Hitstat

17 August 2013

Efesus - Minggu 47 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Why. 19:8


Kristus sekarang sedang mempersiapkan kita untuk menjadi mempelai perempuan. Suatu hari Dia akan mempersembahkan mempelai perempuan ini bagi diri-Nya sendiri. Sudah tentu pada waktu dipersembahkan kepada Kristus, mempelai perempuan ini tidak lagi bercacat dan kerut. Pada diri mempelai perempuan-Nya, Kristus tidak nampak lainnya kecuali keelokan. Keelokan ini adalah pemantulan dari apa adanya Kristus. Tahukah Anda, dari manakah keelokan mempelai perempuan ini? Keelokan ini berasal dari Kristus yang tergarap ke dalam gereja dan yang kemudian terekspresi melalui gereja. Keelokan kita bukan perilaku kita. Keelokan kita adalah pemantulan Kristus semata, yakni terpantulnya Kristus dari dalam batin kita. Apa yang diapresiasi Kristus atas diri kita ialah ekspresi diri-Nya sendiri di dalam kita. Selain ini tidak ada hal lain yang dapat memenuhi standar-Nya dan menimbulkan apresiasi-Nya.

Berbicara mengenai istri, mempelai perempuan Kristus, Wahyu 19:8 mengatakan, “Kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan putih bersih” Karena mempelai perempuan mengenakan pakaian yang demikian, maka dapat diumumkan bahwa ia “telah siap sedia” (ayat 7). Ini menunjukkan bahwa pada Wahyu 19, mempelai perempuan telah dipersiapkan. Putihnya pakaian mempelai perempuan tidak saja berarti tanpa kotoran, juga tanpa campuran. Lenan halus yang adalah kebenaran orang-orang kudus tidak ditujukan kepada kebenaran (Kristus) yang kita terima untuk keselamatan kita (Flp. 3:9; 1 Kor. 1:30). Kebenaran yang kita terima untuk keselamatan kita bersifat obyektif dan memungkinkan kita memenuhi tuntutan Allah yang adil. Namun, kebenaran mempelai perempuan di sini bersifat subyektif, yaitu Kristus sebagai kebenaran tergarap ke dalam diri kita. Semakin kebenaran subyektif ini tergarap ke dalam gereja, gereja akan semakin dipersiapkan untuk menjadi mempelai perempuan. Orang-orang yang menyusun mempelai perempuan telah ditebus dan dilahirkan kembali. Tetapi mereka perlu memiliki kebenaran subyektif yang teranyam ke dalam diri mereka agar mereka memiliki lenan halus yang berkilau-kilauan, yang putih dan bersih. Sebenarnya, baju lenan ini adalah keelokan mempelai perempuan.

Tidak perlu disangsikan bahwa Wahyu 19 akan tergenap dengan seluruhnya. Selanjutnya, kita percaya bahwa proses penggenapan ini sedang berlangsung pada hari ini. Karena Yerusalem sudah dikembalikan kepada bangsa Israel, kembalinya Tuhan Yesus seharusnya sudah tidak lama lagi. Tetapi mempelai perempuan tidak dapat dipersiapkan dengan terburu-buru. Persiapan ini merupakan usaha yang berangsur-angsur, yang terjadi dalam sejangka waktu. Tuhan tentu harus melakukan suatu pekerjaan di bumi untuk mempersiapkan mempelai perempuan-Nya. Di manakah pekerjaan-Nya ini dilaksanakan? Pada siapakah pekerjaan-Nya ini akan terjadi? Ada sementara orang mungkin berkata bahwa persiapan mempelai perempuan ini terjadi di antara orang-orang rohani di kalangan Katolik, dalam pelbagai denominasi, atau dalam kelompok-kelompok bebas. Menurut pandangan yang demikian, Kristus akan mengumpulkan semua orang rohani itu dan membentuk mereka menjadi mempelai perempuan-Nya ketika Dia kembali. Namun, itu bukan cara Tuhan; Tuhan tidak datang untuk memilih mereka yang akan menyusun mempelai perempuan, melainkan Dia akan datang untuk mempersembahkan kepada diri-Nya sendiri mempelai perempuan yang sudah dipersiapkan. Saya percaya bahwa persiapan ini mencakup usaha pembangunan yang korporat. Orang-orang yang menyusun mempelai perempuan harus tidak saja matang hayatnya, mereka juga harus terbangun bersama sebagai satu mempelai perempuan. Karena itu, saya percaya dengan teguh bahwa Tuhan sedang mempersiapkan mempelai perempuan-Nya di tengah-tengah orang yang berada dalam pemulihan-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 95

No comments: