Pembacaan Alkitab: Flp. 2:1-4
Dalam 2:3 Paulus menyinggung
perihal kerendahan hati. Kerendahan hati berlawanan dengan kepentingan pribadi
dan puji-pujian yang sia-sia. Ini bukanlah kerendahan hati alamiah kita,
melainkan kerendahan hati Kristus, seperti yang digambarkan dalam ayat 7 dan 8.
Kata “hati” yang dipakai Paulus di sini sekali lagi menunjukkan bahwa masalah
perbedaan pendapat di antara orang-orang Filipi adalah masalah pikiran mereka
yang belum diubah. Mereka perlu mempunyai pikiran yang terdapat dalam Kristus
(2:5).
Kita telah menunjukkan dengan
tegas bahwa Kitab Filipi membahas tentang mengalami Kristus. Menurut kitab ini
hal mengalami Kristus merupakan masalah timbal balik antara rasul dengan kaum
beriman. Ketika kita membaca kitab ini, kita bisa melihat bahwa Paulus selalu
mengadakan persekutuan yang normal dengan orang kudus. Dalam setiap aspek dan
dari setiap segi, persekutuannya dengan mereka adalah normal. Orang-orang Filipi
sebaliknya, tidak bersekutu dengan rasul secara normal dalam segala aspek.
Sebab itu, di pihak rasul, pengalaman akan Kristus bersifat normal, tetapi di
pihak orang-orang kudus di Filipi, pengalaman akan Kristus tidak sepenuhnya
normal. Setidak-tidaknya, pada segi-segi tertentu, bersifat abnormal.
Dalam Kitab Filipi kita mempunyai
sebuah lukisan tentang persekutuan yang normal antara kaum beriman dengan rasul
bagi pengalaman yang normal akan Kristus. Meskipun kaum beriman Filipi
mengasihi Tuhan dan berada dalam gereja, namun pengalaman mereka akan Kristus
tidak normal. Salah satu sebab dari keabnormalan ini ialah karena adanya
perbedaan pendapat di antara mereka sendiri. Sebab lainnya ialah kurang
mutlaknya sikap mereka terhadap rasul. Kalau sikap mereka terhadap rasul
mutlak, mereka tentu akan menerima perkataan rasul untuk sepikir, memiliki satu
kasih dan sejiwa, memikirkan satu hal, tidak melakukan sesuatu dengan
kepentingan pribadi dan mencari puji-pujian yang sia-sia, melainkan yang
seorang menganggap orang lain lebih utama daripada dirinya sendiri, dan
menghargai kebajikan dan kualitas orang lain. Jika kaum beriman menerima
kata-kata Paulus dan mengamalkannya, mereka akan menjadi seimbang dan normal
dalam hal mengalami Kristus.
Dalam Kitab Filipi ini, kita
nampak bahwa kenikmatan akan Kristus seharusnya merupakan masalah Tubuh, dan
masalah persekutuan yang timbal balik. Jika sikap kita terhadap rasul tidak
benar, kita juga akan tidak benar terhadap satu sama lain. Karena itu, sikap
kita terhadap rasul merupakan suatu ujian bagi keadaan kita. Bila sikap kita
terhadapnya tidak benar, situasi kita pasti tidak normal. Kalau demikian,
pengalaman kita terhadap Kristus juga akan menjadi abnormal.
Kita telah menunjukkan bahwa dalam
Kitab Filipi kita nampak sikap dan roh Paulus terhadap kaum beriman. Paulus
memohon agar kaum beriman mau menyatakan sikap dan roh yang tepat terhadapnya,
supaya persekutuan di antara mereka menjadi normal. Persekutuan yang wajar
antara kaum beriman dengan rasul merupakan perlindungan bagi pengalaman yang
normal akan Kristus. Jika sikap kita terhadap rasul wajar, dan persekutuan kita
dengannya benar, kita akan mengalami Kristus dengan normal.
Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1,
Berita 9
No comments:
Post a Comment