Pembacaan Alkitab:
Flp. 1:19-21
Pada waktu Paulus menulis Kitab
Filipi, ia sudah lanjut usia. Tidak disangsikan, penjaga-penjaga penjara itu
mengharapkan agar ia akan kehabisan tenaga karena hukuman penjaranya itu.
Tetapi dia tidak kehabisan tenaga sedikit pun, malah penuh dengan sukacita dan
bergembira di dalam Tuhan. Saya yakin ia senantiasa memancarkan Kristus dan
mengekspresikan-Nya. Pengekspresian yang sedemikian adalah satu deklarasi dari
kebesaran Kristus yang tidak terbatas, dan satu deklarasi dari keadaan Kristus
yang tidak dapat habis.
Kasih kita pada akhirnya akan
habis, namun Kristus sebagai Sang kasih tidak dapat habis. Begitu pula,
kesabaran alamiah kita terbatas, namun Kristus sebagai kesabaran kita tidak ada
batasnya. Kita semua mempunyai kapasitas untuk sabar, tetapi hanya sampai
tingkat tertentu. Lebih dari itu kita akan terhasut dan marah. Sebagai contoh,
mungkin seorang saudara berlatih sabar terhadap istrinya, tetapi kesabaran itu
akan mencapai batasnya, dan pada akhirnya ia menjadi gusar terhadap istrinya.
Walaupun kesabaran alamiah kita begitu terbatas, tetapi Kristus sebagai
kesabaran tidak dapat habis dan tidak terukur.
Dalam ayat 21 Paulus berkata lebih
lanjut, “Karena bagiku hidup adalah Kristus.” Kata “karena” yang mengawali ayat
ini sangat penting, menunjukkan bahwa apa yang disebut di bawah adalah
penjelasan dari ayat sebelumnya. Kristus dapat diperbesar di dalam tubuh Paulus
karena Paulus memperhidupkan Kristus. Untuk memperbesar Kristus, perlulah kita
memperhidupkan Kristus. Walau masalah memperhidupkan Kristus demikian
pentingnya, tidak banyak orang Kristen yang menaruh perhatian secukupnya kepada
hal ini. Kata “karena” dalam ayat 21 membantu kita untuk mengetahui bahwa
Paulus dapat memperbesar Kristus karena baginya hidup adalah Kristus. Kristus
telah dijunjung tinggi, dipuji, dimuliakan, dan diapresiasikan dalam tubuh
Paulus yang terbelenggu, karena Paulus memperhidupkan Kristus.
Paulus tidak hanya dapat
mengatakan Kristus hidup di dalamnya, tetapi juga dapat mengatakan baginya
hidup adalah Kristus. Di satu pihak, Kristus hidup di dalam Paulus, dan di
pihak lainnya, Paulus memperhidupkan Kristus. Kristus adalah hayat Paulus yang
di batin, dan Kristus adalah kehidupan Paulus yang di lahir. Dengan demikian,
Paulus dengan Kristus memiliki satu hayat dan satu kehidupan. Hayat Kristus
adalah hayat Paulus, dan kehidupan Paulus adalah kehidupan Kristus. Keduanya
ini, Kristus dan Paulus, hidup bagai satu persona. Satu Korintus 6:17
menunjukkan kehidupan yang sedemikian. Dalam ayat ini Paulus berkata bahwa kita
menjadi satu roh dengan Tuhan. Kesatuan organik yang terjadi antara kita dengan
Kristus ini membuat kita menjadi sangat dekat dan intim dengan-Nya, bahkan
menjadi satu roh dengan-Nya.
Melalui pengalaman, saya dapat
bersaksi bahwa hal yang paling sukar dalam kehidupan kekristenan kita ialah
mempraktekkan memperhidupkan Kristus. Kita mungkin “suci”, “rohani”, dan “menang”
tanpa memperhidupkan Kristus. Sekalipun kita mungkin menjadi “suci”, “rohani”,
dan “menang”, tetapi kita tetap sebagai orang-orang yang memperhidupkan hayat
alamiah kita, tidak memperhidupkan Kristus.
Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 6
No comments:
Post a Comment