Pembacaan
Alkitab: Mat. 21:42
Doa baca: Mat. 21:42
Kata Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca
dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi
batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata
kita.”
Dalam
Kitab Kejadian ada delapan orang penting: Adam, Habel, Enos, Henokh, Nuh,
Abraham, Ishak dan Yakub. Akhirnya, kedelapan orang itu menghasilkan bangunan
Allah. Dalam Perjanjian Lama bangunan ini dilambangkan oleh tabernakel dan
bait. Dalam Perjanjian Baru kita mempunyai realitas bangunan itu. Yesus adalah
tabernakel (Yoh. 1:14), gereja adalah bait (1 Kor. 3:16), dan Yerusalem Baru
adalah perwujudan akhir.
Kaki
pelita adalah butir yang sangat penting dalam tabernakel, karena ia memimpin
orang-orang kepada tabut di dalam tempat maha kudus. Pertama-tama, di pelataran
luar ada mezbah dan bejana pembasuhan. Kemudian, dalam tempat kudus, ada meja
roti sajian, dan kaki pelita dengan tujuh lampu. Kaki pelita memimpin
orang-orang ke dalam tempat maha kudus; menunjukkan jalan kepada hukum hayat di
dalam tabut kesaksian.
Jika
kita hanya mempunyai Kitab Keluaran, kita tidak akan dapat mengerti makna kaki
pelita dan tujuh lampunya. Tetapi dalam Zakharia 3 dan 4, kaki pelita dengan
lampu-lampunya muncul lagi sebagai perkembangan kaki pelita dalam Keluaran 25.
Dalam Zakharia 3:9 tertera tujuh mata di atas batu, dan dalam 4:10 kita nampak
ketujuh mata itu adalah mata Tuhan "yang menjelajah seluruh bumi".
Bila kita menjajarkan Zakharia 4:10 dan Zakharia 4:2, kita nampak bahwa tujuh
lampu dari kaki pelita juga adalah tujuh mata Tuhan. Jadi, dalam Kitab
Zakharia, tujuh lampu dalam Keluaran dikembangkan menjadi tujuh mata Tuhan.
Selanjutnya, tujuh lampu ini adalah tujuh mata dari batu itu. Karena itu, dalam
Kitab Zakharia, tujuh lampu berkembang menjadi tujuh mata, dan kaki pelita
berkembang menjadi batu dan menjadi Yehova Tuhan. Dengan demikian, tujuh lampu
adalah tujuh mata, dan kaki pelita adalah batu, Yehova, Tuhan.
Telah
kita bahas beberapa kali tentang perkembangan batu dalam Perjanjian Baru. Dalam
Matius 16:18 Tuhan Yesus menyebut diri-Nya batu karang. Juga
dalam Matius 12:42 disebutkan mengenai batu. Batu di sini mengacu kepada batu dengan tujuh mata dalam Zakharia 3:9.
Petrus berbicara tentang Tuhan sebagai batu ini dalam Kisah Para Rasul 4:11. Petrus
memberi tahu para agamawan bahwa mereka tidak hanya menolak Penebus mereka,
tetapi juga batu penjuru bangunan Allah.
Dalam Wahyu 4 dan 5 kita nampak
perkembangan lebih lanjut dari ketujuh lampu. Menurut 4:5, tujuh lampu kaki
pelita adalah tujuh obor yang menyala-nyala di hadapan takhta Allah. Wahyu 5:6
menyatakan bahwa tujuh obor yang menyala-nyala di hadapan takhta juga adalah
tujuh mata Anak Domba. Jadi, tujuh mata adalah tujuh mata batu, tujuh mata
Tuhan, dan tujuh mata Anak Domba. Tujuh mata ini menggabungkan batu, Tuhan, dan
Anak Domba. Ini menyatakan bahwa Anak Domba adalah batu dan batu adalah Tuhan.
Selanjutnya, 5:6 mewahyukan tujuh mata Anak Domba adalah tujuh Roh Allah. Di
satu pihak, ada satu garis berisi enam butir: kaki pelita, batu, Yehova, Anak
Domba, takhta Allah, dan Allah. Di pihak lain, ada garis lain dengan tiga
butir: tujuh lampu, tujuh mata, dan tujuh Roh. Kaki pelita berarti penyinaran,
dan batu mengacu kepada bangunan Allah. Yesus, Juruselamat kita, adalah Yehova,
dan Penebus adalah Anak Domba. Takhta Allah menyatakan pemerintahan Allah,
administrasi Allah.
No comments:
Post a Comment