Pembacaan Alkitab: Yoh. 15:4; Flp. 1:19
Untuk memiliki pengertian yang tepat atas Filipi 3:9 haruslah
kita melihatnya berdasarkan konteks seluruh Kitab Filipi. Dalam 1:19 Paulus
mengatakan tentang suplai yang limpah lengkap dari Roh Yesus Kristus. Suplai
yang limpah lengkap ini tidak semata-mata dimiliki oleh Roh itu, ia
sebenarnya adalah Roh itu sendiri. Seasas dengan ini, ungkapan “Roh Yesus
Kristus” tidak hanya berarti Roh itu dimiliki oleh Kristus, melainkan berarti
Roh itu adalah Kristus. Sebagaimana
Putra Allah adalah Allah itu sendiri, maka Roh Kristus juga adalah Kristus itu
sendiri. Kristus itulah Roh itu, dan Roh itu ialah suplai yang limpah lengkap.
Dalam 2:16 Paulus meneruskan membicarakan firman hayat. Sekali
lagi di sini kita nampak bahwa firman bukan semata-mata dimiliki hayat, ia
sebenarnya adalah hayat. Dalam cara penggunaan kata-kata Perjanjian Baru,
firman hayat adalah hayat itu sendiri. Surat 1 Yohanes 1:1 mengatakan tentang
firman hayat itu, dan dalam Yohanes 6:63 Tuhan Yesus mengatakan
bahwa perkataan yang Ia katakan itulah hayat. Dalam Kitab Filipi, di satu pihak
kita memiliki Roh Yesus Kristus sebagai suplai yang limpah lengkap, di pihak
lain kita memiliki firman hayat sebagai sarana.
Kita perlu membahas Filipi 1 hingga 3 sebagai satu keseluruhan
dan menggabungkan suplai Roh itu, firman hayat, dan kebenaran Allah yang
berdasarkan iman. Ketika dalam pengalaman kita memiliki Roh itu, firman, dan
iman, maka kita akan terinfus dengan Allah sendiri. Kemudian, Allah yang
terinfus ke dalam kita akan menjadi kehidupan sehari-hari kita, yang oleh
Paulus dilukiskan sebagai kebenaran Allah.
Ketika kita memiliki suplai Roh itu, firman hayat, dan kebenaran
Allah oleh iman, maka kita sudah diinfus dengan Allah. Allah yang diinfuskan ini
kemudian akan kita
perhidupkan sebagai kehidupan sehari-hari kita. Kehidupan sehari-hari seperti
ini dapat juga disebut kebenaran Allah. Ini bukan hanya mendapatkan Kristus,
melainkan merupakan pengalaman dan kenikmatan atas Kristus secara riil. Ini
berarti ditemukan di dalam Kristus di bawah kondisi menikmati infus Allah
sehingga kita dapat memperhidupkan Dia melalui suplai Roh, firman hayat, dan
kebenaran Allah oleh iman. Saya sepenuhnya yakin bahwa inilah konsepsi Paulus
ketika ia menulis Kitab Filipi.
Dalam hal ini Paulus sangat berpengalaman. Dari firman hayat,
dan melalui suplai Roh itu dia mendapatkan iman. Iman membawa infus Allah
kepadanya. Dengan spontan Paulus memperhidupkan Allah sebagai kehidupannya
sehari-hari dan ditemukan di dalam Kristus, serta memiliki kebenaran Allah.
Inilah harapan dan keinginan Paulus, yakni agar ia selalu ditemukan di dalam
Kristus dalam kondisi sedemikian. Paulus tidak hanya damba mendapatkan Kristus,
tetapi juga ditemukan di dalam kondisi yang seajaib ini, sehingga orang dapat
mengakui bahwa ia adalah seorang yang memperhidupkan Allah. Sebagai orang yang
demikian, Paulus bukan berada di dalam kebudayaan, agama, filsafat, etika atau
moralitas, tetapi ia mutlak sebagai orang yang berada di dalam Kristus, yang
memperhidupkan Allah sebagai kehidupan sehari-harinya.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 51
No comments:
Post a Comment