Hitstat

13 August 2013

Efesus - Minggu 47 Selasa



Pembacaan Alkitab: Ef. 5:18; 6:18


Saya harap kita semua memiliki kesan yang dalam atas ayat-ayat mengenai roh manusia dalam Kitab Efesus ini. Dalam pasal 1 kita nampak roh hikmat dan wahyu; dalam pasal 2 kita nampak roh sebagai tempat kediaman Allah; dalam pasal 3 kita nampak roh sebagai alat penerima wahyu dan organ yang perlu diperkuat; dalam pasal 4 kita nampak roh yang diperbarui meluas ke dalam pikiran kita untuk memperbarui seluruh bagian batin kita; dalam pasal 5 kita nampak roh dipenuhi dengan Kristus ke dalam segala kepenuhan Allah, dan dalam pasal 6 kita nampak roh perbauran sebagai organ yang di dalamnya kita berdoa untuk berperang bagi Tuhan. Ketika kita melihat semua acuan tentang roh dalam kitab yang singkat ini, kita tahu bahwa hidup gereja sepenuhnya merupakan masalah dalam roh. Untuk mempraktekkan hidup gereja, kita perlu beralih ke roh kita dan tinggal di situ. Kehidupan sehari-hari dari manusia baru yang korporat mutlak berada dalam roh pikiran.

Dalam Efesus 4:17-19 Paulus berkata bahwa orang-orang yang hidup dalam pikiran yang sia-sia, gelap dalam pengertian dan jauh (terpisah) dari hayat Allah karena kebodohan yang ada dalam mereka. Dia menunjukkan bahwa hati mereka keras, sehingga perasaan mereka tumpul, dan mereka menyerahkan diri mereka kepada hawa nafsu. Karena itu, berada dalam pikiran yang sia-sia berarti berada dalam kegelapan yang pekat. Sebaliknya, kaum beriman yang dulu sebagai kegelapan, “sekarang adalah terang di dalam Tuhan” (Ef. 5:8). Karena itu, kita wajib “hidup sebagai anak-anak terang”. Dalam Efesus 5:14 Paulus berkata, “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.” Kapan saja kita berada dalam roh, kita berada dalam terang, di bawah penyinaran Tuhan. Hasilnya, kita akan memiliki langit yang cerah. Semakin cerah roh kita, semakin cerah pula langit kita.

Jika kita melatih pikiran tetapi tidak melatih roh, langit dalam batin kita akan mendung. Demikian pula jika kita kuat dalam emosi atau tekad kita, tetapi tidak kuat dalam roh kita. Namun, jika kita menyangkal pikiran, emosi, dan tekad alamiah kita, dan mengambil pendirian yang tegas bersama Tuhan dalam roh kita, langit kita akan segera dan spontan menjadi cerah. Bila kita ragu-ragu dalam mengikuti Tuhan, langit kita akan berawan. Tetapi bila kita tegas dan mutlak dalam mengikuti Tuhan, langit kita akan cerah.

Jika kita hidup menurut pikiran yang sia-sia, kita akan berada dalam kegelapan dan jauh dari hayat Allah. Tetapi jika kita beralih ke roh pikiran, Kristus akan bercahaya di atas kita, dan kita akan memiliki langit yang cerah. Alasan adanya orang-orang tertentu yang telah bersama kita beberapa tahun tidak mengalami banyak kemajuan, adalah karena mereka hidup dalam pikiran yang sia-sia. Mereka jarang beralih ke roh pikiran. Jika saudara-saudara yang demikian beralih dari pikiran yang sia-sia ke roh pikiran, mereka akan mengalami perubahan yang besar. Mendengarkan berita-berita saja tidak banyak membantu, kecuali kita berada dalam roh pikiran dan bukan berada dalam pikiran yang sia-sia. Kita tidak dapat menerima bantuan rohani melalui berita-berita jika kita lebih banyak melatih pikiran daripada melatih roh. Kita perlu melompat keluar dari kesia-siaan pikiran untuk hidup menurut roh pikiran.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 94

No comments: