Hitstat

03 October 2017

Wahyu - Minggu 35 Selasa

Pembacaan Alkitab: Mat. 21:42
Doa baca: Mat. 21:42
Kata Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.”


Dalam Kitab Kejadian ada delapan orang penting: Adam, Habel, Enos, Henokh, Nuh, Abraham, Ishak dan Yakub. Akhirnya, kedelapan orang itu menghasilkan bangunan Allah. Dalam Perjanjian Lama bangunan ini dilambangkan oleh tabernakel dan bait. Dalam Perjanjian Baru kita mempunyai realitas bangunan itu. Yesus adalah tabernakel (Yoh. 1:14), gereja adalah bait (1 Kor. 3:16), dan Yerusalem Baru adalah perwujudan akhir.

Kaki pelita adalah butir yang sangat penting dalam tabernakel, karena ia memimpin orang-orang kepada tabut di dalam tempat maha kudus. Pertama-tama, di pelataran luar ada mezbah dan bejana pembasuhan. Kemudian, dalam tempat kudus, ada meja roti sajian, dan kaki pelita dengan tujuh lampu. Kaki pelita memimpin orang-orang ke dalam tempat maha kudus; menunjukkan jalan kepada hukum hayat di dalam tabut kesaksian.

Jika kita hanya mempunyai Kitab Keluaran, kita tidak akan dapat mengerti makna kaki pelita dan tujuh lampunya. Tetapi dalam Zakharia 3 dan 4, kaki pelita dengan lampu-lampunya muncul lagi sebagai perkembangan kaki pelita dalam Keluaran 25. Dalam Zakharia 3:9 tertera tujuh mata di atas batu, dan dalam 4:10 kita nampak ketujuh mata itu adalah mata Tuhan "yang menjelajah seluruh bumi". Bila kita menjajarkan Zakharia 4:10 dan Zakharia 4:2, kita nampak bahwa tujuh lampu dari kaki pelita juga adalah tujuh mata Tuhan. Jadi, dalam Kitab Zakharia, tujuh lampu dalam Keluaran dikembangkan menjadi tujuh mata Tuhan. Selanjutnya, tujuh lampu ini adalah tujuh mata dari batu itu. Karena itu, dalam Kitab Zakharia, tujuh lampu berkembang menjadi tujuh mata, dan kaki pelita berkembang menjadi batu dan menjadi Yehova Tuhan. Dengan demikian, tujuh lampu adalah tujuh mata, dan kaki pelita adalah batu, Yehova, Tuhan.

Telah kita bahas beberapa kali tentang perkembangan batu dalam Perjanjian Baru. Dalam Matius 16:18 Tuhan Yesus menyebut diri-Nya batu karang. Juga dalam Matius 12:42 disebutkan mengenai batu. Batu di sini mengacu kepada batu dengan tujuh mata dalam Zakharia 3:9. Petrus berbicara tentang Tuhan sebagai batu ini dalam Kisah Para Rasul 4:11. Petrus memberi tahu para agamawan bahwa mereka tidak hanya menolak Penebus mereka, tetapi juga batu penjuru bangunan Allah.

Dalam Wahyu 4 dan 5 kita nampak perkembangan lebih lanjut dari ketujuh lampu. Menurut 4:5, tujuh lampu kaki pelita adalah tujuh obor yang menyala-nyala di hadapan takhta Allah. Wahyu 5:6 menyatakan bahwa tujuh obor yang menyala-nyala di hadapan takhta juga adalah tujuh mata Anak Domba. Jadi, tujuh mata adalah tujuh mata batu, tujuh mata Tuhan, dan tujuh mata Anak Domba. Tujuh mata ini menggabungkan batu, Tuhan, dan Anak Domba. Ini menyatakan bahwa Anak Domba adalah batu dan batu adalah Tuhan. Selanjutnya, 5:6 mewahyukan tujuh mata Anak Domba adalah tujuh Roh Allah. Di satu pihak, ada satu garis berisi enam butir: kaki pelita, batu, Yehova, Anak Domba, takhta Allah, dan Allah. Di pihak lain, ada garis lain dengan tiga butir: tujuh lampu, tujuh mata, dan tujuh Roh. Kaki pelita berarti penyinaran, dan batu mengacu kepada bangunan Allah. Yesus, Juruselamat kita, adalah Yehova, dan Penebus adalah Anak Domba. Takhta Allah menyatakan pemerintahan Allah, administrasi Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 4, Berita 68

No comments: