Pembacaan
Alkitab: Mat. 16:21-28
Doa
baca: “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ‘Jika seseorang mau
mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.’”
(Mat. 16:24)
Ayat 24
mengatakan, “Lalu Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya, 'Jika seseorang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal
dirinzya, memikul salibnya dan mengikut Aku.'” Disini Tuhan mengatakan
tentang menyangkal diri. Menyangkal diri (ego) kita adalah melepaskan hayat
jiwa kita, hayat alamiah kita (ayat 26; Luk. 9:25). Dalam ayat 25 Tuhan
melanjutkan: “Karena siapa yang mau
menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi siapa yang
kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.”
Dalam ayat 23-25
ada tiga hal yang saling berhubungan: pikiran, diri (ego), dan hayat jiwa.
Pikiran kita adalah ekspresi dari diri (ego) kita, dan diri kita adalah
perwujudan hayat jiwa kita. Hayat jiwa kita terwujud dan diperhidupkan oleh
diri kita, dan diri kita dinyatakan melalui pikiran kita, pemikiran kita,
konsepsi kita, dan opini kita. Bila kita meletakkan pikiran kita bukan pada
hal-hal Allah, melainkan pada hal-hal manusia, pikiran kita menyerap kesempatan
untuk bertindak dan menyatakan dirinya. Inilah yang terjadi pada Petrus.
Kehilangan hayat jiwa adalah realitas menyangkal diri. Itulah yang disebut
memikul salib.
Untuk menempuh
jalan salib guna memasuki kemuliaan, menuntut kesediaan kita untuk tidak
menggunakan pikiran kita secara alamiah. Kita harus menyangkal diri, memikul
salib, dan mengikut Kristus. Saya tidak percaya bahwa seseorang yang
menggunakan pikirannya secara alamiah mampu menjadi pengikut Kristus yang baik.
Ketika kita terlalu banyak menggunakan pikiran kita, kita tidak dapat mengikuti
Kristus. Kristus tidak berada dalam pikiran kita, melainkan dalam roh kita.
Dalam ayat 24 ada satu prinsip utama: pertama-tama Kristus memikul salib,
kemudian Dia disalibkan. Hari ini kita, kaum beriman-Nya, disalibkan lebih dulu
dengan Dia dan kemudian memikul salib. Bagi kita, memikul salib adalah tetap
tinggal di bawah kematian pembunuhan Kristus untuk mengakhiri diri kita, hayat
alamiah kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 48
No comments:
Post a Comment