Pembacaan Alkitab: Flp. 2:5-15; Ibr. 8:11
Ketika saya masih muda, saya sudah mengerti adanya tujuh langkah
dalam hal Tuhan merendahkan diri-Nya dalam 2:5-11: mengosongkan diri-Nya
sendiri, mengambil rupa seorang hamba, menjadi sama dengan manusia, merendahkan
diri-Nya, taat, taat sampai mati, dan taat sampai mati di kayu salib. Saya juga
diajarkan, sebagai orang Kristen, kita harus mengikuti Tuhan Yesus dalam semua
langkah tersebut. Namun, semakin saya mencoba mengikuti Dia dan meniru Dia,
sifat alamiah saya yang jatuh semakin terungkap. Sebagai manusia yang telah
jatuh, yang kekurangan unsur insani yang tepat, dan lebih-lebih sama sekali
tidak memiliki unsur ilahi, bagaimana saya dapat meneladani manusia-Allah ini?
Tuhan Yesus memiliki unsur ilahi dan unsur insani yang tepat. Walaupun Ia
mengesampingkan rupa Allah, Ia tidak pernah mengesampingkan sifat Allah.
Realitas, esens, dan substansi sifat ilahi tetap ada di dalam diri-Nya. Jadi,
Dia adalah manusia yang penuh dengan unsur ilahi. Dia dapat melewati
ketujuh tahap dari kerendahan-Nya itu. Namun, saya tidak dapat meniru Dia.
Lambat laun saya mulai mengerti, untuk mengikuti Tuhan Yesus
menurut Filipi 2, kita perlu memiliki Allah yang beroperasi di batin. Kita
tidak mungkin mengikuti teladan ilahi atau mencapai standar Allah dalam diri
kita sendiri. Puji Tuhan, Allah sedang bekerja di dalam kita! Allah yang
berinkarnasi dalam Tuhan Yesus ini sekarang ada di dalam kita. Allah ini adalah
Allah yang tidak terbatas, Allah yang kekal, dan yang menciptakan alam semesta
dengan firman-Nya. Melalui inkarnasi, Allah yang kekal ini datang dan hidup di
dalam Tuhan Yesus. Ia menjadikan Yesus sebuah teladan dan meninggikan Dia
menurut standar ilahi. Sekarang, Allah yang sama ini sedang beroperasi di dalam
kita. Kali pertama saya menyadari hal ini, saya sangat bersukacita. Karena
Allah beroperasi di dalam saya, maka saya sekarang adalah manusia-Allah. Semua
orang Kristen yang sejati perlu nampak hal ini: sebagai orang Kristen, kita
adalah manusia-manusia-Allah! Kita tidak perlu lagi hidup menurut sifat insani
kita yang telah jatuh, karena Allah sekarang sedang beroperasi di dalam kita.
Haleluya, karena Allah berhuni di dalam kita dan beroperasi di dalam kita, maka
kita adalah manusia-manusia-Allah! Operasi batini dari Allah ini merupakan
aspek kedua dari persediaan yang ilahi dan kaya bagi keselamatan yang konstan.
Aspek ketiga ialah kita adalah anak-anak Allah (2:15). Karena kita telah
menyiarkan kebenaran ini, ada orang yang menuduh kita dengan khilaf, yaitu
menuduh kita memberitakan ajaran evolusi ke dalam Allah. Kita sama sekali tidak
mengajarkan ajaran evolusi ke dalam Allah. Berdasarkan Alkitab, kita bersaksi
bahwa sebagai anak-anak Allah, kita telah dilahirkan oleh Allah. Sebagaimana keturunan
anjing memiliki hayat dan sifat anjing, dan seorang anak manusia memiliki hayat
dan sifat orang tuanya, demikian pula sebagai anak-anak Allah, kita semua
memiliki hayat dan sifat Allah; demikianlah faktanya.
Jika kita bukan anak-anak Allah yang memiliki hayat dan sifat
ilahi, kita tidak dapat memahami operasi Allah di dalam kita atau bekerja sama
dengannya. Paulus berkata, “Tetapi siapa
yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia” (1 Kor.
6:17). Setelah Allah kita datang melalui inkarnasi, hidup di bumi untuk
mendirikan satu teladan keselamatan, tersalib, dibangkitkan, dan ditinggikan
menurut standar ilahi, Ia menjadi Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45). Sebagai Roh
yang demikian, Ia telah masuk ke dalam kita dan kini tinggal di dalam kita selaku Allah
almuhit yang telah melalui proses. Operasi-Nya di batin kita berdasar pada
fakta bahwa Ia telah melahirkan kita kembali dan memasukkan hayat dan sifat
ilahi-Nya ke dalam kita. Ini adalah keajaiban terbesar dalam alam semesta!
Setelah mendirikan teladan dan standar, Allah lalu menaruh hayat dan sifat-Nya
ke dalam kita. Sekarang, Ia sedang bergerak, beroperasi, dan memberikan energi
melalui hayat dan sifat ilahi-Nya sesuai dengan teladan dan standar itu. Bila
kita berseru kepada Tuhan atau berdoa kepada Bapa, kita akan mengalami operasi
yang batini ini.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 49
No comments:
Post a Comment