Hitstat

11 February 2014

Filipi - Minggu 25 Selasa



Pembacaan Alkitab: Flp. 2:5-15; Ibr. 8:11


Ketika saya masih muda, saya sudah mengerti adanya tujuh langkah dalam hal Tuhan merendahkan diri-Nya dalam 2:5-11: mengosongkan diri-Nya sendiri, mengambil rupa seorang hamba, menjadi sama dengan manusia, merendahkan diri-Nya, taat, taat sampai mati, dan taat sampai mati di kayu salib. Saya juga diajarkan, sebagai orang Kristen, kita harus mengikuti Tuhan Yesus dalam semua langkah tersebut. Namun, semakin saya mencoba mengikuti Dia dan meniru Dia, sifat alamiah saya yang jatuh semakin terungkap. Sebagai manusia yang telah jatuh, yang kekurangan unsur insani yang tepat, dan lebih-lebih sama sekali tidak memiliki unsur ilahi, bagaimana saya dapat meneladani manusia-Allah ini? Tuhan Yesus memiliki unsur ilahi dan unsur insani yang tepat. Walaupun Ia mengesampingkan rupa Allah, Ia tidak pernah mengesampingkan sifat Allah. Realitas, esens, dan substansi sifat ilahi tetap ada di dalam diri-Nya. Jadi, Dia adalah manusia yang penuh dengan unsur ilahi. Dia dapat melewati ketujuh tahap dari kerendahan-Nya itu. Namun, saya tidak dapat meniru Dia.

Lambat laun saya mulai mengerti, untuk mengikuti Tuhan Yesus menurut Filipi 2, kita perlu memiliki Allah yang beroperasi di batin. Kita tidak mungkin mengikuti teladan ilahi atau mencapai standar Allah dalam diri kita sendiri. Puji Tuhan, Allah sedang bekerja di dalam kita! Allah yang berinkarnasi dalam Tuhan Yesus ini sekarang ada di dalam kita. Allah ini adalah Allah yang tidak terbatas, Allah yang kekal, dan yang menciptakan alam semesta dengan firman-Nya. Melalui inkarnasi, Allah yang kekal ini datang dan hidup di dalam Tuhan Yesus. Ia menjadikan Yesus sebuah teladan dan meninggikan Dia menurut standar ilahi. Sekarang, Allah yang sama ini sedang beroperasi di dalam kita. Kali pertama saya menyadari hal ini, saya sangat bersukacita. Karena Allah beroperasi di dalam saya, maka saya sekarang adalah manusia-Allah. Semua orang Kristen yang sejati perlu nampak hal ini: sebagai orang Kristen, kita adalah manusia-manusia-Allah! Kita tidak perlu lagi hidup menurut sifat insani kita yang telah jatuh, karena Allah sekarang sedang beroperasi di dalam kita. Haleluya, karena Allah berhuni di dalam kita dan beroperasi di dalam kita, maka kita adalah manusia-manusia-Allah! Operasi batini dari Allah ini merupakan aspek kedua dari persediaan yang ilahi dan kaya bagi keselamatan yang konstan.

Aspek ketiga ialah kita adalah anak-anak Allah (2:15). Karena kita telah menyiarkan kebenaran ini, ada orang yang menuduh kita dengan khilaf, yaitu menuduh kita memberitakan ajaran evolusi ke dalam Allah. Kita sama sekali tidak mengajarkan ajaran evolusi ke dalam Allah. Berdasarkan Alkitab, kita bersaksi bahwa sebagai anak-anak Allah, kita telah dilahirkan oleh Allah. Sebagaimana keturunan anjing memiliki hayat dan sifat anjing, dan seorang anak manusia memiliki hayat dan sifat orang tuanya, demikian pula sebagai anak-anak Allah, kita semua memiliki hayat dan sifat Allah; demikianlah faktanya.

Jika kita bukan anak-anak Allah yang memiliki hayat dan sifat ilahi, kita tidak dapat memahami operasi Allah di dalam kita atau bekerja sama dengannya. Paulus berkata, “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia” (1 Kor. 6:17). Setelah Allah kita datang melalui inkarnasi, hidup di bumi untuk mendirikan satu teladan keselamatan, tersalib, dibangkitkan, dan ditinggikan menurut standar ilahi, Ia menjadi Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45). Sebagai Roh yang demikian, Ia telah masuk ke dalam kita dan kini tinggal di dalam kita selaku Allah almuhit yang telah melalui proses. Operasi-Nya di batin kita berdasar pada fakta bahwa Ia telah melahirkan kita kembali dan memasukkan hayat dan sifat ilahi-Nya ke dalam kita. Ini adalah keajaiban terbesar dalam alam semesta! Setelah mendirikan teladan dan standar, Allah lalu menaruh hayat dan sifat-Nya ke dalam kita. Sekarang, Ia sedang bergerak, beroperasi, dan memberikan energi melalui hayat dan sifat ilahi-Nya sesuai dengan teladan dan standar itu. Bila kita berseru kepada Tuhan atau berdoa kepada Bapa, kita akan mengalami operasi yang batini ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 49

No comments: