Pembacaan
Alkitab: Kol. 3:5-11
Yang kita pikirkan dari hari ke hari menunjukkan
apakah pikiran kita. Pada saat Paulus menulis Kitab Kolose, para penganut agama
Yahudi memikirkan agama mereka, para pengikut Gnostik memikirkan filsafat
mereka. Namun, kita tidak seharusnya memikirkan agama, filsafat, atau
kebudayaan, melainkan memikirkan Kristus dan ministri surgawi-Nya. Semakin kita
memikirkan hal-hal yang di atas — Kristus dan ministri surgawi-Nya, unsur-unsur
ilahi dalam roh kita semakin menjenuhi jiwa kita dan memperbaruinya. Semua yang
berada dalam roh kita akan beroleh jalan bebas untuk meluas ke seluruh manusia
batiniah kita. Melalui penjenuhan dan penyebaran demikianlah jiwa kita
diperbarui.
Janganlah memperhatikan hal-hal yang di bumi,
seperti agama, filsafat, etika, atau kebudayaan. Hal-hal itu memang dibutuhkan
oleh masyarakat dan berfaedah dalam masyarakat. Tetapi, hal-hal itu merupakan
hambatan terhadap ekonomi Allah, dan merupakan gangguan terhadap
penggenapannya. Dalam ekonomi Allah tidak dibutuhkan agama, filsafat, atau kebudayaan.
Ekonomi Allah adalah penyaluran diri-Nya sendiri ke dalam kita. Asal kita dalam
pemulihan Tuhan memiliki penyaluran Allah, kita tidak perlu agama atau
kebudayaan. Seperti halnya mereka dalam Yerusalem Baru tidak memerlukan terang
alamiah atau terang buatan manusia, kita dalam gereja hari ini tidak memerlukan
agama atau kebudayaan.
Menurut 3:10, manusia baru terus-menerus diperbarui
“untuk memperoleh pengetahuan yang penuh” (Tl.). (Kata “untuk memperoleh”
menurut bahasa aslinya lebih tepat diterjemahkan “kepada”. Red.). Ada
terjemahan yang menerjemahkan “dalam pengetahuan yang penuh”, bukan “kepada
pengetahuan penuh”. Tetapi, preposisi bahasa Yunani ini seharusnya
diterjemahkan “kepada”. Terjemahan ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang penuh
merupakan hasil atau akibat pembaruan, bukan alat atau perantara pembaruan.
Sebagai contoh, anak-anak bertumbuh kepada pengetahuan, mereka bukan bertumbuh
melalui pengetahuan. Semakin bertumbuh, anak-anak akan semakin tahu banyak.
Namun, tidak benarlah kalau kita mengatakan semakin mereka mengetahui, mereka
akan semakin bertumbuh. Jika orang tua memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak mereka, mereka akan nampak bahwa anak-anak itu bukan
bertumbuh melalui pengetahuan. Sebaliknya, mereka bertumbuh kepada pengetahuan,
mereka bertambah pengetahuannya ketika mereka bertumbuh dan berkembang.
Prinsip pertumbuhan kepada pengetahuan ini berlaku
pula dalam kehidupan rohani kita. Jika kita mencari hal-hal yang di bumi, bukan
yang di atas, kita tidak akan mengalami pembaruan manusia baru. Ini berarti
kita tidak dapat mengalami pertumbuhan manusia baru. Selama kita masih mencari
hal-hal yang di bumi, pertumbuhan manusia baru akan luar biasa sulitnya. Tetapi
bila kita mencari halhal yang di atas, manusia baru ini akan bertumbuh di batin
kita. Hasil dari pertumbuhan ini ialah memiliki pengetahuan yang penuh. Jadi,
pertumbuhan manusia baru adalah kepada pengetahuan yang penuh. Beberapa tahun
yang lalu, manusia baru dalam batin Anda tidak seberapa bertumbuh. Hal itu menyebabkan
Anda sukar mengetahui hal-hal rohani. Tetapi sekarang manusia baru telah
bertumbuh di batin Anda, sehingga Anda lebih mudah memahami hal-hal rohani. Ini
menunjukkan pertumbuhan menghasilkan pengetahuan. Itulah sebabnya Paulus
mengatakan bahwa manusia baru terus-menerus diperbarui kepada pengetahuan yang
penuh.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 62
No comments:
Post a Comment