Pembacaan Alkitab: Ef.
3:17
Tanpa Efesus 3, Efesus 2 akan
menjadi doktrin belaka bagi kita. Kristus memang telah membatalkan ketentuan
dengan segala peraturannya demi menciptakan orang Yahudi dan kafir menjadi satu
manusia baru. Tetapi untuk menjadikan hal ini riil dalam pengalaman kita
sehari-hari, kita harus membiarkan Kristus berumah di dalam hati kita (Ef.
3:17). Apakah Anda masih memiliki peraturan atau tidak dapat diperiksa dari
apakah Kristus berumah di dalam hati Anda atau tidak. Apakah Anda membiarkan
Dia berumah di dalam hati Anda? Jika kita jujur, kebanyakan kita akan berkata
bahwa kita tidak memberi-Nya banyak kesempatan untuk berbuat demikian.
Alasannya ialah kita tidak memperhatikan Kristus lebih dulu, melainkan cara
kita sendiri.
Renungkanlah pengalaman Petrus
dalam Kisah Para Rasul 10. Ketika ia berdoa di atas sotoh rumah, “Ia melihat
langit terbuka dan turunlah sesuatu seperti kain lebar yang bergantung pada
keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah” (ayat 11). Dalam kain ini “terdapat
berbagai jenis binatang berkaki empat, binatang melata dan burung” (ayat 12).
Kemudian ada suara berkata kepada Petrus, “Bangunlah, Petrus, sembelihlah dan
makanlah!” (ayat 13). Tetapi jawab Petrus, “Tidak, Tuhan, sebab aku belum
pernah makan apa pun yang haram dan yang najis” (ayat 14). Dalam kesempatan
ini, Petrus tidak menerima Kristus sebagai personanya. Sebaliknya, Petrus tetap
dalam personanya sendiri.
Jangan mengira kita lebih rohani
daripada Petrus. Sering kali kita pun gagal dalam menerima Kristus sebagai
persona kita. Ketika Tuhan berbicara tentang sesuatu kepada kita, kita sering
menjawab, “Bukan begitu, Tuhan.” Kita mungkin berkata, “Tuhan, aku tidak
percaya Engkau akan menyuruhku melakukan hal demikian.” Pengalaman kita
membuktikan bahwa setiap kali kita menolak menuruti kehendak Tuhan, kita akan
kehilangan penyertaan-Nya dan pengurapan-Nya. Namun, bila kita setuju dengan
Tuhan, kita menikmati penyertaan-Nya dan mengalami pengurapan batin yang
menyegarkan. Bahkan mungkin kita akan lupa diri karena sukacita di dalam Tuhan.
Marilah kita lupakan agama,
ketentuan, peraturan, segala praktek yang berbeda-beda dalam menyembah Allah,
dan cara-cara hidup kita sendiri, agar kita hanya membiarkan Kristus berumah di
dalam hati kita. Kristus telah masuk ke dalam kita menjadi hayat dan persona
kita, dan Ia tidak akan merasa puas sebelum kita menerima-Nya sebagai persona
kita secara riil. Bila kita tidak menerima Dia sebagai persona kita, kita akan
merasa dalam batin bahwa tidak peduli seberapa banyak kita mengasihi Kristus
dan gereja, dan tidak peduli seberapa banyak kita untuk pemulihan Tuhan, kita
masih kekurangan sesuatu. Perasaan kekurangan ini berasal dari kekurangan
Kristus sebagai persona kita.
Kita harus melupakan setiap
perkara yang agamis dan hanya menerima Kristus sebagai persona kita. Jika kita
berbuat demikian, kita akan beroleh pertumbuhan yang dikatakan dalam pasal 4,
dan kita akan mengenakan manusia baru. Inilah hidup gereja yang wajar.
Allah tidak menghendaki kita
mencoba secara agamis untuk mematuhi suami atau mengasihi istri. Perhatian-Nya
tertuju pada perihal kita menerima Kristus sebagai persona kita dan
mengesampingkan segala ketentuan. Allah menghendaki manusia-manusia yang di
dalam hati mereka ada Kristus yang berumah. Inilah kebutuhan kita dalam hidup
gereja dewasa ini.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 78
No comments:
Post a Comment