Pembacaan
Alkitab: Luk 3:23-28
Doa
baca: “Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai zaman Yohanes; dan
sejak itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang memasukinya dengan
paksa.” (Luk. 16:16)
Ajaran tentang Masuk Kerajaan Allah
Dalam Lukas 16:1-13 Tuhan mengajarkan tentang
kecerdikan seorang bendahara, khususnya kecerdikan dalam penanganan yang tepat
terhadap masalah uang. Tuhan sengaja mengatakan firman ini untuk menjamah
orang-orang Farisi, dan perkataanNya bagaikan anak panah yang menancap pada
mereka. Ayat 14 mengatakan, “Orang-orang
Farisi, hamba-hamba uang itu mendengar semua ini dan mereka mencemoohkan Dia.”
Firman Tuhan menusuk lubuk mereka. Tetapi bukannya disadarkan oleh hal itu,
orang-orang Farisi itu malah keras kepala. Karena perkataan Tuhan menjamah
mereka, maka mereka mencemooh Dia.
Tuhan kemudian melanjutkan perkataan-Nya dalam ayat
15, “Kamu membenarkan diri di hadapan
orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci
oleh Allah.” Pembenaran diri dari orang-orang Farisi itu merupakan satu
peninggian diri dalam kesombongan, karena itu hal ini merupakan sesuatu yang
dibenci Allah. Di sini Tuhan ingin menunjukkan kepada orang-orang Farisi itu
bahwa mereka benar-benar membencikan di pandangan Allah. Dalam ayat 16, Tuhan
memberi tahu orangorang Farisi bahwa dari zaman Yohanes kabar baik tentang
Kerajaan Allah diberitakan. Penyelamat di sini memberitakan Injil Kerajaan
Allah kepada orang-orang Farisi, pencinta-pencinta uang (ayat 14). Bagi
orang-orang Farisi berebut masuk ke dalam kerajaan itu menuntut mereka
merendahkan diri dan berpisah dengan uang mereka, bukan dengan istri-istri
mereka, yaitu mengalahkan uang dan nafsu yang dibangkitkan oleh uang itu.
Sebagai pencintapencinta uang, orang-orang Farisi itu dirangsang oleh kekayaan
mereka untuk menuruti hawa nafsu mereka. Penanggulangan Tuhan terhadap
orangorang Farisi di sini sebenarnya menjamah kekayaan mereka dan hawa nafsu
mereka. Betapa kita perlu diselamatkan dari cinta akan uang, dengan membiarkan
Dia menjenuhi kita, dan dengan sederhana berkata: “Tuhan, aku cinta pada-Mu.”
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 37
No comments:
Post a Comment