Hitstat

24 June 2013

Efesus - Minggu 40 Senin


Pembacaan Alkitab: Ef. 3:17


Kita telah menunjukkan bahwa gereja bukan hanya Tubuh, tetapi juga manusia baru. Sebagai Tubuh, gereja perlu Kristus menjadi hayat. Tetapi sebagai manusia ba-ru, gereja perlu Kristus menjadi persona (pribadi). Sebagai contoh, pohon mempunyai hayat, namun tidak mempunyai persona, karena itu, tidak memiliki personalitas (kepribadian). Akan tetapi, sebagai manusia, kita memiliki hayat dan personalitas, karena kita adalah persona-persona (pribadi-pribadi).

Karena gereja bukan hanya Tubuh Kristus yang memiliki Kristus sebagai hayat, tetapi juga manusia baru yang memiliki Kristus sebagai persona, maka dalam Efesus 3:17 Paulus menekankan pentingnya Kristus berumah dalam hati kita. Walaupun roh kita merupakan wadah untuk menampung Allah, tetapi roh itu bukan inti personalitas. Inti personalitas ialah hati. Berbagai fungsi dari personalitas kita — pikiran, emosi, dan tekad — langsung berkaitan dengan hati, bukan dengan roh. Karena seluruh fungsi personalitas berpusat pada hati, maka hati adalah tempat Kristus ingin berumah di dalamnya. Kristus sebagai Roh pemberi-hayat sekarang berada dalam roh kita. Akan tetapi, Ia ingin berkembang ke dalam hati kita dan berumah di sana.

Melalui kelahiran kembali kita memiliki Kristus sebagai Roh itu dalam roh kita. Akan tetapi melalui transformasi, Kristus akan meluas dari roh kita ke dalam hati kita. Setiap orang yang telah dilahirkan kembali telah memiliki Kristus dalam rohnya, tetapi tidak banyak yang telah membiarkan Kristus meluas ke dalam hatinya. Inilah sebabnya Paulus berdoa agar kita diteguhkan ke dalam manusia batiniah kita supaya Kristus dapat berumah dalam hati kita (Ef. 3:16). Paulus seolah-olah ingin berkata kepada orang-orang di Efesus, “Karena kalian telah diselamatkan dan dilahirkan kembali, maka Kristus ada di dalam roh kalian. Namun aku khawatir kalian belum membiarkan Kristus meluas ke dalam hati kalian. Karena itu, aku berdoa bagi kalian, supaya kalian diteguhkan dalam roh kalian oleh Roh itu, sehingga Kristus dapat berumah dalam hati kalian.”

Kita perlu menerima Kristus bukan hanya sebagai hayat dalam roh kita, tetapi juga sebagai persona dalam hati kita. Ketika Kristus berada dalam roh kita, Ia adalah hayat kita. Tetapi, ketika Ia meluas ke dalam hati kita, Ia menjadi persona kita. Kita semua memiliki Kristus dalam roh kita, tetapi saya tidak tahu berapa banyak Kristus meluas ke dalam hati kita.

Memiliki Kristus sebagai hayat saja tidak akan menghasilkan hidup gereja. Untuk memiliki hidup gereja yang wajar kita harus menerima Kristus sebagai persona kita. Ingatlah bahwa gereja adalah manusia baru juga Tubuh. Sebagai manusia baru, gereja perlu Kristus menjadi persona. Problem utamanya bukan pada hayat, melainkan pada persona. Tidak perlu mengatur hayat, tetapi perlu mengubah persona. Pikiran, emosi, dan tekad kita seluruhnya perlu dibenahi. Dalam hidup gereja, problemnya bukan hanya dalam menerima Kristus sebagai hayat, juga dalam menerima Kristus sebagai persona kita. Sedikit sekali orang kudus yang menerima Kristus sebagai persona mereka dengan memadai. Memiliki Kristus sebagai persona kita lebih dalam, lebih tinggi, dan lebih limpah daripada sekadar menerima-Nya sebagai hayat. Dalam Efesus 3 Paulus tidak berdoa agar kaum saleh memiliki Kristus sebagai hayat, melainkan agar kaum saleh menerima Dia sebagai persona mereka melalui membiarkan Dia berumah di dalam hati mereka. Inilah keperluan kita hari ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 80

No comments: