Hitstat

25 April 2011

1 Korintus - Minggu 7 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 2:7, 10


Kehendak Allah adalah membuat manusia menjadi ekspresi-Nya. Untuk menggenapkan hal ini, Allah damba masuk ke dalam manusia menjadi hayatnya, supaya manusia dapat memperhidupkan Dia. Untuk itu, Allah menjadi seorang manusia melalui inkarnasi. Pada akhirnya, Kristus, Allah yang berinkarnasi, mati di atas salib. Melalui penyaliban-Nya, Ia mengakhiri seluruh ciptaan lama. Karena itu, penyaliban Kristus tidak saja mencakup kematian Tuhan Yesus, tetapi juga mencakup pengakhiran segala sesuatu dari ciptaan lama. Dengan kematian almuhit ini, maka hayat ilahi, yang sebenarnya adalah Allah itu sendiri, telah dibebaskan dan disalurkan kepada umat Allah yang ditakdirkan, ditebus, dan dipanggil. Melalui percaya kepada Kristus yang disalibkan dan dibangkitkan ini, mereka menerima hayat ilahi dan Roh ilahi. Harapan Allah ialah supaya mereka sekarang dapat hidup oleh hayat ini dan bertindak oleh Roh ini. Inilah artinya memperhidupkan Kristus untuk ekspresi Allah. Tambahan pula, kehidupan semacam ini tidak seharusnya bersifat individualistis, sebaliknya, haruslah bersifat korporat. Jadi, Allah damba umat-Nya terbangun bersama menjadi tempat kediaman-Nya, Tubuh Kristus. Inilah kehendak Allah.

Kaum beriman di Korintus yang sebagian besar adalah orang Yunani telah menerima karunia-karunia awal, yakni hayat ilahi dan Roh ilahi. Tetapi setelah menerima karunia-karunia ini, mereka tidak hidup olehnya. Mereka tidak hidup oleh hayat ilahi atau bertindak oleh Roh ilahi. Akibatnya, mereka tidak memperhidupkan Kristus sebagai hayat mereka, isi mereka, dan segala sesuatu mereka. Sebaliknya, mereka malah tetap berada dalam kebudayaan Yunani mereka dan membesar-besarkan hikmat dan filsafat mereka. Itulah situasi mereka ketika Paulus menulis Surat ini kepada mereka.

Situasi di kalangan orang Kristen hari ini mirip dengan situasi gereja di Korintus. Karena itu, semua orang Kristen, termasuk kita, memerlukan Surat Kiriman ini. Kita perlu ditolong oleh kitab ini untuk membuang segala hal yang bukan Kristus. Tidak peduli apa kebudayaan atau kebangsaan Anda, Anda perlu membuang semuanya itu. Kita semua harus meninggalkan kebudayaan, filsafat, etika, dan tradisi kita dan berpusat pada Kristus sebagai bagian kita yang unik.

Konsepsi yang mendasar dalam 1 Korintus 1 dan 2 ialah, kita harus membuang setiap hal selain Kristus. Ketika Paulus datang ke Korintus dan memberitakan Kristus, ia memutuskan untuk tidak tahu apa-apa selain Yesus Kristus dan Dia yang disalibkan. Ini dengan jelas menunjukkan bahwa ia meninggalkan segala hal selain Kristus. Ketika kita membaca 1 Korintus, kita perlu mempunyai kesan yang dalam terhadap konsepsi yang mendasar ini. Kita perlu nampak bahwa kita harus membuang setiap hal selain Kristus dan dengan sungguh-sungguh menerima Kristus sebagai segala sesuatu kita. Kristus benar-benar almuhit; Ia adalah segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi di dalam diri Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 17

No comments: