Hitstat

09 March 2018

Matius - Minggu 23 Jumat



Pembacaan Alkitab: Yoh. 7:29; 15:26
Doa baca: “Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.” (Yoh. 7:29)


Banyak mengatakan bahwa Kristus tidak berada di dalam kita tidak bisa mempunyai pengalaman subjektif akan Kristus. Bagaimana mereka dapat mengalaminya secara subjektif jika mereka tidak percaya bahwa Kristus hari ini adalah Roh Pemberi-hayat yang tinggal di dalam roh kita? Karena mereka kurang pengalaman subjektif tentang Kristus, maka mereka menuduh kita bidah. Lagi pula, mereka menyangkal fakta yang diwahyukan dalam 2 Petrus 1:4 mengenai berbagian dalam (kodrat) ilahi.

Mereka yang menentang kita tidak mengerti sedikit pun tentang pengalaman subjektif akan Kristus. Mereka hanya memperhatikan pengetahuan objektif dan doktrin Alkitab mengenai Kristus dan gereja. Mereka mengajarkan bahwa kosa kata “sifat ilahi” dalam ayat ini bukan berarti sifat ilahi, melainkan kebajikan ilahi. Mereka menyatakan pula bahwa memiliki sifat ilahi berarti menjadi Allah sendiri. Lagi pula, mereka menuduh kita mengajarkan evolusi ke dalam Allah. Memang benar kita menyatakan bahwa kita memiliki sifat ilahi, sebab kita dilahirkan dari Allah kita. Betapa mustahilnya bila kita mengatakan bahwa seorang putra tidak mempunyai sifat ayahnya! Karena kita dilahirkan oleh Bapa ilahi, pasti kita mempunyai hayat-Nya beserta sifat-Nya. Tetapi ini tidak berarti bahwa kita menjadi atau akan menjadi Allah sendiri. Menurut firman yang murni, kita pun mengatakan bahwa gereja adalah manifestasi Allah dalam daging (1 Tim. 3:15-16).

Masalah antara orang Farisi dan Tuhan Yesus serta para pengikut-Nya menerangkan bahwa orang Farisi hanya memperhatikan tradisi lahiriah. Mereka tidak mempedulikan apa pun tentang hal batiniah. Sebab itu, Tuhan Yesus menunjukkan kepada mereka masalah batiniah hati. Seolah-olah Tuhan berkata, “Janganlah memperhatikan praktik lahiriah tentang pembasuhan tangan ini. Kenajisan yang perlu dibersihkan adalah yang ada di dalammu. Dalam pemulihan Tuhan hari ini kita tidak seharusnya mempedulikan perkara-perkara lahiriah, sebaliknya kita memperhatikan realitas batiniah.  


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 45

No comments: