Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 2:1-4
Pasal pertama dari Kitab 1 Tesalonika
membahas dua butir penting: susunan kehidupan yang kudus bagi hidup gereja, dan
asal mula kehidupan yang kudus bagi hidup gereja. Susunan kehidupan semacam ini
terdiri atas pekerjaan iman, usaha kasih, dan ketekunan pengharapan. Asal mula
kehidupan semacam ini ialah pemberitaan Injil dan penerimaan firman yang diberitakan,
hasilnya ialah berbalik dari berhala kepada Allah, melayani Allah yang hidup
dan benar, serta menantikan kembalinya Anak Allah. Kini, dalam pasal 2 kita
akan melihat aspek ketiga dari kehidupan yang kudus bagi hidup gereja, yakni
pemeliharaan.
Meskipun istilah "memelihara"
ini tidak terdapat dalam 1 Tesalonika 2, tetapi fakta memelihara bisa didapati
dalam pasal ini. Di sini Paulus mengumpamakan rasul sebagai ibu yang mengasuh
dan bapak yang menasihati. Ini berarti bahwa rasul adalah ibu juga bapak bagi
kaum beriman baru. Mereka memandang kaum beriman sebagai anak-anak di bawah
pemeliharaan mereka. Sama seperti orang tua mengasuh anak-anak mereka, memelihara
mereka, agar bertumbuh begitu pula rasul mengasuh kaum beriman baru. Maka,
dalam 1 Tesalonika 2 kita nampak pemeliharaan kehidupan yang kudus bagi hidup
gereja. Dalam ayat 1-12 kita menjumpai seorang ibu yang mengasuh dan seorang
bapak yang menasihati, dan dalam ayat 13-20 kita nampak pahala, yang
dianugerahkan kepada mereka yang mengasuh kaum beriman secara demikian. Karena para
rasul demikian merawat kaum beriman baru, maka akhirnya para rasul akan
menerima pahala dari Tuhan.
Ayat 1
mengatakan, "Kamu sendiri pun memang tahu, Saudara-saudara bahwa kedatangan kami
di antara kamu tidaklah sia-sia." Rasul
berulang-ulang menekankan kedatangannya di antara kaum beriman (1:5, 9). Ini
menunjukkan bahwa perilaku rasul memainkan peranan yang besar dalam
menginfuskan Injil ke dalam orang beriman baru. Perilaku mereka bukan hanya
berupa perkataan mereka saja, lebih-lebih adalah apa adanya mereka.
Ayat 2 meneruskan, "Tetapi
sungguh pun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di
Filipi, namun di dalam pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk
memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat." (Tl.). Dalam pemberitaan Injil, para rasul mengalami
Allah. Mereka menikmati-Nya sebagai keberanian mereka dalam berjuang untuk
Injil. Mereka berani bukan di dalam diri mereka sendiri, melainkan di dalam
Allah, bahkan setelah mereka dianiaya dengan hebat oleh orang-orang Filipi. Penderitaan
dan penganiayaan tidak mampu mengalahkan mereka, sebab mereka berada di dalam
kesatuan organik dengan Allah Tritunggal. Menurut ayat 2, mereka memberitakan
Injil Allah dalam perjuangan yang berat. Ini menunjukkan bahwa ketika mereka
sedang memberitakan, mereka juga berjuang, sebab penganiayaan masih tetap berlangsung.
Karena itu, mereka berjuang sambil memberitakan Injil kepada orang-orang
Tesalonika dalam keberanian Allah.
Dalam ayat 3
Paulus mengatakan, "Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang
tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya." Perkataan nasihat meliputi pembicaraan, pemberitaan, pengajaran, petunjuk,
dan saran. Nasihat Paulus tidak mengandung penyesatan, ketidakmurnian, dan tipu
daya. Rasul-rasul tidaklah serakah, dan mereka tidak bermaksud mencari
keuntungan dari siapa-siapa. Kedatangan mereka kepada orang-orang Tesalonika
dengan Injil sepenuhnya jujur dan setia.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Tesalonika, Buku 1, Berita 12
No comments:
Post a Comment