Pembacaan Alkitab: Kol.
3:10-11
Kita tidak dapat mengekspresikan
Kristus melalui mengoreksi atau memperbaiki diri sendiri. Melalui usaha yang
demikian kita hanya dapat mengekspresikan karakter kita sendiri. Bila ingin
mengekspresikan Kristus, perlu hayat Kristus. Kita perlu Kristus sebagai Roh
yang hidup, untuk memperhidupkan diri-Nya sendiri dari batin kita. Ini bukan
koreksi atau perbaikan lahiriah, melainkan pengalaman atas Kristus sebagai
hayat batiniah kita. Kristus adalah Roh pemberi-hayat yang hidup di batin kita
dan diperhidupkan dari batin kita. Inilah yang menjadikan kita Tubuh-Nya untuk
ekspresi-Nya. Apa yang kita ekspresikan sebagai Tubuh Kristus itu bukanlah
karakter kita, melainkan Kristus sendiri sebagai hayat.
Sebagai manusia baru, gereja tidak
saja perlu hayat, juga perlu Kristus sebagai persona. Sebatang pohon hanya
mempunyai hayat, tidak mempunyai persona, tetapi seorang manusia harus memiliki
hayat dan persona. Gereja tidak saja memiliki Kristus sebagai hayat, juga memiliki
Kristus sebagai persona. Karena itu, Tuhan Yesus hari ini tidak saja sebagai
hayat gereja, juga sebagai persona gereja. Untuk memiliki hidup gereja, kita
semua harus menerima Kristus sebagai persona kita. Tetapi, bila kita
masing-masing mempertahankan persona kita sendiri, kita akan tersingkir dari
hidup gereja.
Aspek gereja sebagai mempelai
perempuan Kristus ini menyiratkan kasih. Pernikahan merupakan masalah kasih,
dan kehidupan pernikahan tergantung pada kasih. Jika seorang suami dan istri
tidak dapat saling mengasihi, sulit bagi mereka untuk tinggal bersama. Tidak
perlu diragukan, Adam dengan Hawa saling mengasihi. Karena kasih inilah, maka
mereka menjadi satu. Hari ini, antara Kristus dan gereja terdapat kasih yang
timbal balik. Kita tidak saja memiliki Dia sebagai hayat dan persona kita,
tetapi juga menikmati kasih yang timbal balik ini. Kristus damba menunjukkan
kasih-Nya kepada gereja, dan gereja menanggapi dengan mengatakan kepada Tuhan
betapa ia mengasihi-Nya. Apa saja yang kita lakukan untuk Tuhan, kita lakukan
dengan senang hati dan kerelaan yang timbul dari kasih kita kepada-Nya. Bila
Anda mengasihi seseorang, Anda pasti senang melayani dia. Pelayanan Anda bukan
karena kebutuhan, melainkan karena kasih. Sebagai gereja, kita wajib menunjukkan
bahwa kita mengasihi Tuhan, dan karena kasih kita kepada-Nya, kita melayani Dia
dengan senang hati. Inilah aspek gereja sebagai mempelai perempuan Kristus.
Seperti telah kita tunjukkan, kita
juga sebagai Kerajaan Allah. Di dalam gereja, kita semua berada di bawah
pemerintahan, wewenang, dan pengaturan Allah. Kita bukan orang yang tidak
berhukum. Sebaliknya, kita dengan spontan diperintah secara menyenangkan dan
dengan kasih. Walaupun dalam gereja ada para penatua, mereka tidak mengekang
kaum saleh. Sebaliknya semua orang saleh dengan senang hati tunduk kepada
pengaturan Allah. Inilah gereja sebagai Kerajaan Allah. Jika semua rakyat di
negara ini hidup secara demikian, musuh akan ditaklukkan sepenuhnya.
Selain itu, gereja adalah tempat
kediaman Allah dalam roh. Bila kita tidak berada dalam roh kita, kita akan
kehilangan gereja sebagai tempat kediaman Allah secara praktis. Namun, kapan
saja kita beralih ke roh kita, kita akan merasa bahwa Allah memiliki satu
tempat kediaman dalam roh kita. Tempat kediaman ini adalah untuk perhentian
Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 74
No comments:
Post a Comment