Hitstat

25 September 2013

Filipi - Minggu 5 Rabu



Pembacaan Alkitab: Flp. 2:1-4


Dalam 2:3 Paulus menyinggung perihal kerendahan hati. Kerendahan hati berlawanan dengan kepentingan pribadi dan puji-pujian yang sia-sia. Ini bukanlah kerendahan hati alamiah kita, melainkan kerendahan hati Kristus, seperti yang digambarkan dalam ayat 7 dan 8. Kata “hati” yang dipakai Paulus di sini sekali lagi menunjukkan bahwa masalah perbedaan pendapat di antara orang-orang Filipi adalah masalah pikiran mereka yang belum diubah. Mereka perlu mempunyai pikiran yang terdapat dalam Kristus (2:5).

Kita telah menunjukkan dengan tegas bahwa Kitab Filipi membahas tentang mengalami Kristus. Menurut kitab ini hal mengalami Kristus merupakan masalah timbal balik antara rasul dengan kaum beriman. Ketika kita membaca kitab ini, kita bisa melihat bahwa Paulus selalu mengadakan persekutuan yang normal dengan orang kudus. Dalam setiap aspek dan dari setiap segi, persekutuannya dengan mereka adalah normal. Orang-orang Filipi sebaliknya, tidak bersekutu dengan rasul secara normal dalam segala aspek. Sebab itu, di pihak rasul, pengalaman akan Kristus bersifat normal, tetapi di pihak orang-orang kudus di Filipi, pengalaman akan Kristus tidak sepenuhnya normal. Setidak-tidaknya, pada segi-segi tertentu, bersifat abnormal.

Dalam Kitab Filipi kita mempunyai sebuah lukisan tentang persekutuan yang normal antara kaum beriman dengan rasul bagi pengalaman yang normal akan Kristus. Meskipun kaum beriman Filipi mengasihi Tuhan dan berada dalam gereja, namun pengalaman mereka akan Kristus tidak normal. Salah satu sebab dari keabnormalan ini ialah karena adanya perbedaan pendapat di antara mereka sendiri. Sebab lainnya ialah kurang mutlaknya sikap mereka terhadap rasul. Kalau sikap mereka terhadap rasul mutlak, mereka tentu akan menerima perkataan rasul untuk sepikir, memiliki satu kasih dan sejiwa, memikirkan satu hal, tidak melakukan sesuatu dengan kepentingan pribadi dan mencari puji-pujian yang sia-sia, melainkan yang seorang menganggap orang lain lebih utama daripada dirinya sendiri, dan menghargai kebajikan dan kualitas orang lain. Jika kaum beriman menerima kata-kata Paulus dan mengamalkannya, mereka akan menjadi seimbang dan normal dalam hal mengalami Kristus.

Dalam Kitab Filipi ini, kita nampak bahwa kenikmatan akan Kristus seharusnya merupakan masalah Tubuh, dan masalah persekutuan yang timbal balik. Jika sikap kita terhadap rasul tidak benar, kita juga akan tidak benar terhadap satu sama lain. Karena itu, sikap kita terhadap rasul merupakan suatu ujian bagi keadaan kita. Bila sikap kita terhadapnya tidak benar, situasi kita pasti tidak normal. Kalau demikian, pengalaman kita terhadap Kristus juga akan menjadi abnormal.

Kita telah menunjukkan bahwa dalam Kitab Filipi kita nampak sikap dan roh Paulus terhadap kaum beriman. Paulus memohon agar kaum beriman mau menyatakan sikap dan roh yang tepat terhadapnya, supaya persekutuan di antara mereka menjadi normal. Persekutuan yang wajar antara kaum beriman dengan rasul merupakan perlindungan bagi pengalaman yang normal akan Kristus. Jika sikap kita terhadap rasul wajar, dan persekutuan kita dengannya benar, kita akan mengalami Kristus dengan normal.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 9

No comments: