Hitstat

15 March 2018

Matius - Minggu 24 Kamis



Pembacaan Alkitab: Mat. 16:1-12
Doa baca: “Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari surga kepada mereka.” (Mat. 16:1)


Tuhan Yesus datang sebagai roti untuk diterima oleh orang-orang dosa sehingga mereka dapat dilahirkan kembali menjadi anak-anak Allah dan diubah menjadi orang yang layak untuk memakan Kristus secara korporat. Sekalipun hal ini ajaib, ada pula bahaya yang berupa ragi agama yang datang dari umat beragama. Di kalangan kekristenan kaum agamawan sangat dihormati. Di balik kedok agama, mereka membawakan beberapa masalah yang merusak dan menghancurkan perkara Allah. Sebab itu, kita harus belajar waspada terhadap ragi pada saat kita menikmati Kristus sebagai roti surgawi kita. Ragi ini selalu datang dari agama, dari orang Farisi dan Saduki. Sesuatu yang agamis mungkin mengandung ragi di dalamnya. Ragi orang Farisi dan Saduki adalah ajaran mereka (16:12). Dalam kekristenan hari ini terdapat ajaran demi ajaran, yang kelihatannya membantu orang. Tidak seorang pun mau memberi tahu Anda bahwa ajaran yang akan ia berikan kepada Anda dapat merusak atau menyesatkan Anda. Sebaliknya, setiap orang yang datang dengan sesuatu ajaran tentu berlagak bahwa ajarannya itu baik dan berguna. Tetapi kita perlu mengetahui bahwa ragi sering kali terselubung di bawah kedok ajaran agama.

Kristus itulah roti surgawi yang diutus oleh Allah dan dari Allah. Namun ragi ialah sesuatu yang diutus Iblis dan dari Iblis. Jadi Allah memberikan roti, sedangkan musuh Allah memberikan ragi. Allah berusaha menaruh Kristus ke dalam umat-Nya, tetapi musuh berupaya memasukkan ragi ketika umat Allah menerima Kristus. Prinsip ini jelas ada dalam kekristenan tertentu hari ini. Oh! Betapa kita harus waspada terhadap setiap macam ragi! Tidaklah mudah menentukan adanya ragi yang tersembunyi dalam roti, yaitu dalam praktik agama hari ini. Karena itu perlu kembali kepada-Nya, sang Roti surgawi kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 47

No comments: