Pembacaan
Alkitab: Kol. 3:5-11
Kita perlu menaruh perhatian khusus pada masalah
“hayat” dalam Kolose 3:4. Paulus mengatakan bahwa Kristus adalah hayat (hidup
LAI) kita. Tidak ada apa pun yang lebih intim dengan kita daripada hayat kita.
Sebenarnya hayat kita adalah kita sendiri. Kalau kita tidak mempunyai hayat,
kita akan berhenti hidup. Mengatakan Kristus menjadi hayat kita berarti Kristus
menjadi kita. Jika Kristus tidak menjadi kita, bagaimana Dia menjadi hayat
kita? Hayat kita tidak dapat dipisahkan dengan persona kita. Karena Kristus
adalah hayat kita, Ia tidak dapat dipisahkan dari kita. Karena hayat kita
adalah diri kita sendiri dan karena Kristus adalah hayat kita, boleh kita
katakan Kristus telah menjadi kita. Namun, berkata demikian bukan berarti kita
membuat diri kita menjadi Allah atau mengajarkan teori “evolusi ke dalam
Allah”.
Dalam Kolose 3:10-11 Paulus melanjutkan pembicaraan
tentang manusia baru. Manusia baru berasal dari Kristus sebagai rahasia Allah
untuk kita nikmati. Ketika kita menikmati Kristus sebagai rahasia Allah,
perwujudan Allah, dan realitas segala hal positif, maka hasil yang pertama
ialah Tubuh Kristus. Kemudian kita mengenal dan mengalami Kristus sebagai hayat
kita, dan kita hidup bersama Dia. Akhirnya, muncullah satu manusia korporat,
yakni manusia baru.
Akhir-akhir ini ada saudara-saudara dari lima puluh
lebih gereja lokal yang berhimpun bersama untuk bersekutu. Sewaktu kita
bersidang bersama, saya memiliki perasaan bahwa kita adalah satu manusia baru,
bukan satu masyarakat atau organisasi. Kita mengakui bahwa kita masih sangat
kurang akan Kristus dalam pengalaman kita. Tetapi dengan Kristus yang kita
miliki ini, sudahlah memungkinkan kita untuk menikmati manusia baru dengan
baik. Kita memiliki pengalaman yang serupa ketika saudara-saudara dari berbagai
negara berhimpun bersama. Sekalipun kita berbicara dengan bahasa yang
berbeda-beda dan memerlukan penerjemah agar dapat berkomunikasi, kita tetap
merasa bahwa kita adalah satu manusia baru. Menurut pengalaman kita atas
Kristus saat ini, kita pun mempunyai sedikit pengertian terhadap manusia baru
yang korporat. Manusia baru ini adalah hasil dari pengalaman kita atas Kristus
sebagai realitas segala hal yang positif, perwujudan Allah, dan rahasia Allah.
Jika di antara kita ada orang yang tidak mempunyai pengalaman atas Kristus dan
tanpa kenikmatan atas Kristus, mereka akan menjadi penghambat bagi persekutuan
kita. Akan tetapi, kita semua mempunyai sedikit kenikmatan atas Kristus. Bahasa
kita boleh jadi berlainan, tetapi kenikmatan kita sama. Kenikmatan yang sedemikianlah
yang memungkinkan kita memahami satu sama lain dan mengalami satu manusia baru.
Kenikmatan atas Kristus menghasilkan manusia baru.
Dalam Kolose 2 dan 3 kita mempunyai Kristus sebagai
rahasia Allah. Kristus ini menjadi kenikmatan kita, dan kenikmatan ini
pertama-tama menghasilkan Tubuh dan kemudian menghasilkan manusia baru. Urutan
di sini sesuai dengan pengalaman kita. Bila kita menikmati Kristus sebagai
realitas segala hal yang positif, kita akan memiliki perasaan Tubuh. Ini
menunjukkan bahwa kenikmatan atas Kristus menghasilkan Tubuh Kristus. Kemudian,
ketika kita maju terus mengalami Kristus sebagai hayat kita dan memiliki satu
kehidupan, satu nasib, dan satu kemuliaan dengan Dia, hasilnya tidak saja
gereja sebagai Tubuh Kristus, tetapi juga gereja sebagai manusia baru. Saya
ulangi, ketika kita mengalami Kristus sebagai realitas segala kebutuhan
sehari-hari kita, hasilnya ialah kehidupan Tubuh. Tetapi, ketika kita mengalami
Kristus sebagai hayat kita, hasilnya ialah satu manusia baru.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 60
No comments:
Post a Comment