Pembacaan Alkitab: Ef.
2:15; Why. 5:9
Efesus 2:15 mengatakan bahwa dalam
daging-Nya, Kristus membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan
ketentuannya untuk menciptakan keduanya (Yahudi dan Kafir) menjadi satu manusia
baru di dalam diri-Nya. Melalui kematian-Nya di atas salib, Kristus tidak saja
menanggulangi dosa kita, manusia lama, daging, dunia, dan Iblis, Ia pun
menanggulangi hukum Taurat dan ketentuan-ketentuannya. Banyak berita yang baik
telah disampaikan tentang bagaimana salib Kristus menanggulangi dosa, manusia
lama, daging, dunia, dan Iblis. Tetapi pernahkah Anda mendengar Kristus di atas
salib telah membatalkan hukum dan ketentuannya? Kristus melakukan hal ini bukan
untuk keselamatan, pengudusan, atau bahkan untuk kemenangan. Ia membatalkan
ketentuan-ketentuan untuk menciptakan manusia baru. Kita dengan sendirinya
mengakui bahwa dosa, manusia lama, daging, dunia, dan Iblis semuanya perlu
ditanggulangi oleh salib, dan kita memuji Tuhan bahwa segala perkara negatif
ini telah disalibkan. Namun kita harus maju melihat pentingnya Kristus
membatalkan hukum dengan ketentuan-ketentuannya, untuk menciptakan kita menjadi
satu manusia baru.
Dilahirkan kembali tidak saja
berarti diselamatkan, juga berarti diciptakan sekali lagi. Di atas salib,
Kristus telah membatalkan ketentuan sehingga penciptaan kembali ini dapat
terlaksana. Orang Yahudi dan kafir telah terpisah karena ketentuan-ketentuan.
Tetapi kedua golongan orang itu telah diciptakan dalam Kristus dengan esens
ilahi menjadi satu wujud baru, satu manusia baru yang korporat.
Ketentuan-ketentuan merupakan
berbagai bentuk atau cara hidup dan penyembahan. Sebagai contoh, orang Yahudi
memiliki cara khas mereka untuk menyembah Allah. Berdasarkan cara
penyembahannya, mereka memiliki peraturan-peraturan yang mengatur kehidupan
mereka sehari-hari. Orang lain pun mempunyai cara hidup dan penyembahan mereka
sendiri. Demikian pula di antara berbagai macam denominasi kekristenan dewasa
ini. Aliran Baptis, Presbiterian, Methodis, Lutheran, dan Episkopal, semua
mempunyai cara penyembahan yang berbeda-beda. Betapa luasnya dan betapa besar
pengaruh masalah ketentuan-ketentuan tersebut!
Kehendak Allah bukanlah memiliki
sejenis penyembahan tertentu, Ia ingin memiliki satu manusia baru. Tetapi,
secara licik, Iblis, musuh Allah, memperalat ketentuan-ketentuan untuk merusak
manusia baru dan menghalangi kaum beriman untuk mengenal manusia baru secara
riil. Sasaran Iblis bukan mencegah orang Kristen masuk surga atau menuntut
kerohanian, melainkan mencegah mereka melihat dan mengalami gereja sebagai satu
manusia baru.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 78
No comments:
Post a Comment