Pembacaan Alkitab: Flp. 3:7-9
Kita telah menunjukkan bahwa untuk dapat ditemukan di dalam
Kristus ada suatu syarat atau permintaan. Syarat ini ialah kita tidak memiliki
kebenaran kita sendiri yang berasal dari hukum Taurat, melainkan kebenaran yang
berasal dari Allah berdasarkan iman. Adakalanya kita seolah-olah ditemukan di
dalam Kristus, namun pada saat itu tidak ada realitas kecuali kita memenuhi
syarat memiliki kebenaran Allah melalui iman Kristus. Saya ulangi, kita harus
ditemukan di dalam Kristus dalam kebenaran Allah melalui iman Kristus. Frase
“dalam kebenaran Allah” yang dipakai dalam judul berita ini ditujukan kepada
fakta bahwa ini adalah syarat ditemukannya kita di dalam Kristus dalam
realitas. Jadi, aspek yang terpenting dari syarat ini ialah kebenaran Allah.
Dalam butir ini saya ingin menampilkan sebuah penjelasan atau
tafsiran baru atas kebenaran yang tercantum dalam 3:9. Dalam ayat ini kebenaran
mengacu kepada kehidupan sehari-hari yang benar terhadap Allah maupun manusia.
Ketika Paulus mengisahkan masa lampaunya dalam 3:6, ia berkata bahwa “tentang kebenaran dalam menaati hukum
Taurat”, ia tidak bercacat. Sebelum ia dipindahkan ke dalam Kristus, ia
adalah seorang Farisi yang tidak bercacat dalam hukum Taurat. Paulus mengira
dirinya benar dalam kehidupan setiap hari, baik terhadap Allah maupun manusia.
Sebenarnya, dia sama sekali tidak benar di hadapan
Allah. Kebenaran yang menunjukkan suatu kehidupan yang sungguh-sungguh
benar terhadap Allah dan manusia adalah kebenaran yang berasal dari Allah.
Ungkapan “kebenaran Allah” tidak hanya berarti kebenaran yang dimiliki Allah
sendiri; tetapi juga berarti kebenaran ini adalah Allah sendiri. Sebagai
contoh, istilah hayat Allah, terang Allah, dan kasih Allah tidak hanya berarti
bahwa hayat, terang, dan kasih adalah milik Allah. Hayat Allah adalah Allah
sendiri. Demikian pula terang dan kasih Allah. Allah sendirilah terang dan
kasih itu. Pada dasarnya, kebenaran Allah pun demikian. Sebagaimana hayat dan
terang Allah adalah Allah sendiri, maka kebenaran juga adalah diri Allah
sendiri. Karena itu, kehidupan yang benar terhadap Allah dan manusia seharusnya
adalah Allah sebagai ekspresi dalam kehidupan sehari-hari kita, dan Allah
sendiri diperhidupkan melalui kita.
Ini akan menjadi lebih jelas bila kita membahas apa artinya kita
mengatakan kebenaran kita sendiri. Kebenaran kita sendiri adalah ekspresi diri
kita sendiri, yaitu ekspresi “aku” kita. Kebenaran saya tidak lain hanyalah
tertampilnya saya. Tetapi kebenaran Allah ialah Allah diperhidupkan dari diri
kita, yakni Allah menjadi kehidupan dan ekspresi kita sehari-hari. Ketika kita
mengasihi orang lain, kasih kita adalah ekspresi Allah. Selain itu, kerendahan
hati kita bukan kerendahan hati yang etis semata, tetapi juga kerendahan hati
yang ilahi, yakni Allah sendiri yang diperhidupkan dari diri kita. Jika kita
ingin ditemukan di dalam Kristus, wajiblah kita berada dalam kondisi di mana
Allah terekspresi melalui kita dan menjadi kehidupan sehari-hari kita.
Bagaimana kebenaran Allah dapat menjadi kehidupan sehari-hari
kita? Hal ini hanya dapat terjadi melalui iman Kristus. Sebagaimana kebenaran
Allah adalah Allah itu sendiri, maka iman Kristus adalah Kristus itu sendiri.
Iman Kristus bukanlah sesuatu milik Kristus, melainkan Kristus itu sendiri.
Hanya melalui mendengarkan firmanlah baru iman Kristus dapat menjadi iman kita.
Melalui firman, unsur Kristus masuk ke dalam kita. Dalam waktu yang sama, kita
mengalami fungsi Roh itu. Hasil infusi dan fungsi ini ialah iman yang
mendatangkan kesatuan organik antara kita dengan Allah Tritunggal. Iman yang
benar-benar adalah Kristus sendiri ini membuat kita bersatu dengan Allah secara
organik. Dalam kesatuan yang organik ini kita dan Allah adalah satu roh. Kita
hidup, Allah juga hidup di dalam kita. Allah hidup, kita juga hidup di dalam
Dia.
No comments:
Post a Comment