jika kita benar-benar berada pada jalan yang menuju kemuliaan, kita akan
mengalami kesulitan dan kesusahan.
Ayat 23 mengatakan,
“Setelah orang banyak itu disuruh-Nya
pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri.” Dengan berdiri
pada kedudukan manusia (4:4), Raja surgawi, Anak terkasih Bapa (3:17), perlu
berdoa seorang diri kepada Bapa-Nya yang ada di surga, agar Dia bisa bersatu
dengan Bapa dan memiliki penyertaan Bapa dalam setiap hal yang dilakukan-Nya di
bumi untuk mendirikan Kerajaan Surga. Hari ini Tuhan Yesus berada di atas gunung
yaitu di surga (Rm. 8:34; Ibr. 7:25). Hari demi hari kita menghadapi angin
sakal. Perahu gereja terus-menerus diombangambingkan oleh angin. Namun, inilah
takdir kita. Fakta bahwa Tuhan berada di surga berdoa bagi kita merupakan suatu
sumber kelegaan dan dorongan bagi kita. Kita tidak memperhatikan betapa
kencangnya angin sakal, sebab kita tahu bahwa Tuhan berada di atas gunung untuk
berdoa bagi kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 44
No comments:
Post a Comment