Hitstat

31 October 2014

Kolose - Minggu 31 Jumat



Pembacaan Alkitab: Kol. 3:5-11


Yang kita pikirkan dari hari ke hari menunjukkan apakah pikiran kita. Pada saat Paulus menulis Kitab Kolose, para penganut agama Yahudi memikirkan agama mereka, para pengikut Gnostik memikirkan filsafat mereka. Namun, kita tidak seharusnya memikirkan agama, filsafat, atau kebudayaan, melainkan memikirkan Kristus dan ministri surgawi-Nya. Semakin kita memikirkan hal-hal yang di atas — Kristus dan ministri surgawi-Nya, unsur-unsur ilahi dalam roh kita semakin menjenuhi jiwa kita dan memperbaruinya. Semua yang berada dalam roh kita akan beroleh jalan bebas untuk meluas ke seluruh manusia batiniah kita. Melalui penjenuhan dan penyebaran demikianlah jiwa kita diperbarui.

Janganlah memperhatikan hal-hal yang di bumi, seperti agama, filsafat, etika, atau kebudayaan. Hal-hal itu memang dibutuhkan oleh masyarakat dan berfaedah dalam masyarakat. Tetapi, hal-hal itu merupakan hambatan terhadap ekonomi Allah, dan merupakan gangguan terhadap penggenapannya. Dalam ekonomi Allah tidak dibutuhkan agama, filsafat, atau kebudayaan. Ekonomi Allah adalah penyaluran diri-Nya sendiri ke dalam kita. Asal kita dalam pemulihan Tuhan memiliki penyaluran Allah, kita tidak perlu agama atau kebudayaan. Seperti halnya mereka dalam Yerusalem Baru tidak memerlukan terang alamiah atau terang buatan manusia, kita dalam gereja hari ini tidak memerlukan agama atau kebudayaan.

Menurut 3:10, manusia baru terus-menerus diperbarui “untuk memperoleh pengetahuan yang penuh” (Tl.). (Kata “untuk memperoleh” menurut bahasa aslinya lebih tepat diterjemahkan “kepada”. Red.). Ada terjemahan yang menerjemahkan “dalam pengetahuan yang penuh”, bukan “kepada pengetahuan penuh”. Tetapi, preposisi bahasa Yunani ini seharusnya diterjemahkan “kepada”. Terjemahan ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang penuh merupakan hasil atau akibat pembaruan, bukan alat atau perantara pembaruan. Sebagai contoh, anak-anak bertumbuh kepada pengetahuan, mereka bukan bertumbuh melalui pengetahuan. Semakin bertumbuh, anak-anak akan semakin tahu banyak. Namun, tidak benarlah kalau kita mengatakan semakin mereka mengetahui, mereka akan semakin bertumbuh. Jika orang tua memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka, mereka akan nampak bahwa anak-anak itu bukan bertumbuh melalui pengetahuan. Sebaliknya, mereka bertumbuh kepada pengetahuan, mereka bertambah pengetahuannya ketika mereka bertumbuh dan berkembang.

Prinsip pertumbuhan kepada pengetahuan ini berlaku pula dalam kehidupan rohani kita. Jika kita mencari hal-hal yang di bumi, bukan yang di atas, kita tidak akan mengalami pembaruan manusia baru. Ini berarti kita tidak dapat mengalami pertumbuhan manusia baru. Selama kita masih mencari hal-hal yang di bumi, pertumbuhan manusia baru akan luar biasa sulitnya. Tetapi bila kita mencari halhal yang di atas, manusia baru ini akan bertumbuh di batin kita. Hasil dari pertumbuhan ini ialah memiliki pengetahuan yang penuh. Jadi, pertumbuhan manusia baru adalah kepada pengetahuan yang penuh. Beberapa tahun yang lalu, manusia baru dalam batin Anda tidak seberapa bertumbuh. Hal itu menyebabkan Anda sukar mengetahui hal-hal rohani. Tetapi sekarang manusia baru telah bertumbuh di batin Anda, sehingga Anda lebih mudah memahami hal-hal rohani. Ini menunjukkan pertumbuhan menghasilkan pengetahuan. Itulah sebabnya Paulus mengatakan bahwa manusia baru terus-menerus diperbarui kepada pengetahuan yang penuh.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 62

No comments: