Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 2:4-6
Ayat 4 mengatakan, "Sebaliknya,
karena Allah telah menganggap kami layak sehingga Ia mempercayakan Injil kepada
kami, maka kami berbicara, bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk
menyenangkan Allah yang menguji hati kita." Dipercayai oleh Allah berdasarkan perkenan-Nya, yang berasal dari
pengujian-Nya. Rasul-rasul mula-mula diuji dan diperkenan oleh Allah, kemudian
dipercayai (diserahi) Injil oleh-Nya. Jadi, pembicaraan mereka, pemberitaan Injil
mereka, bukan berasal dari diri mereka untuk menyenangkan manusia, melainkan berasal
dari Allah untuk menyenangkan Allah. Dia terus-menerus memeriksa, meneliti, dan
menguji hati mereka (Mzm. 26:2; 139:23-24).
Ayat 5
mengatakan, "Karena seperti yang kamu ketahui, kami tidak pernah bermulut manis
dan tidak pernah mempunyai maksud serakah yang tersembunyi -- Allah adalah saksi." Bahasa Yunaninya mempunyai maksud serakah yang tersembunyi juga mempunyai
makna berpura-pura, terselubung. Memiliki maksud loba yaang tersembunyi berarti
menjajakan atau menjual firman Allah (2 Kor. 2:17; 4:2). Ini juga berarti berpura-pura
beribadah untuk mendapatkan keuntungan (1 Tim. 6:5; Tit. 1:11; 2 Ptr. 2:3).
Menurut ayat 5, rasul-rasul tidak pernah
bermulut manis. Kita semua harus menghindari bermulut manis, jangan berbicara untuk
menjilat orang lain. Dalam ayat ini Paulus juga mengatakan bahwa rasul-rasul tidak
pernah mempunyai maksud serakah yang tersembunyi. Mereka tidak menaruh motivasi
jahat yang terselubung. Karena mereka tidak mempunyai maksud tersembunyi atau
berpura-pura, maka mereka tidak memperdagangkan firman Allah atau mencampuradukkannya.
Mencampuradukkan sesuatu ialah mencampurnya dengan bahan yang rendahan. Contohnya,
mencampur emas dengan tembaga atau arak dengan air, dan menjualnya seakan-akan murni.
Dari abad ke abad, banyak pengkhotbah dan pengajar telah mencampur aduk firman Allah
sedemikian rupa. Mereka memberitakan dengan maksud tersembunyi agar menguntungkan
dirinya.
Dalam ayat 6 Paulus mengatakan, "Juga
tidak pernah kami mencari pujian (kemuliaan) dari manusia, baik dari kamu, maupun
dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai
rasul-rasul Kristus." Mencari
kemuliaan dari manusia adalah cobaan yang riil bagi setiap pekerja Kristus.
Banyak yang telah ditelan dan dirusak oleh hal ini.
Mencari kemuliaan
dari manusia kelihatannya tidak sejahat keserakahan. Namun, ini lebih licik.
Kejatuhan penghulu malaikat adalah karena menuntut kemuliaan. Ia menjadi seteru
Allah dikarenakan menuntut kemuliaan. Walaupun ia itu pemimpin malaikat dengan kedudukan
yang sangat tinggi, namun ia masih tetap gila kemuliaan. Itulah penyebab
kejatuhannya. Menurut Perjanjian Baru, setiap orang yang mencari kemuliaan manusia
adalah pengikut Iblis. Gila kemuliaan merupakan perangkap yang dipasang Iblis
untuk menjerat pekerja-pekerja Kristen. Sebab itu, semua pekerja Kristen sangat
perlu belajar menghindari perangkap gila kemuliaan. Namun, tidak banyak yang
lolos dari perangkap ini.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Tesalonika, Buku 1, Berita 12
No comments:
Post a Comment