Pembacaan Alkitab: Luk 15:11-32
Doa baca: “Sebab
anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat
kembali. Lalu mulailah mereka bersukaria.” (Luk.
15:24)
Dua Aspek Keselamatan Allah
Keselamatan Allah memilik dua aspek: aspek objektif
yang di luar dan aspek subjektif yang di dalam. Perumpamaan bapa yang menerima
anaknya dalam Lukas 15:11-32 menunjukkan kedua aspek keselamatan Allah. Sewaktu
bapa itu melihat anaknya, ia berlari kepadanya dan merangkulnya serta
menciumnya dengan penuh kasih sayang. Ia kemudian meminta hamba-hambanya untuk
mengenakan jubah yang terbaik, cincin, dan sepatu kepada anaknya. Ia juga
meminta hamba-hambanya untuk menyembelih anak lembu yang gemuk untuk ia makan
bersama anaknya yang hilang.
Aspek objektif yang di luar, dilambangkan oleh jubah
yang terbaik yang diterima oleh anak yang hilang itu (Luk. 15:22). Istilah
“jubah terbaik” menunjukkan satu jubah khusus yang disiapkan untuk tujuan
tertentu pada waktu tertentu. Secara harfiah, bahasa Yunani yang diterjemahkan
“yang terbaik” berarti yang pertama. Jubah yang terbaik di sini melambangkan
Kristus Putra sebagai kebenaran yang memuaskan Allah untuk menutupi orang dosa
yang bertobat. Jubah yang terbaik, yang juga merupakan jubah yang pertama,
menggantikan pakaian kotor (Yes. 64:6) dari anak hilang yang kembali. Aspek
subjektif yang di dalam, dilambangkan oleh anak lembu yang gemuk (15:23);
melambangkan Kristus yang kaya (Ef. 3:8) yang dibunuh di kayu salib bagi
kenikmatan kaum beriman. Kristus sebagai kebenaran kita adalah keselamatan kita
di luar; Kristus sebagai hayat kita untuk kenikmatan kita adalah keselamatan
kita di dalam. Jubah yang terbaik memungkinkan anak yang hilang itu memenuhi
tuntutan bapanya dan memuaskan bapanya, dan anak lembu yang gemuk memuaskan
rasa lapar anak. Maka, bapa dan anak dapat bersukacita bersama-sama.
Hari ini, sebagai orang-orang dosa yang telah
diselamatkan, kita perlu senantiasa menanggalkan manusia lama kita dan
mengenakan Dia sebagai jubah, pakaian yang baru, serta menikmati Dia di dalam
firman sebagai hayat.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 34
No comments:
Post a Comment