Hitstat

10 March 2018

Matius - Minggu 23 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Mat. 15:7-14
Doa baca: “Dengar dan perhatikanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.” (Mat. 15:11)


Karena Tuhan memperhatikan realitas batiniah, kita tidak mengkhawatirkan cara lahiriah tentang bersidangnya kita. Sidang itu ramai atau sepi sangat tidak berarti. Kita hanya mempedulikan pengalaman batiniah terhadap Kristus, realitas batiniah. Tangan kita kotor atau tidak, itu suatu hal yang tidak berarti, kondisi bagian batiniah kitalah yang penting. Praktek lahiriah tradisi kelihatannya bagi Allah. Namun sebenarnya, batin mereka tidak bagi Allah. Percayakah Anda bahwa mayoritas orang Kristen yang merayakan Natal adalah bagi Allah? Dalam praktik Natal, hati banyak orang tidak bagi Tuhan. Mereka mempunyai penampilan, tetapi tidak ada realitas.

Mereka mempunyai bibir yang menyatakan kepercayaan mereka, tetapi hati mereka jauh dari Tuhan. Dalam pemulihan Tuhan, kita tidak berbicara tanpa realitas batiniah. Jika kita berbicara tanpa realitas, betapa kasihannya. Tradisi adalah masalah pengucapan dari bibir tanpa realitas dalam hati. Dalam ayat 11 Tuhan mengatakan bahwa “bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.” Dalam Kerajaan Surga, kenajisan bukan dari benda-benda materi, melainkan dari perkara moral. Benda-benda materi tidak berhubungan dengan pemerintahan surgawi, melainkan dengan perkara moral.

Mereka yang mengikuti tradisi adalah orang buta yang menuntun orang buta. Hal ini benar pada hari ini. Banyak penentang adalah orang buta yang menuntun orang buta. Mereka mungkin menyatakan bahwa mereka mengenal Alkitab, tetapi sesungguhnya mereka mutlak buta dan kehilangan penglihatan sama sekali. Sebab itu mereka memimpin orang lain ke dalam kebutaan. Kita memiliki bantuan yang sejati telah diberikan untuk membantu Anda mengalami Kristus secara subjektif dan menikmati Dia. Sekali lagi kita nampak bahwa kita mengikuti jalan yang sama dengan yang ditempuh oleh Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 45

No comments: