Pembacaan Alkitab: Mat. 17:1-5
Doa baca: “Tiba-tiba sementara ia berkata-kata turunlah awan yang terang
menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: ‘Inilah
Anak yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.’” (Mat. 17:5)
Ayat 5
mengatakan, “Tiba-tiba sementara ia
berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu
terdengar suara yang berkata, 'Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku
berkenan, dengarkanlah Dia.'” Pernyataan Bapa yang diberikan untuk
menegaskan Anak, diucapkan untuk kali pertama setelah Kristus keluar dari
baptisan, yang melambangkan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Ini adalah
kali kedua Bapa menyatakan hal ini, kali ini untuk menegaskan Anak dalam
transfigurasi-Nya, yang melambangkan kerajaan yang akan datang.
Dalam ekonomi
Allah, setelah Kristus datang, kita harus mendengarkan Dia; kita tidak
seharusnya mendengarkan hukum Taurat atau para nabi, karena hukum Taurat dan
para nabi sudah digenapi di dalam dan oleh Kristus. Ketika murid-murid
mendengar suara dari dalam awan, “tersungkurlah
murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan” (ayat 6). Setelah Tuhan Yesus
datang kepada mereka, Dia menjamah mereka dan berkata, “Berdirilah, jangan takut!” mereka baru mengangkat kepala dan “tidak melihat seorang pun kecuali Yesus
seorang diri” (ayat 8). Petrus mengusulkan untuk menempatkan Musa dan Elia,
yaitu hukum Taurat dan para nabi, bersama Kristus, tetapi Allah menyingkirkan
Musa dan Elia, tidak meninggalkan seorang pun selain Yesus sendiri.
Hukum Taurat dan
para nabi adalah bayangan dan nubuat, bukan realitasnya. Realitasnya adalah
Kristus. Karena Kristus sebagai realitas sekarang ada di sini, bayangan dan
nubuat tidak diperlukan lagi. Tidak ada seorang pun selain Yesus sendiri yang
boleh tinggal dalam Perjanjian Baru. Yesus adalah Musa hari ini. Sebagai Musa,
Dia memberikan hukum hayat ke dalam kaum beriman-Nya. Yesus juga Elia hari ini.
Sebagai Elia, Dia berbicara bagi Allah dan menyampaikan Allah ke dalam kaum
beriman-Nya. Inilah ekonomi Perjanjian Baru Allah.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 49
No comments:
Post a Comment