Hitstat

20 March 2018

Matius - Minggu 25 Selasa


Pembacaan Alkitab: Mat. 16:21-28
Doa baca: “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ‘Jika seseorang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.’” (Mat. 16:24)


Ayat 24 mengatakan, “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, 'Jika seseorang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinzya, memikul salibnya dan mengikut Aku.'” Disini Tuhan mengatakan tentang menyangkal diri. Menyangkal diri (ego) kita adalah melepaskan hayat jiwa kita, hayat alamiah kita (ayat 26; Luk. 9:25). Dalam ayat 25 Tuhan melanjutkan: “Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi siapa yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.”

Dalam ayat 23-25 ada tiga hal yang saling berhubungan: pikiran, diri (ego), dan hayat jiwa. Pikiran kita adalah ekspresi dari diri (ego) kita, dan diri kita adalah perwujudan hayat jiwa kita. Hayat jiwa kita terwujud dan diperhidupkan oleh diri kita, dan diri kita dinyatakan melalui pikiran kita, pemikiran kita, konsepsi kita, dan opini kita. Bila kita meletakkan pikiran kita bukan pada hal-hal Allah, melainkan pada hal-hal manusia, pikiran kita menyerap kesempatan untuk bertindak dan menyatakan dirinya. Inilah yang terjadi pada Petrus. Kehilangan hayat jiwa adalah realitas menyangkal diri. Itulah yang disebut memikul salib.

Untuk menempuh jalan salib guna memasuki kemuliaan, menuntut kesediaan kita untuk tidak menggunakan pikiran kita secara alamiah. Kita harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Kristus. Saya tidak percaya bahwa seseorang yang menggunakan pikirannya secara alamiah mampu menjadi pengikut Kristus yang baik. Ketika kita terlalu banyak menggunakan pikiran kita, kita tidak dapat mengikuti Kristus. Kristus tidak berada dalam pikiran kita, melainkan dalam roh kita. Dalam ayat 24 ada satu prinsip utama: pertama-tama Kristus memikul salib, kemudian Dia disalibkan. Hari ini kita, kaum beriman-Nya, disalibkan lebih dulu dengan Dia dan kemudian memikul salib. Bagi kita, memikul salib adalah tetap tinggal di bawah kematian pembunuhan Kristus untuk mengakhiri diri kita, hayat alamiah kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 48

No comments: