Hitstat

09 October 2014

Kolose - Minggu 28 Kamis



Pembacaan Alkitab: Kol. 2:16-19


Kolose 2:18-19 menyatakan, “Janganlah kamu biarkan pahalamu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta mengagung-agungkan penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikiran daging, sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh yang ditopang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, bertumbuh dengan pertumbuhan Allah” (Tl.). Jika kita tidak berpegang teguh kepada Kepala, melainkan bersandar pada halhal yang telah kita lihat, kita akan digagalkan dari pahala kita, yaitu kenikmatan atas Kristus. Jangan biarkan diri kita digagalkan oleh siapa pun yang bersandar pada hal-hal yang telah ia lihat dan tidak berpegang teguh kepada Kepala. Begitu kita tidak berpegang teguh kepada Kepala, kita sudah digagalkan dari pahala kita.

Untuk mengerti dengan tepat apa artinya berpegang teguh kepada Kepala, kita perlu membaca Kolose 2:16-17, di mana Paulus mewahyukan bahwa Kristus adalah wujud, substansi, realitas dari semua bayangan. Makanan, minuman, hari Sabat, bulan baru, dan hari-hari raya, adalah bayangan dari hal-hal yang akan datang, sedang wujud atau realitasnya ialah Kristus. Berdasarkan fakta ini, Paulus memperingatkan kita agar jangan membiarkan siapa pun dengan sengaja menggagalkan pahala kita. Peringatannya dalam Kolose 2:18-19 adalah berdasar pada fakta yang diwahyukan dalam ayat 16-17, bahwa Kristus adalah realitas segala hal yang positif. Orang-orang yang ingin menggagalkan kita adalah mereka yang bersandar pada hal-hal yang telah mereka lihat dan yang tidak berpegang teguh kepada Kepala. Jadi, di antara Kristus sebagai wujud semua bayangan dan berpegang teguh kepada Kepala terdapat suatu hubungan. Dengan kata lain, Kristus yang menjadi realitas segala hal positif adalah Dia yang menjadi Kepala Tubuh. Jika kita ingin tahu apa artinya berpegang teguh kepada Kepala, kita harus tahu apa itu menikmati Kristus sebagai realitas segala hal yang positif. Tanpa menikmati Kristus sedemikian rupa, kita tidak dapat benar-benar berpegang teguh kepada Dia sebagai Kepala. Dengan latar belakang ini, kita sekarang dapat mengatakan bahwa berpegang teguh kepada Kepala tidak lain berarti menikmati Kristus sebagai realitas segala hal yang positif.

Kehidupan orang Kristen yang sejati merupakan suatu kehidupan yang menikmati Kristus. Kita perlu menikmati Tuhan sepanjang hari. Kita telah nampak bahwa dalam membicarakan soal makan, minum, hari Sabat, bulan baru, dan hari raya, Paulus mengacu kepada hal-hal kenikmatan tiap hari, tiap pekan, tiap bulan, dan tiap tahun. Sebenarnya, kita makan dan minum beberapa kali dalam sehari. Dalam ilustrasi yang dipakai Paulus dalam Kolose 2:16, ia membahas seluruh masa kenikmatan atas Kristus, yaitu dari tiap jam hingga tiap tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kita harus menikmati Kristus secara terus-menerus. Ketika saya minum segelas air, saya harus ingat untuk meminum Kristus. Ketika saya memakan makanan, saya harus menikmati Kristus sebagai makanan yang sejati. Setiap kali kita menikmati Kristus sedemikian rupa, kita dengan otomatis berpegang teguh kepada Kristus sebagai Kepala. Jadi, cara yang terbaik untuk berpegang teguh kepada Kepala ialah menikmati Dia. Tidak ada cara yang lebih baik untuk berpegang teguh kepada Kristus selain memakan Dia. Seperti halnya kita memegang makanan melalui menerimanya ke dalam kita dan memakannya, kita pun berpegang kepada Kristus melalui memakan Dia.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 56

No comments: