Hitstat

20 August 2013

Efesus - Minggu 48 Selasa



Pembacaan Alkitab: Ef. 1:11


Kita telah menjadi warisan Allah. Pada waktu kita beroleh selamat, Allah menaruh Roh Kudus-Nya ke dalam kita sebagai meterai untuk menandai kita, menyatakan bahwa kita adalah milik Allah. Roh Kudus ini merupakan jaminan, cicipan, garansi, persekot atau uang panjer. Karena kita adalah warisan Allah, maka Roh Kudus adalah meterai di atas diri kita. Karena Allah adalah warisan kita, maka Roh Kudus adalah jaminan warisan ini bagi kita. Allah memberikan Roh Kudus-Nya kepada kita, bukan hanya sebagai garansi warisan kita, menjamin warisan kita, tetapi juga sebagai pencicipan terhadap apa yang akan kita warisi dari Allah, sebelumnya memberi kita suatu cita rasa akan warisan yang sepenuhnya.

Kita telah nampak bahwa di dalam Kristus, Allah sedang dalam proses mempersatukan segala sesuatu di bawah satu kepala, baik yang ada di surga maupun yang ada di bumi. Namun, tanpa gereja sebagai Tubuh untuk dipadukan dengan Kristus sebagai Kepala, tidak mungkin Allah mempersatukan segala sesuatu di bawah satu kepala dalam Kristus. Hal ini dirampungkan oleh Kepala, tetapi tidak dapat dirampungkan tanpa satu Tubuh bagi Kepala. Tubuh ini adalah warisan Allah, pusaka Allah. Karena kita telah hilang, kita harus ditebus, dibeli kembali oleh Allah. Melalui penebusan kita telah menjadi milik yang dibeli Allah. Sebagai orang-orang tebusan Allah, kita, gereja adalah pusaka Allah, yang telah dibeli-Nya dengan darah Kristus yang adi (Kis. 20:28). Dalam ekonomi Allah, Allah menjadi warisan kita, dan kita menjadi pusaka Allah. Sebagai warisan dan pusaka Allah, kita adalah Tubuh Kristus, yang melalui-Nya segala sesuatu dalam alam semesta akan dipersatukan di bawah satu kepala di dalam Kristus.

Mengetahui betapa Allah memperoleh warisan dan pusaka-Nya itu sangat penting. Pertama-tama, Dia membeli kita dengan darah Kristus. Kedua, Dia memeterai kita dengan Roh Kudus-Nya. Roh Kudus yang sebagai meterai di atas Tubuh itu sebenarnya adalah Allah sendiri. Hal ini berarti Allah menaruh diri-Nya sendiri sebagai meterai atas gereja yang telah dibeli dengan darah Kristus. Roh Kudus sebagai meterai atas Tubuh tidak hanya bersifat obyektif. Sebaliknya, melalui proses pemeteraian, meterai ini akan meresapi atau menjenuhi seluruh diri kita secara subyektif. Semakin kita, warisan Allah, dijenuhi dengan Roh sebagai meterai hidup itu, maka penyatuan di bawah satu kepala itu akan semakin terjadi di alam semesta. Sebagai warisan dan pusaka Allah, kita telah ditentukan dan dibeli. Kini kita berada dalam proses untuk dijenuhi seluruhnya oleh Roh Kudus. Bila pusaka Allah telah dijenuhi seluruhnya oleh Roh Kudus sebagai meterai hidup ini, maka penyatuan segala sesuatu di bawah satu kepala di dalam Kristus akan rampung.

Setelah segala sesuatu di alam semesta dipersatukan di bawah satu kepala di dalam Kristus, segala sesuatu itu akan menjadi teratur. Tidak ada yang keluar dari tempatnya, dan tidak ada yang akan rubuh atau jatuh. Selama musim rontok, daun-daun berjatuhan dari pohon. Hal ini menunjukkan sesuatu yang telah keluar dari aturan. Dalam langit baru dan bumi baru, daun-daun pasti tidak jatuh lagi dari pohon, sebab pada saat itu segala sesuatu akan berada dalam aturan yang sempurna, dan telah disatukan di bawah satu kepala di dalam Kristus. Seperti telah kita lihat, penyatuan segala sesuatu di bawah satu kepala di dalam Kristus ini tergantung pada pusaka Allah, gereja, dijenuhi dengan diri-Nya sendiri.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 96

No comments: