Pembacaan
Alkitab: Mat. 16:1-12
Doa baca: “Yesus berkata kepada mereka: 'Berjaga-jagalah dan
waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki'.” (Mat. 16:6)
Di ayat 6 Tuhan mengemukakan
masalah ragi, kata-Nya, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.” Ragi ini ialah ajaran orang
Farisi dan Saduki (ayat 12). Ajaran orang Farisi bersifat munafik (23:13, 15,
23, 25, 27, 29), dan ajaran orang Saduki, yang menyangkal kebangkitan,
malaikat, dan roh (Kis. 23:8), seperti aliran modernis hari ini. Jadi, ajaran
orang Farisi dan Saduki keduanya jahat dan tidak murni, diumpamakan seperti
ragi, yang tidak boleh ada di antara umat Allah (Kel. 13:7).
Tanda mukjizat dan ragi adalah
dua butir yang penting dan menentukan dalam bagian ini. Kita tidak boleh
percaya akan mukjizat apa pun yang di dalamnya tidak mengandung unsur
penyaliban dan kebangkitan Kristus. Ada banyak sekali ragi di dalamnya dan
kurang akan unsur penyaliban Kristus dan hayat kebangkitan Kristus.
Setiap mukjizat, setiap tanda,
harus berazaskan prinsip penyaliban dan kebangkitan. Tanda Yunus, tanda
penyaliban dan kebangkitan Kristus harus mendampingi setiap mukjizat yang
sejati. Jika tidak, mukjizat itu hanya merupakan corak peragian. Banyak sekali
orang Kristen telah teragi oleh mukjizat. Hari ini apa yang disebut “bahasa lidah” telah menjadi corak peragian
dan begitu banyak dari mereka yang berbahasa lidah telah teragi oleh
praktik-praktik itu. Ketika beberapa orang datang bersidang, mereka hanya
memperhatikan bahasa lidah, tidak peduli apakah itu sejati dan murni. Asal ada
manifestasi lidah, mereka gembira. Itu menunjukkan betapa mereka sudah teragi. Mereka
tidak berminat terhadap roti murni, tanda murni dengan unsur penyaliban serta
kebangkitan Kristus. Sebaliknya, mereka telah teragi. Sekali lagi saya katakan,
waspadalah terhadap segala jenis ragi. Sebaiknya kembali kepada Kristus sebagai
Roti surgawi yang memuaskan kita, yang murni dan tanpa ragi yang akan
menguduskan dan memurnikan kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 47
No comments:
Post a Comment