Hitstat

20 June 2019

Lukas - Minggu 19 Kamis


Pembacaan Alkitab: Luk 3:23-28
Doa baca: “Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai zaman Yohanes; dan sejak itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang memasukinya dengan paksa.” (Luk. 16:16)


Ajaran tentang Masuk Kerajaan Allah


Dalam Lukas 16:1-13 Tuhan mengajarkan tentang kecerdikan seorang bendahara, khususnya kecerdikan dalam penanganan yang tepat terhadap masalah uang. Tuhan sengaja mengatakan firman ini untuk menjamah orang-orang Farisi, dan perkataanNya bagaikan anak panah yang menancap pada mereka. Ayat 14 mengatakan, “Orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu mendengar semua ini dan mereka mencemoohkan Dia.” Firman Tuhan menusuk lubuk mereka. Tetapi bukannya disadarkan oleh hal itu, orang-orang Farisi itu malah keras kepala. Karena perkataan Tuhan menjamah mereka, maka mereka mencemooh Dia.

Tuhan kemudian melanjutkan perkataan-Nya dalam ayat 15, “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.” Pembenaran diri dari orang-orang Farisi itu merupakan satu peninggian diri dalam kesombongan, karena itu hal ini merupakan sesuatu yang dibenci Allah. Di sini Tuhan ingin menunjukkan kepada orang-orang Farisi itu bahwa mereka benar-benar membencikan di pandangan Allah. Dalam ayat 16, Tuhan memberi tahu orangorang Farisi bahwa dari zaman Yohanes kabar baik tentang Kerajaan Allah diberitakan. Penyelamat di sini memberitakan Injil Kerajaan Allah kepada orang-orang Farisi, pencinta-pencinta uang (ayat 14). Bagi orang-orang Farisi berebut masuk ke dalam kerajaan itu menuntut mereka merendahkan diri dan berpisah dengan uang mereka, bukan dengan istri-istri mereka, yaitu mengalahkan uang dan nafsu yang dibangkitkan oleh uang itu. Sebagai pencintapencinta uang, orang-orang Farisi itu dirangsang oleh kekayaan mereka untuk menuruti hawa nafsu mereka. Penanggulangan Tuhan terhadap orangorang Farisi di sini sebenarnya menjamah kekayaan mereka dan hawa nafsu mereka. Betapa kita perlu diselamatkan dari cinta akan uang, dengan membiarkan Dia menjenuhi kita, dan dengan sederhana berkata: “Tuhan, aku cinta pada-Mu.”


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 37

No comments: