Hitstat

20 October 2017

Matius - Minggu 3 Jumat

Pembacaan Alkitab: Yoh. 3:14; Rm. 8:3
Doa baca: Rm. 8:3
Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tidak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan mengutus Anak-Nya sendiri sama seperti manusia yang berdosa dan untuk menghapuskan dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging.


Meskipun telah ada kuasa kedaulatan Allah, ketaatan Maria, dan kekuatan Roh Kudus, namun masih perlu ada ketaatan dan koordinasi Yusuf (ayat 19-21, 24-25). Apa yang akan terjadi seandainya Yusuf tetap menuntut untuk bercerai? Ia sedang merencanakan itu. Tetapi, dia adalah orang yang dipilih Allah bagi kelahiran Kristus. Sebab itulah ia tidak bersikap kasar dan terburu-buru; malahan ia menaruh banyak pertimbangan dan berkepala dingin. Saat itu Yusuf masih muda. Karena itu, saya ingin sekali mengambil kesempatan ini untuk berkata satu dua patah kata kepada kaum muda: Jangan mengambil keputusan terlalu cepat atau bertindak terlalu tergesa-gesa. Perlahanlah sedikit agar Tuhan memiliki kesempatan untuk masuk. Setidak-tidaknya, tangguhkanlah masalah ini semalam saja. Pada malam itu, malaikat akan datang dan berbicara kepada Anda. Ini telah terjadi pada Yusuf. Ketika ia sedang mempertimbangkan hal ini, malaikat Tuhan muncul kepadanya dalam mimpi (ayat 20). Yusuf pun menaati perkataan malaikat.

Kelahiran Kristus merupakan perwujudan besar atas nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama. Nubuat pertama dalam Perjanjian Lama ialah Kejadian 3:15, yaitu setelah kejatuhan manusia, setelah ular menggarapkan dirinya ke dalam manusia melalui perempuan. Dalam Matius 1:22-23 janji ini dipenuhi oleh seorang anak dara yang mengandung seorang anak. Anak ini adalah keturunan perempuan. Dalam Galatia 4:4 Paulus mengatakan bahwa Kristus dilahirkan di bawah hukum dan juga dilahirkan dari perempuan. Kristus datang bukan hanya menggenapkan hukum, bahkan menggenapkan janji tentang keturunan perempuan yang akan meremukkan kepala ular.

Memang sulit sekali menemukan sebuah ayat yang mengatakan bahwa Allah menjadi manusia. Yang Alkitab katakan adalah demikian: “Firman itu adalah Allah ... Firman itu telah menjadi daging” (Yoh. 1:1, 14 Tl.). Manusia itu istilah yang sopan, tetapi daging tidak. Dalam 1 Timotius 3:16 Paulus berkata, “Agunglah rahasia ... Allah menyatakan diri-Nya dalam daging”(Tl.). Meskipun daging bukanlah istilah yang baik, namun Alkitab mencantumkan bahwa Allah menampilkan diri dalam daging.

Kita adalah daging yang telah jatuh, dan Yesus datang ke dalam daging supaya Ia bisa membawakan Allah ke dalam manusia. Di dalam Dia, persona ilahi Allah telah dibaurkan dengan keinsanian. Kelahiran Kristus tidak hanya menghasilkan seorang Juruselamat, tetapi juga membawa Allah ke dalam manusia. Meskipun umat manusia telah jatuh, namun Allah sedikit pun tidak berbagian dalam sifat kejatuhan ini. Allah hanya mengenakan rupa daging yang telah jatuh, dan melalui ini Ia membaurkan diri-Nya dengan keinsanian. Kita tidak boleh memandang Yesus seperti orang pada umumnya. Kita harus menyadari bahwa Yesus adalah Allah yang berbaur dengan manusia yang telah jatuh, mengenakan rupa manusia, tetapi tanpa sifat dosa manusia. Inilah kelahiran Kristus.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 5

No comments: