Hitstat

22 April 2011

1 Korintus - Minggu 6 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 1:30; 2:6-10


Dalam ayat 7 Paulus berkata bahwa hikmat ini telah tersembunyi dan ditakdirkan sebelum dunia dijadikan bagi kemuliaan kita. Takdir atau nasib adalah bagian terakhir dari seseorang. Sebagai orang-orang Kristen, kita mempunyai satu nasib, dan nasib ini adalah bagian terakhir dari kenikmatan kita. Hikmat Allah yang rahasia tidak saja dulu tersembunyi, tetapi juga telah ditakdirkan oleh Allah untuk menjadi nasib kita bagi kemuliaan kita. Kemuliaan adalah nasib kita, tujuan kita. Dalam kekekalan, kita semua akan ada di dalam kemuliaan.

Menurut pengertian Paulus dalam pasal 1-2, hikmat sejati adalah hikmat rahasia yang tersembunyi di dalam Allah. Seperti telah kita tunjukkan, hikmat ini adalah Kristus itu sendiri. Allah telah menjadikan hikmat yang rahasia dan tersembunyi ini menjadi nasib kita. Ini berarti Allah telah menentukan bahwa Kristus yang rahasia dan tersembunyi ini menjadi nasib kita. Tahukah Anda, apakah nasib Anda sebagai seorang Kristen? Nasib Anda adalah Kristus yang rahasia dan tersembunyi, yaitu Dia yang adalah hikmat Allah, inti ekonomi Allah, dan bagian kita. Pernahkah Anda mendengar bahwa Kristus adalah nasib Anda? Kita semua tahu bahwa Kristus adalah Penebus, Penyelamat, Tuhan, Tuan, dan bahkan hayat kita. Tetapi boleh jadi Anda tidak pernah menyadari bahwa Kristus adalah nasib Anda. Namun fakta yang menakjubkan ini diwahyukan dalam 2:7. Di sini Paulus berkata ada satu hikmat, satu hikmat yang rahasia dan tersembunyi di dalam Allah, yakni Kristus itu sendiri. Lagi pula, Allah telah menentukan hikmat ini bagi kemuliaan kita. Ini benar-benar menunjukkan bahwa Allah telah membuat Kristus menjadi nasib kita. Terpujilah Dia bahwa Dia tidak hanya Penyelamat, Tuhan, dan hayat kita, Ia pun nasib kita! Nasib ini akhirnya akan membawa kita ke dalam kemuliaan.

Walaupun mengatakan kemuliaan adalah Kristus, itu benar, tetapi kita perlu ingat bahwa kemuliaan adalah Allah yang terekspresikan. Mengatakan kemuliaan adalah Kristus sebenarnya berarti Kristus adalah Allah yang terekspresi. Kristus, ekspresi Allah, adalah nasib kita. Alangkah indahnya nasib kita! Nasib ini akan membawa kita ke dalam kemuliaan, kemuliaan yang adalah ekspresi Allah. Jika kita nampak hal ini, kita akan bersujud di hadapan Tuhan, menyembah Dia, dan mempersembahkan syukur dan puji-pujian kita kepada-Nya.

Jika kita mau memahami dan berbagian dalam hal-hal yang dalam, rahasia, dan tersembunyi yang Allah tentukan dan sediakan bagi kita, kita bukan hanya perlu percaya kepada-Nya, tetapi juga mengasihi-Nya (ay. 9). Takwa kepada Allah, menyembah Allah, percaya Allah (yaitu menerima Allah), masih kurang; mengasihi Dia adalah hal yang tidak boleh kurang. Mengasihi Allah berarti mutlak menaruh antero diri kita -- roh, jiwa, dan tubuh -- beserta hati, akal budi, kekuatan (Mrk. 12:30) ke atas diri-Nya. Ini berarti membiarkan seluruh diri kita diduduki oleh Dia, kita hilang di dalam diri-Nya, sehingga Dia menjadi segala kita dan kita bersatu dengan Dia secara riil di dalam kehidupan sehari-hari. Demikian, kita akan memiliki persekutuan yang terakrab dan terintim dengan Allah, bisa masuk ke dalam hati-Nya, memahami segala rahasia yang terkandung dalam hati-Nya (Mzm. 73:25; 25:14). Demikianlah kita bukan hanya memahami, bahkan mengalami, menikmati, dan mutlak berbagian dalam perkara-perkara Allah yang dalam, rahasia, dan tersembunyi.

Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 16

No comments: