Pembacaan Alkitab: Rm. 1:4, 20; 8:11
Ketika kita mengambil bagian dalam penderitaan Kristus bagi Tubuh, kita
akan diserupakan dengan kematian-Nya. Ketika Tuhan berada di bumi, Ia mati
terhadap setiap perkara yang di luar Allah, termasuk keluarga dan kerabat-Nya.
Tuhan menempuh kehidupan yang tersalib. Ia terus-menerus mematikan hayat
alamiah-Nya. Dengan menempuh kehidupan yang tersalib sedemikian, Ia hidup
terhadap Allah dan memperhidupkan Allah.
Bila kita rela menderita bagi Kristus dan Tubuh-Nya, kita pun
akan mati terhadap setiap perkara yang di luar Allah, dan kita hanya hidup
terhadap Dia. Dengan demikian kita akan benar-benar menjadi serupa dengan Dia
dalam kematian-Nya, sebab kita akan mengambil bagian dalam kematian-Nya. Setiap
hari kita akan mengalami kuasa kebangkitan-Nya. Inilah cara untuk mengenal
Kristus dalam pengalaman kita. Dengan mengenal Kristus sedemikian, mengalami
Dia dalam kuasa kebangkitan-Nya, kita akan mendapatkan Dia.
Realitas kuasa kebangkitan Kristus ialah Roh itu. Roma 1:4
membuktikan fakta ini; ayat ini mengatakan bahwa Kristus “Menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara
orang mati bahwa Dialah Anak Allah yang berkuasa.” Selain itu, Roma 8:11
mengatakan, “Jika Roh Dia, yang telah
membangkitkan Yesus dari antara orang mati, tinggal di dalam kamu, maka Ia,
yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan
menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya yang tinggal di dalam
kamu.” Kedua ayat ini menunjukkan bahwa Roh itu adalah realitas kuasa kebangkitan
Kristus. Sebenarnya, Kristus sendiri adalah kuasa kebangkitan-Nya, dan Roh itu
adalah Kristus di dalam kebangkitan. Kita harus mengalami kuasa ini agar kita
bisa mendapatkan Kristus.
Kuasa kebangkitan Kristus berbeda dengan kuasa-Nya yang
dinyatakan dalam penciptaan. Penciptaan mempersaksikan bahwa Allah itu penuh
kuasa, “Sebab sifat-sifat-Nya yang tidak
tampak, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat tampak dan
dipahami dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat
berdalih” (Rm. 1:20). Namun, apa yang kita alami untuk Tubuh bukanlah kuasa
penciptaan Allah, melainkan kuasa kebangkitan Kristus. Kuasa kebangkitan bukan
suatu kekuatan jasmani yang di luar, melainkan kekuatan batini yang di dalam.
Kuasa ini adalah kuasa hayat. Jika kita ingin mendapatkan Kristus, haruslah
kita mengalami kekuatan yang batini ini. Semakin kita mengalami kuasa
kebangkitan Kristus, kita akan semakin mendapatkan Dia. Jadi, kita mendapatkan
Dia melalui mengalami kuasa kebangkitan-Nya.
Untuk menampilkan kuasa kebangkitan-Nya yang batini,
pertama-tama Dia menjadi seorang manusia, kemudian mati dan mengunjungi alam
maut, yaitu alam lingkungan orang mati. Melalui kebangkitan-Nya, kekuatan
batini di dalam-Nya itu dimanifestasikan. Para malaikat tidak dapat mengalami
kuasa ini. Tetapi kita, umat manusia yang berdarah daging, dapat
mengalaminya, bila kita mengambil bagian dalam penderitaan Kristus dan
diserupakan dengan kematian-Nya.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 52
No comments:
Post a Comment