Pembacaan
Alkitab: Yoh. 7:29; 15:26
Doa
baca: “Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari
Dia dan Dialah yang mengutus Aku.” (Yoh. 7:29)
Banyak mengatakan bahwa Kristus tidak berada di dalam kita tidak bisa mempunyai
pengalaman subjektif akan Kristus. Bagaimana mereka dapat mengalaminya secara
subjektif jika mereka tidak percaya bahwa Kristus hari ini adalah Roh
Pemberi-hayat yang tinggal di dalam roh kita? Karena mereka kurang pengalaman
subjektif tentang Kristus, maka mereka menuduh kita bidah. Lagi pula, mereka
menyangkal fakta yang diwahyukan dalam 2 Petrus 1:4 mengenai berbagian dalam
(kodrat) ilahi.
Mereka yang menentang kita tidak mengerti sedikit pun tentang pengalaman
subjektif akan Kristus. Mereka hanya memperhatikan pengetahuan objektif dan
doktrin Alkitab mengenai Kristus dan gereja. Mereka mengajarkan bahwa kosa kata
“sifat ilahi” dalam ayat ini bukan berarti sifat ilahi, melainkan kebajikan
ilahi. Mereka menyatakan pula bahwa memiliki sifat ilahi berarti menjadi Allah
sendiri. Lagi pula, mereka menuduh kita mengajarkan evolusi ke dalam Allah.
Memang benar kita menyatakan bahwa kita memiliki sifat ilahi, sebab kita
dilahirkan dari Allah kita. Betapa mustahilnya bila kita mengatakan bahwa
seorang putra tidak mempunyai sifat ayahnya! Karena kita dilahirkan oleh Bapa
ilahi, pasti kita mempunyai hayat-Nya beserta sifat-Nya. Tetapi ini tidak
berarti bahwa kita menjadi atau akan menjadi Allah sendiri. Menurut firman yang
murni, kita pun mengatakan bahwa gereja adalah manifestasi Allah dalam daging
(1 Tim. 3:15-16).
Masalah antara orang Farisi dan Tuhan Yesus serta para pengikut-Nya
menerangkan bahwa orang Farisi hanya memperhatikan tradisi lahiriah. Mereka
tidak mempedulikan apa pun tentang hal batiniah. Sebab itu, Tuhan Yesus
menunjukkan kepada mereka masalah batiniah hati. Seolah-olah Tuhan berkata,
“Janganlah memperhatikan praktik lahiriah tentang pembasuhan tangan ini.
Kenajisan yang perlu dibersihkan adalah yang ada di dalammu.” Dalam pemulihan Tuhan
hari ini kita tidak seharusnya mempedulikan perkara-perkara lahiriah,
sebaliknya kita memperhatikan realitas batiniah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 45
No comments:
Post a Comment