Hitstat

29 December 2014

1 Tesalonika - Minggu 8 Senin



Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 4:1-5


Berita ini membahas pasal 4 dari Kitab 1 Tesalonika. Dalam pasal 1 terdapat susunan dan asal mula kehidupan yang kudus bagi hidup gereja; dalam pasal 2, ada pemeliharaan terhadap kehidupan semacam ini; dan dalam pasal 3 ada peneguhan ketiga hal yang merupakan susunan dasar kehidupan ini. Setelah mengungkapkan hal-hal ini, dalam pasal 4 Paulus menginjeksikan suatu suntikan ke dalam kaum beriman untuk mencegah kuman yang paling jahat, yang merusak hidup gereja, yakni percabulan.

Percabulan berasal dari hawa nafsu. Orang tidak akan sempat melampiaskan hawa nafsunya tanpa pergaulan sosial. Pergaulan sosial adalah ladang semai percabulan. Seseorang yang kekurangan pergaulan sosial tidak terancam bahaya percabulan. Anda yang hidup sendirian dan jarang bergaul dengan orang lain, hampir tidak mungkin melakukan percabulan. Namun hidup gereja adalah kehidupan perhimpunan, kehidupan komunal (berkelompok). Dengan kata lain, hidup gereja adalah kehidupan bermasyarakat. Untuk menempuh hidup gereja, kita tidak dapat menghindar dari kehidupan berkelompok atau kehidupan bermasyarakat, yang di dalamnya kita sering berkontak satu sama lain.

Dalam 4:3 Paulus mengatakan, "Karena inilah kehendak Allah: Pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan." Allah menghendaki umat tebusan-Nya, kaum beriman dalam Kristus, menempuh kehidupan yang kudus menurut sifat kudus-Nya, kehidupan yang seluruhnya tersisih bagi-Nya dari segala sesuatu yang bukan Dia. Demi inilah Ia menguduskan kita seluruhnya (5:23).

Pada zaman Paulus, baik di Korintus maupun di Tesalonika, kemesuman dan pelampiasan hawa nafsu merupakan hal yang umum dalam agama kafir, bahkan dikembangkan oleh penyembahan kafir. Manusia diciptakan untuk mengekspresikan Allah (Kej. 1:26). Disinggung dari tujuan ini, tidak ada perkara yang lebih merusak manusia daripada percabulan. Percabulan membuat manusia tidak kudus, tidak terpisah bagi Allah, bahkan mencemari manusia sampai puncaknya sehingga manusia tidak bisa menggenapkan maksud tujuan kudus Allah. Karena itu, rasul dengan tegas menasihati kaum beriman bukan Yahudi yang baru beroleh selamat agar mereka menguduskan diri bagi Allah, menjauhi percabulan, dosa yang paling kotor dan kasar dalam pandangan Allah, supaya mereka bisa terhindar dari perusakan dan pencemarannya.

Dalam 1 Korintus 16:20 Paulus berkata, "Sampaikanlah salam seorang kepada yang lain dengan ciuman kudus." Paulus tidak melarang orang Korintus berhubungan satu dengan yang lain, kalau melarang itu menyimpang dari perikemanusiaan. Namun, Paulus menyuruh mereka memberi salam seorang kepada yang lain dengan ciuman kudus. Perkataan yang sedemikian dituliskan karena latar belakang situasi di Korintus. Sama halnya, percabulan dipermasalahkan juga dalam 1 Tesalonika 4, mengingat lingkungan di Tesalonika. Gereja yang muda telah dibangun di tengah-tengah lingkungan yang jahat dan asusila. Mengetahui bahwa gereja di kota itu sulit menghindari masalah percabulan, maka Paulus menyampaikan peringatan tentang hal tersebut.


Sumber: Pelajaran-Hayat Tesalonika, Buku 2, Berita 15

No comments: