Hitstat

19 June 2013

Efesus - Minggu 39 Rabu


Pembacaan Alkitab: Ef. 3:17


Tanpa Efesus 3, Efesus 2 akan menjadi doktrin belaka bagi kita. Kristus memang telah membatalkan ketentuan dengan segala peraturannya demi menciptakan orang Yahudi dan kafir menjadi satu manusia baru. Tetapi untuk menjadikan hal ini riil dalam pengalaman kita sehari-hari, kita harus membiarkan Kristus berumah di dalam hati kita (Ef. 3:17). Apakah Anda masih memiliki peraturan atau tidak dapat diperiksa dari apakah Kristus berumah di dalam hati Anda atau tidak. Apakah Anda membiarkan Dia berumah di dalam hati Anda? Jika kita jujur, kebanyakan kita akan berkata bahwa kita tidak memberi-Nya banyak kesempatan untuk berbuat demikian. Alasannya ialah kita tidak memperhatikan Kristus lebih dulu, melainkan cara kita sendiri.

Renungkanlah pengalaman Petrus dalam Kisah Para Rasul 10. Ketika ia berdoa di atas sotoh rumah, “Ia melihat langit terbuka dan turunlah sesuatu seperti kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah” (ayat 11). Dalam kain ini “terdapat berbagai jenis binatang berkaki empat, binatang melata dan burung” (ayat 12). Kemudian ada suara berkata kepada Petrus, “Bangunlah, Petrus, sembelihlah dan makanlah!” (ayat 13). Tetapi jawab Petrus, “Tidak, Tuhan, sebab aku belum pernah makan apa pun yang haram dan yang najis” (ayat 14). Dalam kesempatan ini, Petrus tidak menerima Kristus sebagai personanya. Sebaliknya, Petrus tetap dalam personanya sendiri.

Jangan mengira kita lebih rohani daripada Petrus. Sering kali kita pun gagal dalam menerima Kristus sebagai persona kita. Ketika Tuhan berbicara tentang sesuatu kepada kita, kita sering menjawab, “Bukan begitu, Tuhan.” Kita mungkin berkata, “Tuhan, aku tidak percaya Engkau akan menyuruhku melakukan hal demikian.” Pengalaman kita membuktikan bahwa setiap kali kita menolak menuruti kehendak Tuhan, kita akan kehilangan penyertaan-Nya dan pengurapan-Nya. Namun, bila kita setuju dengan Tuhan, kita menikmati penyertaan-Nya dan mengalami pengurapan batin yang menyegarkan. Bahkan mungkin kita akan lupa diri karena sukacita di dalam Tuhan.

Marilah kita lupakan agama, ketentuan, peraturan, segala praktek yang berbeda-beda dalam menyembah Allah, dan cara-cara hidup kita sendiri, agar kita hanya membiarkan Kristus berumah di dalam hati kita. Kristus telah masuk ke dalam kita menjadi hayat dan persona kita, dan Ia tidak akan merasa puas sebelum kita menerima-Nya sebagai persona kita secara riil. Bila kita tidak menerima Dia sebagai persona kita, kita akan merasa dalam batin bahwa tidak peduli seberapa banyak kita mengasihi Kristus dan gereja, dan tidak peduli seberapa banyak kita untuk pemulihan Tuhan, kita masih kekurangan sesuatu. Perasaan kekurangan ini berasal dari kekurangan Kristus sebagai persona kita.

Kita harus melupakan setiap perkara yang agamis dan hanya menerima Kristus sebagai persona kita. Jika kita berbuat demikian, kita akan beroleh pertumbuhan yang dikatakan dalam pasal 4, dan kita akan mengenakan manusia baru. Inilah hidup gereja yang wajar.

Allah tidak menghendaki kita mencoba secara agamis untuk mematuhi suami atau mengasihi istri. Perhatian-Nya tertuju pada perihal kita menerima Kristus sebagai persona kita dan mengesampingkan segala ketentuan. Allah menghendaki manusia-manusia yang di dalam hati mereka ada Kristus yang berumah. Inilah kebutuhan kita dalam hidup gereja dewasa ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 78

No comments: