Hitstat

09 April 2011

1 Korintus - Minggu 4 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 6:17; 10:16

Karena kita memiliki roh yang dilahirkan kembali, kita dapat mengalami Kristus sebagai bagian kita dan dapat pula mengalami persekutuan Kristus ini. Kalau roh kita belum dilahirkan kembali oleh Roh itu dan belum dihuni oleh Roh itu, Kristus tidak dapat menjadi bagian kita, dan kita pun tidak mungkin berada dalam persekutuan Kristus. Sebagaimana instalasi listrik harus memiliki aliran listrik baru bisa berfungsi, demikian pula kita harus berada dalam roh jika kita ingin mengalami Kristus sebagai bagian kita dan menikmati persekutuan-Nya. Bila arus listrik itu mengalir ke dalam instalasi listrik, barulah kita dapat menikmati terang, panas, atau udara sejuk. Demikian pula, dengan menjadi satu roh dengan Tuhan, barulah kita dapat mengalami Dia sebagai Sang almuhit. Karena alasan inilah Paulus berkata bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan mengasihi Dia sudah mengikatkan dirinya pada Dia. Di dalam roh kita benar-benar telah menjadi satu dengan Dia. Kita mempunyai roh yang dilahirkan kembali, dan Kristus sekarang adalah Roh pemberi-hayat yang berhuni di dalam roh kita. Hasilnya, kita menjadi satu roh dengan Dia. Alangkah menakjubkan hal ini! Kita semua harus menyadari bahwa kita telah menjadi satu roh dengan Tuhan. Jika kita nampak hal ini kita akan berkata, "Puji Tuhan, sekarang aku menjadi satu roh dengan Tuhan! Allah telah menciptakan aku dengan satu roh manusia, dan rohku telah dilahirkan kembali oleh Dia. Hari ini Kristus yang almuhit adalah Roh pemberi-hayat yang berhuni di dalam rohku. Ia menjadi satu dengan rohku, dan aku menjadi satu dengan Dia."

Kristus adalah Tuhan mereka dan Tuhan kita, dan kita telah dipanggil ke dalam persekutuan Kristus ini. Persekutuan ini hanya dapat berlangsung di dalam roh. Puji Tuhan, karena siapa yang mengikatkan dirinya dengan Dia menjadi satu roh dengan Dia! Sebab itu, kita mempunyai satu sumber, satu mata air, dan satu waduk yang tidak kunjung asat. Sumber itu adalah Kristus, Allah Tritunggal yang telah diproses, Roh pemberi-hayat yang almuhit.

Dalam 10:16 Paulus tiba pada butir penting yang lain: "Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?" Kalau 1 Korintus 1:9 membicarakan persekutuan Putra, maka dalam 10:16 Paulus mengatakan tentang persekutuan tubuh dan darah Kristus. Persekutuan dalam 10:16 lebih riil daripada persekutuan dalam 1:9, sebab dalam 10:16 darah Kristus telah terpisah dari tubuh-Nya, menunjukkan bahwa Dia dapat kita makan. Namun, dalam 1:9 Kristus sebagai Putra Allah belum siap untuk kita miliki melalui memakan-Nya.

Alasan adanya problem dalam hal-hal tertentu ialah karena kita kurang menikmati Kristus. Kalau kita mempunyai problem dalam kehidupan gereja atau dalam kehidupan keluarga, itu dikarenakan kita kurang menikmati Kristus secara memadai. Yang kita butuhkan bukanlah Kristus yang doktrinal di dalam pikiran kita, melainkan Kristus yang ada di dalam roh kita, yang dapat kita nikmati dan alami secara riil. Jika kita nampak Kristus yang almuhit, yang berhuni di dalam roh kita sebagai Roh pemberi-hayat adalah bagian unik kita untuk kenikmatan kita, dan jika kita dari hari ke hari melatih roh kita untuk menyeru nama-Nya, kehidupan pernikahan dan kehidupan gereja kita akan penuh dengan Kristus. Hasilnya, kita tidak akan diganggu oleh apa pun dalam kehidupan pernikahan dan kehidupan gereja kita. Kita akan memperhatikan Kristus semata, dan kita tidak mempunyai citarasa dan selera lagi untuk perkara lain selain Kristus. Kita akan mendambakan Kristus dan Kristus semata, dan kita akan berpesta makan Dia dalam perjamuan Tuhan. Inilah wahyu yang terdapat dalam Surat 1 Korintus.

Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 12

No comments: