Hitstat

17 June 2019

Lukas - Minggu 19 Senin


Pembacaan Alkitab: Luk. 16:1-13
Doa baca: “Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.” (Luk. 16:9)


Hamba yang Cerdik


Setelah orang dosa menjadi orang beriman, ia perlu melayani Tuhan sebagai seorang hamba yang cerdik. Setelah kita diterima ke dalam rumah Allah, kita harus menjadi hamba-hamba. Sebagai anak-anak Allah, sebagai orang-orang yang diselamatkan di dalam rumah Allah, kita harus menjadi hamba-hamba yang melayani Allah di dalam rumah-Nya. Ini berarti kita harus melayani Allah di dalam gereja.

Perumpamaan hamba yang cerdik dalam pasal 16 yang terpenting adalah perkara kecerdikan hamba itu. Mengenai kecerdikan bendahara itu, ayat 8 mengatakan, “Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang.” Pujian di sini bukan untuk perbuatan tidak jujur bendahara itu, melainkan untuk kecerdikannya. Di sini Tuhan bukan mengajar kita menjadi tidak benar, melainkan mengajar kita untuk melakukan hal-hal tepat pada waktunya, mengambil kesempatan pada saatnya. Ayat 9 menunjukkan bahwa bendahara dalam perumpamaan ini menggunakan kecerdikannya dengan perbuatan yang tidak benar, yaitu dalam memakai Mamon yang tidak benar. Mengikat persahabatan dengan mempergunakan Mamon adalah menolong orang lain dengan memakai uang untuk melakukan banyak perkara menurut pimpinan Allah. Jika kita setia terhadap hal-hal kecil; mengacu kepada Mamon, maka kita setia juga dalam hal-hal besar; mengacu kepada harta milik yang berlimpah pada zaman yang akan datang.

Memang Allah menyuplai kaum beriman dengan kebutuhan kita sehari-hari berupa benda materi di zaman ini dan mempercayakannya kepada kita sebagai satu latihan dan pelajaran bagi kita di zaman ini. Karena itu, kita harus belajar setia dalam benda-benda materi sementara yang Allah telah berikan, supaya kita bisa belajar setia terhadap harta milik kekal pada zaman yang akan datang.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 36

No comments: