Pembacaan
Alkitab: Luk. 12:1-15
Doa
baca: “Selain itu, di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak
terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka
yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.” (Luk. 16:26)
Dua Bagian Alam Maut
Dalam Lukas 16:19-31, Tuhan memberi tahu orang-orang
Farisi kisah tentang orang kaya dan Lazarus. Ini adalah kisah yang digunakan
oleh Penyelamat sebagai jawaban yang bersifat ilustratif kepada orang-orang
Farisi yang mencintai uang dan membenarkan diri. Dalam kisah ini orang kaya itu
selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus dan setiap hari ia bersukaria dalam
kemewahan. Tetapi orang miskin itu sebaliknya. Kemudian orang miskin itu mati
dan dibawa oleh para malaikat ke pangkuan Abraham, demikian pula orang kaya
itu.
Pangkuan Abraham, atau Firdaus, adalah bagian yang
menyenangkan di dalam alam maut, tempat Abraham dan semua orang benar berada,
menantikan kebangkitan, dan tempat yang dituju Tuhan Yesus setelah kematian-Nya
dan tinggal sampai kebangkitan-Nya (Luk. 23:43). Sering kali ketika orang-orang
Kristen mendengar kata alam maut, mereka mengira itu hanyalah satu tempat yang
buruk. Ada dua bagian di dalam alam maut: bagian penghiburan, bagian yang
menyenangkan, bagi orang-orang yang telah beroleh selamat, dan bagian siksaan
bagi mereka yang belum beroleh selamat. Oleh rahmat Allah dan melalui
penebusan-Nya, ada satu bagian yang menyenangkan di dalam alam maut bagi umat
tebusan-Nya. Menurut Lukas 16:22-25, Abraham ada di dalam bagian ini. Dua
bagian ini dipisahkan satu sama lain dan tidak ada jembatan untuk
menyeberanginya, namun orang-orang di kedua bagian dapat melihat dan berbicara
satu sama lain (16:23-25). Karena itu,
orang kaya itu dapat melihat Abraham dan Lazarus, ia dapat berbicara kepada
Abraham, dan Abraham dapat menjawabnya.
Dalam kisah ini Tuhan ingin memberitahukan bagaimana
nasib orang-orang Farisi, masa depan mereka. Tuhan dengan jelas ingin
menunjukkan betapa kita hari ini perlu diselamatkan dari menuruti hawa nafsu
kita, agar kelak kita bisa menikmati bagian penghiburan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 37
No comments:
Post a Comment