Pembacaan Alkitab: Flp. 3:10-14
Dalam ayat 10 ada empat perkara yang penting: mengenal Kristus,
mengenal kuasa kebangkitan-Nya, mengenal persekutuan penderitaan-Nya, dan
diserupakan dengan kematian-Nya. Sebenarnya diserupakan dengan kematianNya berkaitan
baik dengan mengenal kuasa kebangkitan Kristus maupun dengan mengenal
persekutuan penderitaanNya. Kata “diserupakan” menunjukkan bagaimana kita dapat
mengenal kuasa kebangkitan Kristus dan persekutuan penderitaan-Nya.
Kita telah menunjukkan bahwa kematian Kristus berlangsung dalam
keseluruhan kehidupan-Nya di bumi. Sewaktu Dia hidup, Dia pun selalu mati; mati terhadap ciptaan
lama untuk hidup dalam ciptaan baru. Inilah makna “kematian-Nya” dalam ayat 10.
Kita perlu diserupakan dengan kematian Kristus baik dalam hidup gereja (church life) maupun dalam kehidupan
keluarga, yakni mati terhadap ciptaan lama, supaya kita dapat memperhidupkan
ciptaan baru.
Jika seorang saudara telah mencapai kebangkitan yang unggul
dalam pengalamannya, maka kasihnya terhadap istrinya juga berada dalam ciptaan
baru. Kasihnya tidak lagi kasih yang alami, kasih dalam ciptaan lama. Seorang saudara boleh
jadi sangat mencintai istrinya, namun kasihnya mungkin tidak ada
sangkut-pautnya dengan kebangkitan yang unggul itu. Demikian pula seorang istri
mungkin sangat taat kepada suaminya menurut etika dan latar belakang
kebudayaan, tetapi ketaatannya itu juga mungkin mutlak berada dalam alamiahnya,
dalam ciptaan lama, dan sama sekali tidak di dalam ciptaan baru. Misalkan,
seorang saudari bertekad menaati suaminya. Sebenarnya ia tidak mau mematuhinya,
tetapi mungkin dengan meneteskan air mata ia memaksa dirinya untuk berbuat
demikian. Ketaatan semacam ini adalah ketaatan dalam ciptaan lama. Allah tidak
menghendaki kasih atau ketaatan yang alamiah, kasih dan ketaatan yang bukan di
dalam kebangkitan yang unggul; sebaliknya, Dia menghendaki kita memperhidupkan
kehidupan yang diwahyukan dalam Filipi 3. Untuk ini kita perlu memperoleh Kristus dan ditemukan di
dalam Dia untuk mengenal kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya, diserupakan dengan kematian-Nya agar kita dapat mencapai
kebangkitan yang unggul.
Pada waktu Paulus menulis Surat Kiriman ini kepada orang Filipi,
ia tidak menganggap dirinya sendiri telah mencapai kebangkitan yang unggul.
Karena itu ia berkata, “Bukan seolah-olah
aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya,
kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh
Kristus Yesus.” Paulus hanya memperhatikan satu perkara — melupakan apa
yang telah di belakang, dan mengarahkan diri kepada apa yang di depan. Dia
berlari ke sasaran yang di depan untuk meraih hadiah atau pahala panggilan surgawi Allah
dalam Kristus Yesus. Semua perkara yang di belakang adalah milik ciptaan lama,
tetapi perkara yang di depan adalah milik ciptaan baru. Allah telah
menyelamatkan kita dari ciptaan lama dan meletakkan kita dalam suatu perlombaan
menuju sasaran untuk memperoleh pahala. Sekarang kita harus berlari-lari dalam
perlombaan ini untuk mencapai kebangkitan yang unggul dari antara orang mati
dan segala perkara milik ciptaan baru.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 53
No comments:
Post a Comment