Hitstat

16 March 2018

Matius - Minggu 24 Jumat



Pembacaan Alkitab: Mat. 16:1-12
Doa baca: “Yesus berkata kepada mereka: 'Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki'.” (Mat. 16:6)


Di ayat 6 Tuhan mengemukakan masalah ragi, kata-Nya, Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki. Ragi ini ialah ajaran orang Farisi dan Saduki (ayat 12). Ajaran orang Farisi bersifat munafik (23:13, 15, 23, 25, 27, 29), dan ajaran orang Saduki, yang menyangkal kebangkitan, malaikat, dan roh (Kis. 23:8), seperti aliran modernis hari ini. Jadi, ajaran orang Farisi dan Saduki keduanya jahat dan tidak murni, diumpamakan seperti ragi, yang tidak boleh ada di antara umat Allah (Kel. 13:7).

Tanda mukjizat dan ragi adalah dua butir yang penting dan menentukan dalam bagian ini. Kita tidak boleh percaya akan mukjizat apa pun yang di dalamnya tidak mengandung unsur penyaliban dan kebangkitan Kristus. Ada banyak sekali ragi di dalamnya dan kurang akan unsur penyaliban Kristus dan hayat kebangkitan Kristus.

Setiap mukjizat, setiap tanda, harus berazaskan prinsip penyaliban dan kebangkitan. Tanda Yunus, tanda penyaliban dan kebangkitan Kristus harus mendampingi setiap mukjizat yang sejati. Jika tidak, mukjizat itu hanya merupakan corak peragian. Banyak sekali orang Kristen telah teragi oleh mukjizat. Hari ini apa yang disebut bahasa lidah telah menjadi corak peragian dan begitu banyak dari mereka yang berbahasa lidah telah teragi oleh praktik-praktik itu. Ketika beberapa orang datang bersidang, mereka hanya memperhatikan bahasa lidah, tidak peduli apakah itu sejati dan murni. Asal ada manifestasi lidah, mereka gembira. Itu menunjukkan betapa mereka sudah teragi. Mereka tidak berminat terhadap roti murni, tanda murni dengan unsur penyaliban serta kebangkitan Kristus. Sebaliknya, mereka telah teragi. Sekali lagi saya katakan, waspadalah terhadap segala jenis ragi. Sebaiknya kembali kepada Kristus sebagai Roti surgawi yang memuaskan kita, yang murni dan tanpa ragi yang akan menguduskan dan memurnikan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 47

No comments: