Hitstat

23 September 2013

Filipi - Minggu 5 Senin



Pembacaan Alkitab: Flp. 2:1-4


Dalam 2:1-4 kita nampak persekutuan antara kaum beriman dengan rasul. Lalu lintas dalam Filipi 1 adalah lalu lintas satu arah, yaitu dari rasul ke kaum beriman. Kini dalam pasal 2 kita nampak lalu lintas dari kaum beriman ke rasul. Persekutuan memerlukan lalu lintas dua arah yang sedemikian. Lalu lintas dua arah ini adalah untuk mengalami Kristus. Karena Paulus kaya dalam pengalamannya akan Kristus, maka ia dapat menuturkan pengalamannya kepada kaum beriman dalam pasal 1. Inilah persekutuannya kepada mereka. Sekarang dalam pasal 2, ia meminta kaum beriman di Filipi untuk membalasnya dengan persekutuan mereka pula.

Paulus memohon kepada orang-orang Filipi jika di dalam Kristus mereka mempunyai dorongan, atau penghiburan kasih, atau persekutuan roh, atau kasih mesra, dan belas kasihan, mereka perlu memberikannya kepadanya agar sempurnalah sukacitanya. Paulus dapat bergembira karena orang-orang Filipi, tetapi ada suatu keadaan di antara mereka yang tidak bisa membuat sukacitanya sempurna. Paulus dapat berkata, “Orang-orang Filipi, aku bersukacita karena kamu, tetapi sukacitaku tidak sempurna. Ada suatu keadaan di antara kamu yang membuat sukacitaku tidak sempurna. Aku mohon kepada kamu, sempurna sukacitaku.” Filipi 2:1-4 jelas ditulis oleh seorang yang penuh pengalaman dan sangat matang. Nada perkataan Paulus begitu lembut dan ramah. Karena cara Paulus menulis ayat-ayat ini demikian, maka kebanyakan pembaca Kitab Filipi tidak memahaminya dengan memadai, khususnya ayat 1. Apa sebenarnya yang dimaksud Paulus dalam ayat ini? Mengapa ia menanyakan jika dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, atau kasih mesra dan belas kasihan? Paulus berkata jika orang-orang Filipi memberinya hal-hal tersebut, maka mereka akan menyempurnakan sukacitanya. Jika mereka mempunyai nasihat, penghiburan, persekutuan, kasih mesra dan belas kasih, mereka pasti tidak sabar dan ingin secepatnya menyempurnakan sukacita rasul Paulus.

Meskipun Paulus seorang tawanan, namun ia tidak mempedulikan pemenjaraannya, sebaliknya perhatiannya tertuju kepada sikap kaum beriman dan keadaan roh mereka terhadapnya. Tidak ada sesuatu yang lebih melukai hati rasul daripada sikap negatif kaum beriman terhadapnya. Dengan perkataan lain, Paulus tidak prihatin karena pemenjaraannya, tetapi ia prihatin karena situasi di antara kaum beriman di Filipi. Dia sangat prihatin terhadap kondisi rohani mereka. Sebab itu, Paulus memohon kepada orang-orang Filipi untuk membuatnya bersukacita. Paulus membutuhkan dorongan, penghiburan, dan persekutuan mereka sebagai dukungan terhadapnya. Jika orang-orang Filipi bisa memberikan dukungan sedemikian kepadanya, niscayalah mereka dapat membuat sukacitanya sempurna.

Yang membuat Paulus prihatin dalam pemenjaraannya ialah perbedaan pendapat di antara orang-orang Filipi. Kaum saleh di Filipi memang baik, gereja di kota itu pun telah dibangun dengan teratur. Namun, di antara mereka terdapat perbedaan pendapat. Walau mereka bersatu di dalam roh, mereka tidak berjuang dengan sejiwa. Walau mereka semua mengasihi Tuhan, mereka tidak sepikir. Itulah yang membuat hati Paulus berat. Oleh karena keberatan dalam hatinya, maka Paulus meminta kepada orang-orang Filipi untuk membuat sukacitanya sempurna melalui sejiwa dan sepikir.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 9

No comments: