Pembacaan Alkitab: Rm. 9:11
Doa baca: Rm. 9:11
Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan
dan belum melakukan yang baik atau yang jahat -- supaya rencana Allah tentang
pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya.
Dari silsilah Kristus kita telah nampak bahwa
leluhur-Nya mencakup segala macam orang: yang rendah, yang tinggi, yang baik,
yang buruk, nenek moyang, raja-raja, rakyat jelata, tawanan, orang-orang yang
terpulih, dan bahkan perempuan yang jelek reputasinya. Namun, kita harus sadar,
ada beberapa prinsip yang menentukan di sini. Dari hidup orang-orang ini, kita
dapat menemukan beberapa prinsip yang mengatur hubungan kita dengan Kristus.
Leluhur Kristus meliputi segala macam orang, tetapi tidak terlepas satu dengan
yang lainnya. Tidak peduli siapa kita atau dari mana kita berasal, kita bisa
tercakup di dalam leluhur Kristus, asalkan kita memenuhi prinsip-prinsipnya.
Yang pertama akan kita bahas adalah Tamar.
Tamar mengandung melalui perbuatan sumbang bersama ayah mertuanya (Kej.
38:6-27). Dari segi moral, hal itu tercela, dan dari segi etika, juga
mengerikan. Tidak ada seorang pun akan membenarkan hal tersebut. Dari satu
aspek, apa yang Tamar lakukan benar-benar tidak baik. Namun dialah yang benar.
Kesalahan bukan pada dirinya, melainkan pada pihak ayah mertuanya. Yehuda
sendiri mengakui bahwa Tamar lebih benar daripadanya (Kej. 38:26). Mungkin Anda
mengatakan bahwa tidak ada dalih yang bisa diterima dalam perbuatan Tamar;
perbuatan zina itu selalu melibatkan kedua belah pihak. Meskipun Tamar mungkin
bertanggung jawab sampai tingkat tertentu, tetapi dia itu benar, dan menaruh
perhatian pada hak kesulungan.
Tamar adalah istri anak sulung Yehuda. Anak
sulung itu seharusnya mewarisi hak kesulungan. Namun suami Tamar jahat dalam
pandangan Tuhan, sehingga Tuhan menyingkirkan dia (Kej. 38:7). Tuhan juga
membunuh putra kedua dari Yehuda (Kej. 38:8-10). Menurut peraturan kuno, Yehuda
seharusnya menetapkan anaknya yang lain untuk menikahi Tamar supaya melahirkan
anak untuk mewarisi hak kesulungan. Tetapi Yehuda tidak memenuhi tanggung
jawabnya. Boleh dikatakan, Yehuda membohongi Tamar (Kej. 38:11-14). Tetapi
Tamar tidak menyerah, bahkan menggunakan cara yang kurang pantas untuk
mendapatkan hak kesulungan itu. Entah itu pantas atau kurang pantas, Tamar
telah berbuat sebisanya untuk memperoleh hak kesulungan.
Memiliki hak kesulungan itu adalah memperoleh
Kristus. Untuk memperoleh Kristus kita harus siap menempuh jalan yang tampaknya
bukan paling baik.
Dari Tamar kita beralih ke Peres, putranya
(ayat 3). Tamar mengandung anak kembar (Kej. 38:27-30). Ketika saat melahirkan
tiba, yang satu, Zerah, berusaha sekuatnya untuk keluar lebih dulu, namun tidak
berhasil. Ia mengulurkan tangannya dan ibu bidan mengikatnya dengan seutas
benang merah, menunjukkan bahwa dia akan menjadi yang sulung. Akan tetapi,
Peres telah mendahului dia menjadi yang sulung. Jadi, yang pertama menjadi yang
terakhir, dan yang terakhir menjadi yang pertama. Sang bidan terkejut. Ini
merupakan contoh yang baik yang memperlihatkan jalan memperoleh hak kesulungan.
Peres mewarisi hak kesulungan. Manusia tidak memilih dia, tetapi Allah mengutus
dia. Ini membuktikan bahwa ini bukan tergantung pada usaha manusia, melainkan
tergantung pada pilihan Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 3
No comments:
Post a Comment