Pembacaan
Alkitab: Kol. 4:2; Mat. 26:41
Dalam Kolose 2:20 Paulus mengatakan, “Apabila kamu
telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari unsur-unsur dunia,
mengapa kamu menaklukkan dirimu pada berbagai peraturan, seolah-olah kamu masih
hidup di dunia?” Karena kita telah mati bersama Kristus, kita tidak seharusnya
hidup dalam ketaklukan kepada peraturan-peraturan. Adalah satu fakta bahwa kita
telah mati bersama Kristus. Tetapi walau Kristus telah mati lebih dari seribu
sembilan ratus tahun yang lampau, partisipasi kita dalam kematian ini terjadi
dari waktu ke waktu pada masa kini ketika kita menikmati Kristus, berpegang
teguh kepada-Nya sebagai Kepala. Pengalaman kita atas penyaliban Kristus bukan
sekali untuk selama-lamanya. Sebaliknya, itu merupakan perkara dari saat ke
saat. Boleh jadi kemarin malam Anda mengalami penyaliban Kristus, tetapi hari
ini Anda tidak senang terhadap suami atau istri Anda; Anda sengaja turun dari
salib untuk berdebat dan membenarkan diri. Anda telah terhasut dan tidak tahan
lagi untuk tetap tenang. Kemarin malam Anda memang telah mati bersama Kristus,
tetapi sekarang Anda sangat hidup dalam diri sendiri. Dalam sebuah kidungnya,
A. B. Simpson mengatakan, “Mati serta-Nya sungguhlah nyaman” (Kidung no. 365).
Kemarin malam, Anda sangat nyaman, tetapi sekarang Anda tidak mau menetap dalam
kematian Kristus. Ini menunjukkan bahwa ketika kita tidak berada dalam roh,
kita juga tidak berada dalam pengalaman mati bersama Kristus. Tetapi, bila kita
berada dalam roh, kita telah mati bersama Kristus. Begitu kita tidak berada
dalam roh, kita berada dalam diri sendiri, hidup menurut hayat alamiah kita.
Dari pengalaman kita tahu, bila kita berpegang teguh kepada Kristus sebagai
Kepala dalam roh, kita akan memiliki pengalaman telah tersalib bersama Dia.
Pada saat-saat yang demikian, kita dapat mengumumkan kepada semua orang, bahkan
kepada setan, bahwa kita telah mati bersama Kristus.
Menurut Kolose 2:20, kita telah mati bersama
Kristus dari unsur-unsur dunia. Unsur-unsur dunia adalah asas-asas dasar dari
agama dan filsafat. Baik kaum beriman Yahudi maupun Yunani mencoba memasukkan
unsur-unsur dunia ke dalam hidup gereja. Kita juga mungkin takluk kepada
unsur-unsur itu. Dengan tanda sadar, kita mungkin berada di bawah pengaruh
latar belakang agama kita. Asas-asas dasar yang kita warisi dari agama adalah
unsur-unsur dunia.
Bila kita berpegang teguh kepada Kepala melalui
menetap di dalam roh kita, kita akan menyerap semua unsur yang kaya dari Roh
majemuk itu. Satu di antara unsur-unsur ini ialah kita disalibkan bersama
Kristus. Hanya di dalam roh baru kita benar-benar bebas dari unsur-unsur dunia.
Hanya ketika kita di dalam rohlah baru kita dapat mengumumkan bahwa kita tidak
bersangkut-paut dengan agama, filsafat, budaya, atau kebajikan alamiah. Bila
kita berada dalam roh, kita dapat membenci semuanya itu, sebab kita mengenal
dan mengakui bahwa semua itu duniawi dan bukan berasal dari Kristus. Tidak ada
jalan untuk mengesampingkan unsur-unsur dunia selain kita berada di dalam roh.
Jika kita mencoba untuk melakukan ini di luar roh, usaha kita akan sia-sia.
Tetapi bila kita tinggal di dalam roh melalui berjaga-jaga dan berdoa, kita
akan memiliki pengalaman mati bersama Kristus terhadap unsur-unsur dunia.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 57
No comments:
Post a Comment