Hitstat

05 March 2018

Matius - Minggu 23 Senin



Pembacaan Alkitab: Mat. 14:22-24
Doa baca: “Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.” (Mat. 14:23)


Ketika kita mengikuti Tuhan pada jalan menuju kemuliaan, pertama-tama kita mengalami penolakan, kemudian kita menderita kekurangan akan keperluan kita sehari-hari. Setelah ini kita mengalami angin sakal di tengah jalan (14:22-23). Angin sakal dalam pasal 14 menunjukkan bahwa pada jalan kita mengikuti Raja yang ditolak selalu ada kesulitan. Dari akhir pasal 13 sampai dengan akhir pasal 16, terdapat banyak perkara negatif. Dikatakan secara insani, ketika kita mengikuti Raja yang ditolak pada jalan yang menuju kemuliaan, tidak ada sesuatu yang baik, seolah-olah segala sesuatu itu merupakan kesulitan.

Apakah Anda suka penolakan? Apakah Anda mengalami kekurangan benda-benda yang Anda perlukan bagi penghidupan harian Anda? Apakah Anda menghargai angin sakal di laut? Jika pada jalan kita tidak ada penolakan, tidak ada kekurangan akan keperluan harian atau angin sakal, itu menunjukkan bahwa kita tidak benar-benar berjalan pada jalan ini. Jika kita benar-benar berada pada jalan yang menuju kemuliaan, kita akan mengalami kesulitan dan kesusahan.

Ayat 23 mengatakan, “Setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri.” Dengan berdiri pada kedudukan manusia (4:4), Raja surgawi, Anak terkasih Bapa (3:17), perlu berdoa seorang diri kepada Bapa-Nya yang ada di surga, agar Dia bisa bersatu dengan Bapa dan memiliki penyertaan Bapa dalam setiap hal yang dilakukan-Nya di bumi untuk mendirikan Kerajaan Surga. Hari ini Tuhan Yesus berada di atas gunung yaitu di surga (Rm. 8:34; Ibr. 7:25). Hari demi hari kita menghadapi angin sakal. Perahu gereja terus-menerus diombangambingkan oleh angin. Namun, inilah takdir kita. Fakta bahwa Tuhan berada di surga berdoa bagi kita merupakan suatu sumber kelegaan dan dorongan bagi kita. Kita tidak memperhatikan betapa kencangnya angin sakal, sebab kita tahu bahwa Tuhan berada di atas gunung untuk berdoa bagi kita.  


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 44

No comments: