Pembacaan Alkitab:
Ef. 6:18
Kita telah menunjukkan bahwa
melalui doa-baca kita menerima firman Allah ke dalam kita. Biasanya bila kita
mengatakan menerima firman Allah ke dalam kita, kita menganggap firman sebagai
makanan. Tetapi dalam Efesus 6 penekanannya tidak pada firman yang memberi
makan, melainkan firman yang membunuh. Firman yang memberi makan itu untuk
membangun kita, sedang firman yang membunuh adalah untuk menanggulangi musuh.
Dalam konteks ini, kita harus melakukan doa-baca firman terutama bukan untuk
menerima makanan, melainkan untuk mengalami pedang sebagai alat pembunuh.
Semakin kita melakukan doa-baca firman, kita akan semakin mengalami kuasa
pembunuh dari firman tersebut.
Kita sudah menunjukkan bahwa
pedang adalah satu-satunya aspek perlengkapan senjata untuk melakukan
peperangan secara ofensif, yaitu satu-satunya perlengkapan senjata Allah yang
dipakai untuk menyerang musuh. Mungkin Anda heran apa hubungannya hal ini
dengan pengalaman subyektif kita atas kuasa pembunuh dari firman itu. Jika kita
ingin mengerti hal ini, kita harus nampak bahwa dalam peperangan rohani kita
tidak saja harus menanggulangi musuh-musuh yang obyektif, tetapi juga
menanggulangi lawan-lawan yang subyektif. Iblis tidak saja adalah musuh yang di
luar kita, ia pun adalah lawan yang di dalam kita. Hari ini kita menghadapi
problem yang lebih besar karena lawan yang di dalam daripada karena musuh yang
di luar. Serangan-serangan musuh dari luar tidak sehebat serangan lawan dari
dalam. Untuk menanggulangi lawan di dalam kita perlu mengalami kuasa pembunuh
dari firman. Benar, musuh berada di luar kita, tetapi unsur-unsur musuh berada
di batin kita, maka kita perlu kuasa pembunuh dari firman yang diterapkan
secara subyektif ke dalam diri kita. Musuh telah menyuntikkan dirinya sendiri
ke dalam diri kita, maka yang kita perlukan ialah penerapan kuasa pembunuh dari
firman ke dalam kita untuk menanggulangi unsur-unsur musuh yang ada di batin
kita.
Jika Anda merenungkan pengalaman
rohani Anda, Anda akan menyadari bahwa serangan musuh atas Anda kebanyakan
berasal dari dalam. Panah-panah api kebanyakan tidak datang dari musuh di luar,
melainkan dari musuh di dalam. Jika Anda mengasingkan diri, Anda akan diserang
dari dalam oleh panah-panah api lawan. Dengan ini kita nampak bahwa kita harus
menghadapi lawan dan musuh. Dalam pengalaman kita, pada akhirnya kita akan
menyadari bahwa musuh kita yang tersulit ialah diri (ego) kita. Ego adalah
musuh kita yang terjahat. Sering kali kita tergoda bukan oleh musuh yang
obyektif, tetapi oleh ego, yaitu diri kita sendiri.
Karena ego merupakan musuh yang
terbesar, maka kita perlu mengalami kuasa pembunuh dari firman Allah. Ketika
kita melakukan doa-baca, kita akan beroleh makanan di satu pihak, tetapi ada
beberapa unsur akan terbunuh di pihak lain. Boleh jadi Anda diganggu oleh
kecurigaan, kebencian, kecemburuan, kesombongan, atau keegoisan. Tahukah Anda
bahwa hal-hal itu dapat terbunuh melalui doa-baca firman? Semakin kita menerima
firman bersama kuasa pembunuhnya, maka kesombongan kita dan semua unsur negatif
yang di dalam kita akan semakin dimatikan. Melalui doa-baca, lawan yang di
dalam itu akan terbunuh. Setelah sesaat melakukan doa-baca firman, kita nampak
bahwa lawan yang menyerang kita akan lenyap. Lawan-lawan itu dengan praktis
telah terbunuh oleh firman yang kita terima ke dalam kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 97
No comments:
Post a Comment