Hitstat

12 October 2017

Wahyu - Minggu 2 Kamis

Pembacaan Alkitab: Rm. 9:11
Doa baca: Rm. 9:11
Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat -- supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya.


Dari silsilah Kristus kita telah nampak bahwa leluhur-Nya mencakup segala macam orang: yang rendah, yang tinggi, yang baik, yang buruk, nenek moyang, raja-raja, rakyat jelata, tawanan, orang-orang yang terpulih, dan bahkan perempuan yang jelek reputasinya. Namun, kita harus sadar, ada beberapa prinsip yang menentukan di sini. Dari hidup orang-orang ini, kita dapat menemukan beberapa prinsip yang mengatur hubungan kita dengan Kristus. Leluhur Kristus meliputi segala macam orang, tetapi tidak terlepas satu dengan yang lainnya. Tidak peduli siapa kita atau dari mana kita berasal, kita bisa tercakup di dalam leluhur Kristus, asalkan kita memenuhi prinsip-prinsipnya.

Yang pertama akan kita bahas adalah Tamar. Tamar mengandung melalui perbuatan sumbang bersama ayah mertuanya (Kej. 38:6-27). Dari segi moral, hal itu tercela, dan dari segi etika, juga mengerikan. Tidak ada seorang pun akan membenarkan hal tersebut. Dari satu aspek, apa yang Tamar lakukan benar-benar tidak baik. Namun dialah yang benar. Kesalahan bukan pada dirinya, melainkan pada pihak ayah mertuanya. Yehuda sendiri mengakui bahwa Tamar lebih benar daripadanya (Kej. 38:26). Mungkin Anda mengatakan bahwa tidak ada dalih yang bisa diterima dalam perbuatan Tamar; perbuatan zina itu selalu melibatkan kedua belah pihak. Meskipun Tamar mungkin bertanggung jawab sampai tingkat tertentu, tetapi dia itu benar, dan menaruh perhatian pada hak kesulungan.

Tamar adalah istri anak sulung Yehuda. Anak sulung itu seharusnya mewarisi hak kesulungan. Namun suami Tamar jahat dalam pandangan Tuhan, sehingga Tuhan menyingkirkan dia (Kej. 38:7). Tuhan juga membunuh putra kedua dari Yehuda (Kej. 38:8-10). Menurut peraturan kuno, Yehuda seharusnya menetapkan anaknya yang lain untuk menikahi Tamar supaya melahirkan anak untuk mewarisi hak kesulungan. Tetapi Yehuda tidak memenuhi tanggung jawabnya. Boleh dikatakan, Yehuda membohongi Tamar (Kej. 38:11-14). Tetapi Tamar tidak menyerah, bahkan menggunakan cara yang kurang pantas untuk mendapatkan hak kesulungan itu. Entah itu pantas atau kurang pantas, Tamar telah berbuat sebisanya untuk memperoleh hak kesulungan.

Memiliki hak kesulungan itu adalah memperoleh Kristus. Untuk memperoleh Kristus kita harus siap menempuh jalan yang tampaknya bukan paling baik.

Dari Tamar kita beralih ke Peres, putranya (ayat 3). Tamar mengandung anak kembar (Kej. 38:27-30). Ketika saat melahirkan tiba, yang satu, Zerah, berusaha sekuatnya untuk keluar lebih dulu, namun tidak berhasil. Ia mengulurkan tangannya dan ibu bidan mengikatnya dengan seutas benang merah, menunjukkan bahwa dia akan menjadi yang sulung. Akan tetapi, Peres telah mendahului dia menjadi yang sulung. Jadi, yang pertama menjadi yang terakhir, dan yang terakhir menjadi yang pertama. Sang bidan terkejut. Ini merupakan contoh yang baik yang memperlihatkan jalan memperoleh hak kesulungan. Peres mewarisi hak kesulungan. Manusia tidak memilih dia, tetapi Allah mengutus dia. Ini membuktikan bahwa ini bukan tergantung pada usaha manusia, melainkan tergantung pada pilihan Allah.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 3

No comments: