Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 3:9-13
Ayat 9-10 mengatakan, "Sebab ucapan syukur apakah yang dapat
kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu,
di hadapan Allah kita? Siang malam kami berdoa dengan sungguh-sungguh, supaya
kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu."
Perkataan menambahkan apa yang masih
kurang pada imanmu dapat juga diterjemahkan sebagai "menyempurnakan imanmu".
Dalam bahasa Yunaninya merupakan bentuk kata kerja dari kata
"sempurna" dalam 2 Korintus 13:9. Karena masih muda dalam Tuhan, kaum
beriman di Tesalonika masih kekurangan dalam iman mereka yang baru mereka
dapatkan. Rasul menyadari hal ini, dengan perhatian yang penuh kasih memperhatikan
mereka. Inilah alasan rasul menulis surat ini.
Siang malam, Paulus berdoa dengan tekun
agar para rasul dapat bertemu muka dengan muka dengan orang-orang Tesalonika untuk
menambahkan apa yang kurang pada iman mereka. Dalam ayat-ayat ini Paulus
seolah-olah berkata, "Kalian orang-orang Tesalonika belum lama di dalam Tuhan.
Pastilah terdapat kekurangan di dalam kepercayaan kalian yang obyektif maupun
tindakan percaya yang subyektif. Banyak hal yang belum terbuka bagi kalian atau
diperlihatkan kepada kalian. Kami ingin mengunjungi kalian lagi untuk memperlihatkan
Kristus lebih banyak kepada kalian. Kemudian, dengan memiliki penampakan yang
lebih banyak terhadap Kristus, kepercayaan obyektif kalian akan diperluas dan dengan
sendirinya, iman subyektif kalian pun akan ikut bertambah. Inilah kebutuhan kalian
dan inilah beban doa kami agar dapat bertemu kembali dengan kalian."
Dalam 3:1-10 Paulus terutama membahas
tentang iman sebagai pokok pertama dari susunan kehidupan yang kudus bagi hidup
gereja. Mulai ayat 11 ia mulai menekankan kasih, "Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita,
membukakan bagi kami jalan kepadamu. Kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah
dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang,
sama seperti kami juga mengasihi kamu." Ayat 11-12 terutama membahas
kasih. Perhatian rasul terhadap kaum beriman yang masih muda pertama-tama
ditujukan kepada iman mereka (ayat 2-10), kemudian ditujukan kepada kasih
mereka yang berasal dari iman dan bekerja bersama dengan iman (Gal. 5:6; 1 Tim.
1:14) sebagai petunjuk pertumbuhan dalam hayat (1 Tes. 1:3). Kasih orang
Tesalonika perlu bertambah atau bertumbuh. Itulah sebabnya Paulus pertama-tama ingin
melengkapi iman mereka dan kemudian mendorong mereka untuk bertambah-tambah dan
berlimpah dalam kasih. Ia mengetahui bahwa kasih akan mengalir keluar dari iman
mereka. Kemudian mereka akan menempuh hidup di dalam kasih, yakni kasih kepada
kaum saleh setempat dan kepada semua orang beriman di mana pun.
Dalam ayat 13 Paulus menyimpulkan, "Kiranya Dia menguatkan
(meneguhkan) hatimu, supaya tak bercacat dalam kekudusan, di hadapan Allah dan
Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang
kudus-Nya" (Tl.). Peneguhan hati
kaum beriman sehingga tidak bercacat berasal dari iman dan kasih, seperti yang disebutkan
dalam ayat sebelumnya. Hal ini dengan spontan menghasilkan pengharapan akan
kedatangan kembali Tuhan kita yang terkasih, yang kita percayai dan kasihi.
Jadi, sekali lagi kita nampak bahwa iman, kasih, dan pengharapan adalah
faktor-faktor yang terdapat dalam susunan surat ini.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Tesalonika, Buku 1, Berita 14
No comments:
Post a Comment