Hitstat

19 February 2014

Filipi - Minggu 26 Rabu



Pembacaan Alkitab: Yoh. 15:4; Flp. 1:19


Untuk memiliki pengertian yang tepat atas Filipi 3:9 haruslah kita melihatnya berdasarkan konteks seluruh Kitab Filipi. Dalam 1:19 Paulus mengatakan tentang suplai yang limpah lengkap dari Roh Yesus Kristus. Suplai yang limpah lengkap ini tidak semata-mata dimiliki oleh Roh itu, ia sebenarnya adalah Roh itu sendiri. Seasas dengan ini, ungkapan “Roh Yesus Kristus” tidak hanya berarti Roh itu dimiliki oleh Kristus, melainkan berarti Roh itu adalah Kristus. Sebagaimana Putra Allah adalah Allah itu sendiri, maka Roh Kristus juga adalah Kristus itu sendiri. Kristus itulah Roh itu, dan Roh itu ialah suplai yang limpah lengkap.

Dalam 2:16 Paulus meneruskan membicarakan firman hayat. Sekali lagi di sini kita nampak bahwa firman bukan semata-mata dimiliki hayat, ia sebenarnya adalah hayat. Dalam cara penggunaan kata-kata Perjanjian Baru, firman hayat adalah hayat itu sendiri. Surat 1 Yohanes 1:1 mengatakan tentang firman hayat itu, dan dalam Yohanes 6:63 Tuhan Yesus mengatakan bahwa perkataan yang Ia katakan itulah hayat. Dalam Kitab Filipi, di satu pihak kita memiliki Roh Yesus Kristus sebagai suplai yang limpah lengkap, di pihak lain kita memiliki firman hayat sebagai sarana.

Kita perlu membahas Filipi 1 hingga 3 sebagai satu keseluruhan dan menggabungkan suplai Roh itu, firman hayat, dan kebenaran Allah yang berdasarkan iman. Ketika dalam pengalaman kita memiliki Roh itu, firman, dan iman, maka kita akan terinfus dengan Allah sendiri. Kemudian, Allah yang terinfus ke dalam kita akan menjadi kehidupan sehari-hari kita, yang oleh Paulus dilukiskan sebagai kebenaran Allah.

Ketika kita memiliki suplai Roh itu, firman hayat, dan kebenaran Allah oleh iman, maka kita sudah diinfus dengan Allah. Allah yang diinfuskan ini kemudian akan kita perhidupkan sebagai kehidupan sehari-hari kita. Kehidupan sehari-hari seperti ini dapat juga disebut kebenaran Allah. Ini bukan hanya mendapatkan Kristus, melainkan merupakan pengalaman dan kenikmatan atas Kristus secara riil. Ini berarti ditemukan di dalam Kristus di bawah kondisi menikmati infus Allah sehingga kita dapat memperhidupkan Dia melalui suplai Roh, firman hayat, dan kebenaran Allah oleh iman. Saya sepenuhnya yakin bahwa inilah konsepsi Paulus ketika ia menulis Kitab Filipi.

Dalam hal ini Paulus sangat berpengalaman. Dari firman hayat, dan melalui suplai Roh itu dia mendapatkan iman. Iman membawa infus Allah kepadanya. Dengan spontan Paulus memperhidupkan Allah sebagai kehidupannya sehari-hari dan ditemukan di dalam Kristus, serta memiliki kebenaran Allah. Inilah harapan dan keinginan Paulus, yakni agar ia selalu ditemukan di dalam Kristus dalam kondisi sedemikian. Paulus tidak hanya damba mendapatkan Kristus, tetapi juga ditemukan di dalam kondisi yang seajaib ini, sehingga orang dapat mengakui bahwa ia adalah seorang yang memperhidupkan Allah. Sebagai orang yang demikian, Paulus bukan berada di dalam kebudayaan, agama, filsafat, etika atau moralitas, tetapi ia mutlak sebagai orang yang berada di dalam Kristus, yang memperhidupkan Allah sebagai kehidupan sehari-harinya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 51

No comments: