Pembacaan Alkitab: Yoh.
1:16; Kol. 2:9
Sekarang marilah kita membahas
perbedaan antara kekayaan Kristus dengan kepenuhan Kristus. Kekayaan Kristus
ialah apa adanya Kristus bagi kita dalam segala sifat ilahi-Nya dan pekerti
insani-Nya. Kekayaan-kekayaan ini tidak terduga. Kepenuhan Kristus, Tubuh,
berasal dari kenikmatan atas kekayaan-kekayaan Kristus. Melalui kenikmatan atas
kekayaan Kristus, kita menjadi kepenuhan-Nya untuk mengekspresikan-Nya. Kristus
yang adalah Allah yang tidak terbatas oleh pembatasan-pembatasan apa pun,
begitu besar, sehingga Ia memenuhi segala sesuatu dalam segala sesuatu. Kristus
yang sedemikian memerlukan gereja menjadi kepenuhan-Nya untuk ekspresi-Nya yang
sempurna.
Kekayaan Kristus memerlukan satu
ekspresi. Bila kekayaan ini diekspresikan, maka ekspresi itu ialah kepenuhan
Kristus. Ketika Kristus berinkarnasi, kekayaan Allah diekspresikan. Tetapi,
inkarnasi sama sekali tidak “menghabiskan” kekayaan ini; itu merupakan keluapan
dan kepenuhan kekayaan Allah. Kristus berasal dari pangkuan Bapa (Yoh. 1:18),
tetapi kedatangan-Nya itu sedikit pun tidak “menghabiskan” kekayaan ilahi dalam
pangkuan Bapa. Sebaliknya, semakin banyak yang dikeluarkan, semakin banyak pula
yang dapat dikeluarkan. Karena itu, Kristus tidak saja memiliki kekayaan, juga
kepenuhan. Karena alasan inilah Yohanes 1:16 mengatakan, “Karena dari
kepenuhan-Nya kita semua telah menerima anugerah demi anugerah.” Kristus ialah
kepenuhan ke-Allahan. Ketika Ia datang ke dunia, Dia adalah keluapan kekayaan
Allah. Karena itu, Ia menjadi kepenuhan Allah. Kekayaan itu tidak hanya berada
di dalam-Nya, bahkan seluruh kepenuhan ke-Allahan itu sendiri berdiam secara
jasmaniah di dalam-Nya (Kol. 2:9).
Kepenuhan Kristus berasal dari kenikmatan
atas kekayaan Kristus. Kalau gereja memiliki kekayaan Kristus tanpa menjadi
kepenuhan Kristus, itu menunjukkan bahwa Kristus itu terbatas. Akan tetapi
fakta gereja tidak saja memiliki kekayaan Kristus, tetapi juga sebagai
kepenuhan-Nya, menunjukkan bahwa Kristus yang telah dialami dan dinikmati oleh
gereja bersifat tak terbatas. Kekayaan yang terbatas tidak dapat menghasilkan
kepenuhan. Hanya kekayaan yang tak terbatas barulah dapat menghasilkan
kepenuhan. Sebagai ekspresi kekayaan Kristus yang tidak terduga, maka gereja
ialah ekspresi tak terbatas dari Kristus yang tak terbatas. Hal ini berarti
gereja ialah kepenuhan Kristus, dan Kristus sendiri ialah jelmaan kepenuhan
Allah. Beban saya dalam berita ini hanyalah ingin menunjukkan bahwa gereja seharusnya
menjadi ekspresi Kristus yang sedemikian.
Gereja bukan ekspresi apa pun yang
di luar Kristus. Kita telah melihat banyak orang Kristen telah terpikat oleh
karunia-karunia rohani. Tetapi karunia-karunia itu bukanlah Kristus sendiri.
Demikian pula, doktrin dan kekuatan bukan Kristus sendiri. Bahkan Alkitab pun
bukan Kristus. Kristus, persona yang hidup dan ajaib ialah jelmaan Allah. Kita
tidak boleh mengizinkan perkara apa pun menggantikan Kristus. Karunia-karunia
rohani mungkin menjadi suatu sarana untuk mengambil bagian dalam Kristus,
kekuatan mungkin dapat membantu kita mengenal Kristus, dan doktrin pun mungkin
menjadi alat untuk menyalurkan Kristus. Kita berterima kasih kepada Tuhan atas
karunia-karunia, kekuatan, ajaran-ajaran, dan khususnya Alkitab. Tetapi kita
paling berterima kasih kepada Allah karena Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus.
Allah ingin membawa kita kembali kepada Kristus, kembali dari setiap perkara
yang telah menjadi pengganti-Nya atau yang telah menyelewengkan kita dari Dia.
Karena itu, ketika kita sebagai orang-orang Kristen berhimpun bersama, kita
tidak seharusnya memperhatikan manifestasi karunia-karunia atau bahkan
ajaran-ajaran firman, melainkan hanya memperhatikan ekspresi Kristus yang
hidup.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 81
No comments:
Post a Comment