Pembacaan
Alkitab: Kol. 2:16-19
Kolose 2:18-19 menyatakan, “Janganlah kamu biarkan
pahalamu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah
kepada malaikat, serta mengagung-agungkan penglihatan-penglihatan dan tanpa
alasan membesar-besarkan diri oleh pikiran daging, sedang ia tidak berpegang
teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh yang ditopang dan diikat menjadi
satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, bertumbuh dengan pertumbuhan Allah” (Tl.).
Jika kita tidak berpegang teguh kepada Kepala, melainkan bersandar pada halhal
yang telah kita lihat, kita akan digagalkan dari pahala kita, yaitu kenikmatan
atas Kristus. Jangan biarkan diri kita digagalkan oleh siapa pun yang bersandar
pada hal-hal yang telah ia lihat dan tidak berpegang teguh kepada Kepala.
Begitu kita tidak berpegang teguh kepada Kepala, kita sudah digagalkan dari
pahala kita.
Untuk mengerti dengan tepat apa artinya berpegang
teguh kepada Kepala, kita perlu membaca Kolose 2:16-17, di mana Paulus
mewahyukan bahwa Kristus adalah wujud, substansi, realitas dari semua bayangan.
Makanan, minuman, hari Sabat, bulan baru, dan hari-hari raya, adalah bayangan dari
hal-hal yang akan datang, sedang wujud atau realitasnya ialah Kristus.
Berdasarkan fakta ini, Paulus memperingatkan kita agar jangan membiarkan siapa
pun dengan sengaja menggagalkan pahala kita. Peringatannya dalam Kolose 2:18-19
adalah berdasar pada fakta yang diwahyukan dalam ayat 16-17, bahwa Kristus
adalah realitas segala hal yang positif. Orang-orang yang ingin menggagalkan
kita adalah mereka yang bersandar pada hal-hal yang telah mereka lihat dan yang
tidak berpegang teguh kepada Kepala. Jadi, di antara Kristus sebagai wujud
semua bayangan dan berpegang teguh kepada Kepala terdapat suatu hubungan.
Dengan kata lain, Kristus yang menjadi realitas segala hal positif adalah Dia
yang menjadi Kepala Tubuh. Jika kita ingin tahu apa artinya berpegang teguh
kepada Kepala, kita harus tahu apa itu menikmati Kristus sebagai realitas
segala hal yang positif. Tanpa menikmati Kristus sedemikian rupa, kita tidak
dapat benar-benar berpegang teguh kepada Dia sebagai Kepala. Dengan latar
belakang ini, kita sekarang dapat mengatakan bahwa berpegang teguh kepada
Kepala tidak lain berarti menikmati Kristus sebagai realitas segala hal yang
positif.
Kehidupan orang Kristen yang sejati merupakan suatu
kehidupan yang menikmati Kristus. Kita perlu menikmati Tuhan sepanjang hari.
Kita telah nampak bahwa dalam membicarakan soal makan, minum, hari Sabat, bulan
baru, dan hari raya, Paulus mengacu kepada hal-hal kenikmatan tiap hari, tiap
pekan, tiap bulan, dan tiap tahun. Sebenarnya, kita makan dan minum beberapa
kali dalam sehari. Dalam ilustrasi yang dipakai Paulus dalam Kolose 2:16, ia
membahas seluruh masa kenikmatan atas Kristus, yaitu dari tiap jam hingga tiap
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kita harus menikmati Kristus secara
terus-menerus. Ketika saya minum segelas air, saya harus ingat untuk meminum
Kristus. Ketika saya memakan makanan, saya harus menikmati Kristus sebagai
makanan yang sejati. Setiap kali kita menikmati Kristus sedemikian rupa, kita
dengan otomatis berpegang teguh kepada Kristus sebagai Kepala. Jadi, cara yang
terbaik untuk berpegang teguh kepada Kepala ialah menikmati Dia. Tidak ada cara
yang lebih baik untuk berpegang teguh kepada Kristus selain memakan Dia.
Seperti halnya kita memegang makanan melalui menerimanya ke dalam kita dan
memakannya, kita pun berpegang kepada Kristus melalui memakan Dia.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 56
No comments:
Post a Comment