Pembacaan Alkitab: Flp. 1:27-30
Jika kita ingin berdiri teguh, wajiblah
kita berada dalam satu roh. Jika kita ingin berjuang, kita perlu sejiwa. Dalam
pengalaman kita, kita memahami bahwa dalam satu roh berbeda besar dengan
sejiwa. Bila gereja diserang dan ditentang, kita perlu berdiri teguh. Di
manakah kita berdiri teguh? Kita berdiri teguh di dalam roh. Jika kita tidak
berada dalam roh, kita akan terpecah belah. Pertama-tama berbagai opini akan masuk,
kemudian ada perselisihan, dan akhirnya terjadi perpecahan. Sekalipun hanya
tiga orang saudara yang berkumpul, jika mereka tidak tinggal di dalam roh,
mereka akhirnya akan terpecahbelah. Opini-opini, pikiran-pikiran, dan
konsepsi-konsepsi yang berbeda-beda akan mendatangkan perselisihan, dan
perselisihan ini akan menggusur kesatuan dan mengakibatkan perpecahan. Sebab
itu, kita hanya dapat berdiri teguh jika kita berada di dalam roh. Kita tidak
dapat berdiri teguh di dalam organ lain dalam diri kita.
Kalau kita menengok kembali pengalaman
kita, kita kita nampak ketika kita tertarik keluar dari roh ketika kita
diserang atau ditentang, rasa curiga dan pertanyaan-pertanyaan akan timbul di
batin kita. Misalkan, orang-orang Filipi tidak tinggal dalam roh ketika mereka
ditentang oleh penganut agama Yahudi. Mereka mungkin akan meragukan atau
menaruh tanda tanya kepada Paulus. Mereka mungkin curiga apakah yang Paulus
beritakan itu benar semua, atau mereka boleh jadi berpikir bahwa
pengkhotbah-pengkhotbah agama Yahudi itu masih memiliki sesuatu yang mereka
butuhkan. Kecurigaan dan pertanyaan-pertanyaan sedemikian itu sumbernya bukan
dari dalam roh.
Ketika kita kembali ke roh kita, tinggal di
sana, dan menutup diri kita terhadap pertanyaan-pertanyaan dan
kecurigaan-kecurigaan negatif itu, maka semua problem akan lenyap.
Untuk dapat berdiri teguh perlu satu
tempat, dan tempat ini ialah roh kita. Saudara-saudara yang memimpin di gereja
lokal tidak perlu bertanya apakah orang lain setuju atau tidak dengan mereka
dalam hal-hal tertentu. Itu adalah pertanyaan yang keliru. Tidak perlu ada
persetujuan di antara para penatua, tetapi ada keperluan yang mendesak untuk
tinggal di dalam roh. Para diplomat mungkin perlu persetujuan, tetapi penatua
tidak. Jika para penatua di gereja lokal tinggal di dalam roh, tidak perlu ada
persetujuan. Berusaha mencapai persetujuan adalah satu petunjuk bahwa kita
tidak berada di dalam roh. Kita tidak memerlukan persetujuan, kita hanya perlu
berdiri teguh di dalam roh.
Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1,
Berita 8
No comments:
Post a Comment