Hitstat

17 February 2014

Filipi - Minggu 26 Senin



Pembacaan Alkitab: Flp. 3:7-9


Dalam Filipi 3:8 Paulus mengatakan tentang kemustikaan pengenalan akan Kristus Yesus”. Kemustikaan pengenalan akan Kristus bukan mengacu kepada pengenalan Kristus, melainkan mengacu kepada pengenalan kita akan Kristus. Inilah pengenalan yang olehnya kita mengetahui bagaimana sebenarnya diri Kristus itu. Pengenalan semacam ini adalah mustika.

Paulus mendapatkan kemustikaan pengenalan akan Kristus melalui wahyu. Ketika ia berada dalam agama Yahudi, ia berada di bawah hukum Taurat. Penglihatan dan pikirannya diduduki oleh hukum Taurat. Paulus dengan tekun menuntut pengenalan akan hukum Taurat. Baginya pengenalan akan hukum Taurat sangatlah mustika, sehingga ia rela berkorban untuknya. Namun pada suatu hari, dalam perjalanan menuju Damsyik, Tuhan mencelikkan matanya sehingga ia melihat ekonomi Allah mengenai Kristus. Sejak saat itu, Paulus berpaling dari pengenalan akan hukum Taurat kepada pengenalan yang mustika akan Kristus.

Karena kemustikaan pengenalan ini, maka Paulus rela menderita rugi atas segala sesuatu dan menganggap semuanya sampah. Dengan perkataan lain, setelah ia melihat wahyu tentang Kristus, segala yang lainnya menjadi sampah, barang rongsokan, atau kotoran. Mengapa Paulus menganggap segalanya rugi? Tidak lain karena kemustikaan pengenalan atas Kristus yang alwasi dan almuhit. Selain itu, ia rela menganggap segala perkara rugi demi mendapatkan Kristus.

Memiliki wahyu mengenai Kristus tidak berarti kita sudah mendapatkan Kristus. Setelah melihat wahyu, Paulus perlu menuntut demi mendapatkan Kristus. Demikian pula, mungkin kita telah memiliki kemustikaan pengenalan akan Kristus, namun Kristus belum menjadi milik kita dalam pengalaman. Karena itu, seperti halnya Paulus, kita perlu menuntut Kristus agar kita mendapatkan Dia.

Pada akhir ayat 8 Paulus menyinggung tentang mendapatkan Kristus, dan dalam ayat 9 ia mengatakan tentang ditemukan di dalam Dia. Ini merupakan dua aspek dari satu perkara. Paulus damba untuk mendapatkan Kristus dan ditemukan di dalam Dia. Memiliki kemustikaan pengenalan atas Kristus adalah satu perkara, tetapi mendapatkan Kristus dan ditemukan di dalam Dia adalah perkara lain. Walaupun boleh jadi saya telah melihat wahyu tentang kealwasian dan kealmuhitan Kristus, tetapi saya masih ditemukan dalam etika, budaya atau kelakuan baik, bukan di dalam Kristus. Jika seseorang mengunjungi Anda di rumah Anda, apakah Anda ditemukannya di dalam Kristus? Mungkin Anda bisa menyatakan, “Haleluya, aku ada di dalam Kristus! Aku telah dipindahkan dari Adam ke dalam Kristus.” Tetapi, itu mungkin hanya satu pernyataan semata, bukan satu fakta dari pengalaman yang sebenarnya.

Kebanyakan kita ditemukan di dalam kebudayaan kita, dalam agama buatan kita, dan dalam filsafat ciptaan kita sendiri. Mungkin kita menetapkan satu kaidah bagi diri kita sendiri dalam kehidupan pernikahan atau hidup gereja. Karena itu, orang lain tidak menemukan kita di dalam Kristus, melainkan dalam diri kita sendiri untuk kehidupan pernikahan maupun hidup gereja. Kaidah tersebut merupakan sumber banyaknya sungut-sungut, perbantahan, dan kritik. Kita mungkin juga menggunakan kaidah tersebut sebagai patokan untuk mengukur orang lain. Oh, penting sekali setelah kita memiliki kemustikaan pengenalan akan Kristus, kita juga mendapatkan Dia dan ditemukan di dalam Dia!


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 51

No comments: