Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 2:17-20
Ayat 20 menunjukkan bahwa karena
rasul-rasul adalah ibu yang mengasuh kaum beriman dan bapak yang menasihati kaum
beriman (ayat 7 dan 11), maka kaum beriman sebagai anak-anak para rasul adalah kemuliaan
dan sukacita para rasul. Terlepas dari kaum saleh, para rasul tidak ada
pengharapan, kemuliaan, atau mahkota yang boleh dibanggakan.
Di sini Paulus sepertinya berkata,
"Kalianlah pengharapan kami, sukacita kami, dan mahkota kebanggaan kami. Saudara-saudara,
hanya untuk kalianlah kami ada di sini, bukan untuk yang lain. Tanpa kalian,
kami tidak memiliki apa-apa. Kalianlah pengharapan kami sebagaimana pengharapan
kalian adalah datang kembalinya Tuhan. Tanpa kalian, pada kedatangan Tuhan,
kami akan kekurangan sukacita dan kemuliaan. Kami memerlukan kalian! Kalianlah
pengharapan kami, sukacita kami, mahkota, dan kemuliaan kami di hadapan Tuhan Yesus
pada kedatangan-Nya." Sekali lagi, Paulus menyatakan perasaan yang dalam
atas perhatiannya terhadap anak-anaknya. Dia benar-benar seorang bapak yang menasihati
anak-anaknya. Sebagai seorang bapak yang menasihati, sepertinya Paulus berkata,
"Anak-anak, hanya untuk kalian kami hadir di sini. Tanpa kalian, hidup tidaklah
berarti. Seandainya bukan demi kalian, hidup pun kami enggan." Kata-kata
yang demikian dari orang tua menjamah amat dalam, menjamah hati anak-anaknya.
Mari kita periksa sekali lagi ayat 12.
Di sini Paulus mengatakan, "Supaya
kamu hidup (berperilaku) sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke
dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya." Ayat ini menunjukkan bahwa
kehidupan kristiani kita adalah kehidupan yang mengarah kepada Kerajaan. Kita
perlu berperilaku sepadan dengan Allah, yang memanggil kita ke dalam Kerajaan dan
kemuliaan-Nya. Ayat ini jelas memberi tahu kita bahwa kehidupan orang Kristen mempunyai
sebuah sasaran, yaitu Kerajaan Allah. Kita ini sedang bergerak menuju sasaran
ini. Arah tujuan kita dan nasib kita adalah memasuki Kerajaan Allah. Kerajaan yang
merupakan subyek utama dalam Perjanjian Baru adalah satu-satunya sasaran dari
perilaku kita sebagai orang Kristen.
Sasaran kita bukanlah surga. Menurut Perjanjian Baru, Kerajaan
adalah sasaran kita. Satu Tesalonika 2:12 tidak mengatakan bahwa Allah telah
memanggil kita ke surga, melainkan mengatakan bahwa Ia telah memanggil kita
dengan tujuan memasuki Kerajaan-Nya. Kerajaan ini mencakup kemuliaan Allah. Ketika
kita memasuki Kerajaan, niscaya kita pun berada dalam kemuliaan. Kerajaan Allah
dengan kemuliaan Allah jauh lebih baik daripada apa yang disebut wisma surgawi.
Dalam ayat-ayat 19 dan 20 Paulus menunjukkan bahwa mereka yang
bekerja bersama Tuhan dalam memelihara kaum beriman untuk berperilaku sepadan
dengan Allah akan menerima pahala. Pahala ini ialah kaum beriman yang telah
kita pelihara menjadi mahkota, kemuliaan, dan sukacita kita. Alangkah mulianya
pekerja Kristus yang bersangkutan bila kaum saleh yang dipeliharanya menjadi dewasa
pada saat Tuhan datang kembali! Hal itu akan menjadi mahkota dan sukacita baginya!
Namun sebaliknya, alangkah memalukan apabila tidak ada satu orang beriman pun yang
telah bertumbuh dewasa.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Tesalonika, Buku 1, Berita 13
No comments:
Post a Comment