Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 4:1-5
Berita ini membahas pasal 4 dari Kitab 1 Tesalonika. Dalam pasal 1
terdapat susunan dan asal mula kehidupan yang kudus bagi hidup gereja; dalam pasal
2, ada pemeliharaan terhadap kehidupan semacam ini; dan dalam pasal 3 ada
peneguhan ketiga hal yang merupakan susunan dasar kehidupan ini. Setelah
mengungkapkan hal-hal ini, dalam pasal 4 Paulus menginjeksikan suatu suntikan ke
dalam kaum beriman untuk mencegah kuman yang paling jahat, yang merusak hidup
gereja, yakni percabulan.
Percabulan berasal dari hawa nafsu. Orang tidak akan sempat
melampiaskan hawa nafsunya tanpa pergaulan sosial. Pergaulan sosial adalah
ladang semai percabulan. Seseorang yang kekurangan pergaulan sosial tidak
terancam bahaya percabulan. Anda yang hidup sendirian dan jarang bergaul dengan
orang lain, hampir tidak mungkin melakukan percabulan. Namun hidup gereja adalah
kehidupan perhimpunan, kehidupan komunal (berkelompok). Dengan kata lain, hidup
gereja adalah kehidupan bermasyarakat. Untuk menempuh hidup gereja, kita tidak
dapat menghindar dari kehidupan berkelompok atau kehidupan bermasyarakat, yang
di dalamnya kita sering berkontak satu sama lain.
Dalam 4:3 Paulus mengatakan, "Karena inilah kehendak Allah:
Pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan." Allah menghendaki umat tebusan-Nya, kaum beriman
dalam Kristus, menempuh kehidupan yang kudus menurut sifat kudus-Nya, kehidupan
yang seluruhnya tersisih bagi-Nya dari segala sesuatu yang bukan Dia. Demi
inilah Ia menguduskan kita seluruhnya (5:23).
Pada zaman Paulus, baik di Korintus maupun
di Tesalonika, kemesuman dan pelampiasan hawa nafsu merupakan hal yang umum
dalam agama kafir, bahkan dikembangkan oleh penyembahan kafir. Manusia diciptakan
untuk mengekspresikan Allah (Kej. 1:26). Disinggung dari tujuan ini, tidak ada
perkara yang lebih merusak manusia daripada percabulan. Percabulan membuat manusia
tidak kudus, tidak terpisah bagi Allah, bahkan mencemari manusia sampai
puncaknya sehingga manusia tidak bisa menggenapkan maksud tujuan kudus Allah. Karena
itu, rasul dengan tegas menasihati kaum beriman bukan Yahudi yang baru beroleh selamat
agar mereka menguduskan diri bagi Allah, menjauhi percabulan, dosa yang paling
kotor dan kasar dalam pandangan Allah, supaya mereka bisa terhindar dari
perusakan dan pencemarannya.
Dalam 1 Korintus 16:20 Paulus berkata, "Sampaikanlah salam seorang kepada yang lain dengan ciuman kudus." Paulus tidak
melarang orang Korintus berhubungan satu dengan yang lain, kalau melarang itu menyimpang
dari perikemanusiaan. Namun, Paulus menyuruh mereka memberi salam seorang
kepada yang lain dengan ciuman kudus. Perkataan yang sedemikian dituliskan
karena latar belakang situasi di Korintus. Sama halnya, percabulan
dipermasalahkan juga dalam 1 Tesalonika 4, mengingat lingkungan di Tesalonika.
Gereja yang muda telah dibangun di tengah-tengah lingkungan yang jahat dan
asusila. Mengetahui bahwa gereja di kota itu sulit menghindari masalah percabulan,
maka Paulus menyampaikan peringatan tentang hal tersebut.
Sumber: Pelajaran-Hayat Tesalonika, Buku 2, Berita 15
No comments:
Post a Comment