Pembacaan Alkitab:
Why. 19:8
Kristus sekarang sedang
mempersiapkan kita untuk menjadi mempelai perempuan. Suatu hari Dia akan
mempersembahkan mempelai perempuan ini bagi diri-Nya sendiri. Sudah tentu pada
waktu dipersembahkan kepada Kristus, mempelai perempuan ini tidak lagi bercacat
dan kerut. Pada diri mempelai perempuan-Nya, Kristus tidak nampak lainnya
kecuali keelokan. Keelokan ini adalah pemantulan dari apa adanya Kristus.
Tahukah Anda, dari manakah keelokan mempelai perempuan ini? Keelokan ini
berasal dari Kristus yang tergarap ke dalam gereja dan yang kemudian
terekspresi melalui gereja. Keelokan kita bukan perilaku kita. Keelokan kita
adalah pemantulan Kristus semata, yakni terpantulnya Kristus dari dalam batin
kita. Apa yang diapresiasi Kristus atas diri kita ialah ekspresi diri-Nya
sendiri di dalam kita. Selain ini tidak ada hal lain yang dapat memenuhi
standar-Nya dan menimbulkan apresiasi-Nya.
Berbicara mengenai istri, mempelai
perempuan Kristus, Wahyu 19:8 mengatakan, “Kepadanya dikaruniakan supaya memakai
kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan putih bersih” Karena mempelai
perempuan mengenakan pakaian yang demikian, maka dapat diumumkan bahwa ia
“telah siap sedia” (ayat 7). Ini menunjukkan bahwa pada Wahyu 19, mempelai
perempuan telah dipersiapkan. Putihnya pakaian mempelai perempuan tidak saja
berarti tanpa kotoran, juga tanpa campuran. Lenan halus yang adalah kebenaran
orang-orang kudus tidak ditujukan kepada kebenaran (Kristus) yang kita terima
untuk keselamatan kita (Flp. 3:9; 1 Kor. 1:30). Kebenaran yang kita terima
untuk keselamatan kita bersifat obyektif dan memungkinkan kita memenuhi
tuntutan Allah yang adil. Namun, kebenaran mempelai perempuan di sini bersifat
subyektif, yaitu Kristus sebagai kebenaran tergarap ke dalam diri kita. Semakin
kebenaran subyektif ini tergarap ke dalam gereja, gereja akan semakin
dipersiapkan untuk menjadi mempelai perempuan. Orang-orang yang menyusun
mempelai perempuan telah ditebus dan dilahirkan kembali. Tetapi mereka perlu
memiliki kebenaran subyektif yang teranyam ke dalam diri mereka agar mereka
memiliki lenan halus yang berkilau-kilauan, yang putih dan bersih. Sebenarnya,
baju lenan ini adalah keelokan mempelai perempuan.
Tidak perlu disangsikan bahwa
Wahyu 19 akan tergenap dengan seluruhnya. Selanjutnya, kita percaya bahwa
proses penggenapan ini sedang berlangsung pada hari ini. Karena Yerusalem sudah
dikembalikan kepada bangsa Israel, kembalinya Tuhan Yesus seharusnya sudah
tidak lama lagi. Tetapi mempelai perempuan tidak dapat dipersiapkan dengan
terburu-buru. Persiapan ini merupakan usaha yang berangsur-angsur, yang terjadi
dalam sejangka waktu. Tuhan tentu harus melakukan suatu pekerjaan di bumi untuk
mempersiapkan mempelai perempuan-Nya. Di manakah pekerjaan-Nya ini
dilaksanakan? Pada siapakah pekerjaan-Nya ini akan terjadi? Ada sementara orang
mungkin berkata bahwa persiapan mempelai perempuan ini terjadi di antara
orang-orang rohani di kalangan Katolik, dalam pelbagai denominasi, atau dalam
kelompok-kelompok bebas. Menurut pandangan yang demikian, Kristus akan
mengumpulkan semua orang rohani itu dan membentuk mereka menjadi mempelai
perempuan-Nya ketika Dia kembali. Namun, itu bukan cara Tuhan; Tuhan tidak
datang untuk memilih mereka yang akan menyusun mempelai perempuan, melainkan
Dia akan datang untuk mempersembahkan kepada diri-Nya sendiri mempelai
perempuan yang sudah dipersiapkan. Saya percaya bahwa persiapan ini mencakup
usaha pembangunan yang korporat. Orang-orang yang menyusun mempelai perempuan
harus tidak saja matang hayatnya, mereka juga harus terbangun bersama sebagai
satu mempelai perempuan. Karena itu, saya percaya dengan teguh bahwa Tuhan
sedang mempersiapkan mempelai perempuan-Nya di tengah-tengah orang yang berada
dalam pemulihan-Nya.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 95
No comments:
Post a Comment