Pembacaan Alkitab: Flp. 1:19-26
Memperhidupkan Kristus bahkan jauh lebih
indah daripada beserta dengan Kristus. Memang, mati dan tinggal bersama Tuhan
dalam tingkat yang lebih besar daripada di bumi ini merupakan suatu keuntungan.
Tetapi sementara kita hidup di bumi, bila kita memperhidupkan Kristus, itu
bahkan jauh lebih baik. Mungkin Anda pernah bersyukur kepada Tuhan karena
penyertaan-Nya, tetapi pernahkah Anda bersyukur kepada-Nya karena pengalaman
memperhidupkan Dia? Bersyukur kepada Tuhan karena kemanisan dan keindahan
penyertaan-Nya sangat mudah. Banyak yang mempunyai kebiasaan berbuat demikian.
Kadang-kadang, bila saya berniat mengucap syukur demikian kepada Tuhan, batin
saya merasa tertegur, karena saya hanya mengikuti praktek Perjanjian Lama, maka
saya diingatkan untuk memperhidupkan Kristus. Satu Korintus 6:17 menerangkan,
“Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” Kita
menjadi satu roh dengan Tuhan bukan hanya agar kita dapat menikmati
penyertaan-Nya, tetapi juga agar kita bisa memperhidupkan Dia. Tetapi hari ini
orang-orang Kristen mana yang diajar dan dibantu untuk memperhidupkan Kristus?
Bertahun-tahun kita telah dibantu untuk membina kebiasaan berlatih hidup di
hadirat Tuhan. Pengalaman ini merupakan dunia pertama dari kehidupan orang
Kristen. Sekarang, dalam pemulihan Tuhan, kita harus maju ke dunia kedua, yakni
berlatih memperhidupkan Kristus.
Pekerjaan yang hidup dari Paulus ialah
melayankan Kristus kepada orang lain dan mentransfusikan Kristus yang ia
perbesar ke dalam mereka. Bagi Paulus, mati adalah keuntungan, tetapi hidup
adalah demi melaksanakan pekerjaan yang berbuah dan hidup itu. Ia kesulitan
memilih satu di antara kedua hal ini. Karena itu ia berkata, “Mana yang harus
kupilih, aku tidak tahu.” Jika Anda harus memilih antara keuntungan yang berasal
dari kematian jasmani dan buah yang dihasilkan dari suatu pekerjaan yang hidup,
manakah yang Anda pilih? Saya pasti lebih suka memilih hidup di dalam daging
demi melaksanakan pekerjaan yang hidup, yaitu memperbesar dan mentranfusikan
Dia ke dalam diri orang lain.
Paulus adalah seorang yang penuh dengan
Kristus. Ketika ia berbicara, ia membicarakan Kristus. Ketika ia hidup, ia
hidup bersama Kristus. Ketika ia bekerja, ia bekerja bersama Kristus dan
melayankan Kristus kepada gereja-gereja. Demi gereja, ia mau tinggal dalam
daging supaya ia dapat melayankan Kristus kepada orang kudus.
Baik di dalam penjara atau di luar penjara,
Paulus adalah satu faktor yang kuat dari kemajuan dan sukacita orang kudus.
Karena dia, gereja-gereja dapat bertumbuh dalam hayat dan penuh dengan
kenikmatan akan Kristus. Hari ini kita seharusnya juga demikian. Semua penatua
dalam gereja-gereja lokal harus menjadi faktor pertumbuhan hayat orang kudus
dan kenikmatan mereka akan Kristus. Tetapi dapat tidaknya para penatua menjadi
faktor kemajuan dan sukacita tergantung pada apakah mereka memperbesar Kristus
melalui memperhidupkan Dia. Jika para penatua memperhidupkan Kristus, Kristus
pasti akan diperbesar di dalam mereka. Kemudian, para penatua akan menjadi
faktor yang memungkinkan orang kudus bertumbuh dalam hayat dan menikmati Tuhan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1,
Berita 7
No comments:
Post a Comment