Pembacaan Alkitab: Flp. 1:25; 3:17
Memiliki kenikmatan atas Kristus berarti memiliki sukacita iman.
Dalam Filipi 1:25 Paulus menyinggung sukacita iman, “Dengan yakin aku tahu tentang hal ini: Aku akan tinggal dan akan
bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita
dalam iman.” Paulus didesak oleh dua perkara: keinginan untuk pergi dan
bersama-sama dengan Kristus dan perlunya tinggal di dunia demi kaum saleh (ayat
23-24). Akhirnya ia berkesimpulan untuk tinggal dan bersama-sama terus dengan
kaum saleh bagi kemajuan dan kenikmatan iman mereka. Paulus berharap dapat
menyuplaikan Kristus lebih banyak kepada kaum saleh, supaya mereka dapat lebih
banyak mengalami-Nya. Lewat ministri Paulus, mereka dapat menerima infus lebih
banyak, dan hasilnya ialah beroleh iman lebih banyak. Iman ini kemudian akan
membawakan kenikmatan yang lebih besar atas Kristus. Dengan cara inilah mereka
akan memiliki kemajuan dan sukacita iman.
Kenikmatan atas iman itu akan menyusun kita menjadi suatu
kurban. Kurban ini adalah Kristus sendiri yang kita alami dan nikmati. Melalui
kenikmatan atas Kristus, kita mengalami Kristus, memperoleh Kristus, dan
memiliki Kristus. Bahkan segenap diri kita disusun dengan Kristus. Dengan cara
inilah iman kita menjadi suatu kurban yang dapat dipersembahkan kepada Allah.
Iman yang terdapat dalam 2:17 mewakili kenikmatan atas Kristus, pengalaman
atas Kristus, dan perolehan atas Kristus. Kenikmatan, pengalaman, dan perolehan
kita atas Kristus akan menjadi suatu kurban yang manis yang dapat
dipersembahkan kepada Allah. Dengan demikian kita baru dapat mempersembahkan
kurban ini kepada Allah dengan sukacita, dan pada saat yang sama mencurahkan
dirinya sendiri ke atasnya sebagai kurban curahan.
Filipi 2:16-17 seharusnya digabungkan. Menurut tata bahasa,
ayat-ayat ini dirangkai dengan sebuah kata penghubung “tetapi”. Ini menunjukkan
bahwa iman dalam ayat 17 berkaitan dengan menyatakan firman hayat dalam ayat 16. Dengan perkataan
lain, menyatakan firman hayat dalam pengalamannya berkaitan dengan kurban iman.
Konsepsi Paulus dalam kedua ayat ini ialah: jika kaum beriman menyatakan firman
hayat, maka ia akan memiliki sesuatu yang dapat dimegahkan pada hari Kristus.
Zaman sekarang adalah “hari manusia” (1 Kor. 4:3), dan zaman yang akan datang
adalah “hari Kristus”. Orang yang memiliki hari adalah orang yang memegang
kuasa. Karena sekarang adalah hari manusia, maka manusialah yang berkuasa di
bumi. Tetapi pada hari Kristus, Dialah yang berkuasa. Jika pada hari manusia
kaum beriman menyatakan firman hayat, Paulus akan dapat bermegah karena mereka
pada hari Kristus bahwa ia tidak percuma berlomba dan tidak percuma
bersusah-susah.
Setelah membicarakan perihal kaum beriman menyatakan firman
hayat dan dapatnya ia bermegah pada hari Kristus, Paulus meneruskan dan berkata
dalam ayat 17, “Tetapi sekalipun darahku
dicurahkan pada kurban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita
dengan kamu sekalian.” Bahkan pada hari manusia sekarang ini, Paulus dapat
dicurahkan sebagai kurban curahan ke atas kurban yang dihasilkan kaum beriman
melalui menyatakan firman hayat. Ini berarti, ketika kaum beriman menyatakan
firman hayat, Paulus akan mempunyai kurban pokok yang ke atasnya ia dapat
mencurahkan dirinya sebagai kurban curahan.
Dalam ayat 16 Paulus membicarakan tentang bermegah, dan dalam
ayat 17 ia menyebut sukacita. Dalam kedua ayat ini istilah bermegah dan
bersukacita boleh dianggap sinonim. Paulus dapat bermegah karena kaum saleh
menyatakan firman hayat dan bersukacita dalam kurban iman mereka. Dalam ayat 16
kita nampak bermegah berkaitan dengan menyatakan firman hayat, dan dalam ayat 17 kita nampak
bersukacita berkaitan dengan kurban iman kaum beriman. Bersukacita dalam ayat
17 sinonim dengan bermegah dalam ayat 16, seperti halnya kurban iman adalah hal
yang sama dengan menyatakan firman hayat. Di sini sekali lagi kita nampak bahwa
iman merupakan totalitas pengalaman, dan perolehan kita atas Kristus.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 50
No comments:
Post a Comment